Apel Ikada, Anies: DKI Satu-satunya Provinsi yang Peringati Secara Rutin
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan memimpin upacara dalam memperingati peristiwa bersejarah yang biasa disebut dengan Rapat Raksasa Ikada pada setiap 19 September. Dalam sambutannya, Anies menyampaikan bahwa yang harus diambil dari peristiwa itu adalah sebuah hikmah, apa yang sebenarnya terjadi di peristiwa Ikada.
"Perlu kita sadari bahwa peringatan rapat raksasa ini yang terjadi di lapangan ini diperingati setiap tahun dan Provinsi DKI Jakarta menjadi satu-satunya Provinsi yang memperingati peristiwa ini secara rutin," kata Anies saat menyampaikan sambutan di upacara Raksasa Ikada, di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Kami (19/9/2019).
Anies mengatakan, pada tahun 1945 penduduk Indonesia yang berkumpul di lapangan Ikada itu berjumlah tiga ratus ribu dari jumlah penduduk keseluruhan sebanyak empat ratus ribu orang. Namun bila dibandingkan dengan penduduk Indonesia sekarang yang berjumlah sepuluh juta tiga ratus ribu, maka tiga ratus ribu pada masa itu hanyalah tiga persennya saja dari jumlah penduduk Indonesia sekarang.
"Mereka berkumpul di lapangan ini belum ada Transjakarta untuk mobilisasi dan juga belum ada Wa Group untuk mengirimkan pesan agar orang berangkat kesini, belum ada telpon yang menjangkau semua penduduk dan sembilan puluh lima persen penduduk indonesia saat itu buta huruf," ucap Anies.
Anies menggaris bawahi, peristiwa ini muncul karena adanya kemauan bersama dari penduduk Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari cengkraman kolonial pada waktu itu.
"Sebulan sebelumnya ada kemerdekaan di deklarasikan, satu paragraf dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Dunia berkata itu adalah kemauan segelintir orang, segelintir elit," katanya.
Namun dengan rapat raksasa Ikada ini, kata Anies, ada pesan bahwa seluruh rakyat Indonesia menginginkan kemerdekaan. "Mereka mengirimkan pesan bahwa yang ungin merdeka bukan hanya kaum terdidik, tapi seluruh rakyat Indonesia menginginkan Kemerdekaan," pungkasnya.
"Perlu kita sadari bahwa peringatan rapat raksasa ini yang terjadi di lapangan ini diperingati setiap tahun dan Provinsi DKI Jakarta menjadi satu-satunya Provinsi yang memperingati peristiwa ini secara rutin," kata Anies saat menyampaikan sambutan di upacara Raksasa Ikada, di Lapangan Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Kami (19/9/2019).
Anies mengatakan, pada tahun 1945 penduduk Indonesia yang berkumpul di lapangan Ikada itu berjumlah tiga ratus ribu dari jumlah penduduk keseluruhan sebanyak empat ratus ribu orang. Namun bila dibandingkan dengan penduduk Indonesia sekarang yang berjumlah sepuluh juta tiga ratus ribu, maka tiga ratus ribu pada masa itu hanyalah tiga persennya saja dari jumlah penduduk Indonesia sekarang.
"Mereka berkumpul di lapangan ini belum ada Transjakarta untuk mobilisasi dan juga belum ada Wa Group untuk mengirimkan pesan agar orang berangkat kesini, belum ada telpon yang menjangkau semua penduduk dan sembilan puluh lima persen penduduk indonesia saat itu buta huruf," ucap Anies.
Anies menggaris bawahi, peristiwa ini muncul karena adanya kemauan bersama dari penduduk Indonesia untuk meraih kemerdekaan dari cengkraman kolonial pada waktu itu.
"Sebulan sebelumnya ada kemerdekaan di deklarasikan, satu paragraf dibacakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta. Dunia berkata itu adalah kemauan segelintir orang, segelintir elit," katanya.
Namun dengan rapat raksasa Ikada ini, kata Anies, ada pesan bahwa seluruh rakyat Indonesia menginginkan kemerdekaan. "Mereka mengirimkan pesan bahwa yang ungin merdeka bukan hanya kaum terdidik, tapi seluruh rakyat Indonesia menginginkan Kemerdekaan," pungkasnya.
(ysw)