Pemkot Depok Minta Pusat Bangun Flyover di Exit Toll
A
A
A
DEPOK - Wali Kota Depok Idris Abdul Somad menyambut baik rencana pengoperasian tol Cijago Seksi II. Menurut dia, usulan lainnya juga terkait dengan pembuatan manajemen rekayasa lalu lintas dan pemenuhan perlengkapan jalan yang dibutuhkan, termasuk membangun flyover atau underpass pada exit tol l Jalan Juanda dan Jalan Bungur serta exit tol l Kukusan untuk memperlancar lalu lintas. "Alhamdulillah pemerintah pusat menyambut baik usulan yang kita buat," sebutnya.
Dikatakannya, kehadiran tol harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan menjadi solusi serta memperlancar lalu lintas dengan waktu tempuh yang lebih singkat.
"Selain itu kami mengusulkan agar pemerintah pusat dapat memperhatikan on off ramp (pintu keluar tol). Jangan sampai titik-titik itu menjadi titik kemacetan baru yang dapat menimbulkan ketidakpuasan masyarakat dalam berlalu lintas," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dadang Wihana menambahkan pihaknya telah melakukan rapat dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Berdasarkan pertemuan tersebut, tol Cijago Seksi II direncanakan akan dibuka pada September 2019 ini. "BPTJ dan Dishub Depok akan membantu menyusun manajemen rekayasa lalu lintas dan terus berkoordinasi intensif dengan para pihak di bawah kendali BPTJ. Semoga kehadiran tol bisa membantu warga dalam beraktivitas," sebutnya.
Menurut Dadang, salah satu usulan Wali Kota Depok Mohammad Idris adalah membangun flyover atau underpass pada exit tol l Jalan Juanda dan exit tol l Kukusan. Selain itu pihaknya mengusulkan pembangunan overpass di sekitar Jalan Raya Margonda-Juanda serta pelebaran Jalan Bungur Raya, Kukusan. "Kita usulkan ada overpass di Jalan Juanda-Margonda, kemudian ada pelebaran di Jalan Bungur Raya sehingga crowded -nya lalu lintas itu bisa teratasi," ujar Dadang.
Selain itu Dadang mengusulkan penataan di Simpang Gong si Bolong, Beji, agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di exit to l l saat jam sibuk nantinya.
Saat uji coba tol Cijago Seksi II, lanjutnya, memang belum tampak adanya kepadatan kendaraan di exit tol l karena uji coba dilakukan bukan pada peak hour atau jam sibuk. "Tapi kalau nanti jam padat ketika beroperasi secara permanen, dengan kondisi sekarang pasti akan terjadi stagnasi," tuturnya.
Dadang menjelaskan, usulan itu akan disampaikan kepada Kementerian PUPR serta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dalam waktu dekat. Direktur Utama PT Trans Lingkar Kita Jaya (TLKJ) Hilman Muksin sebelumnya mengatakan secara kesiapan, tol Cijago Seksi II sudah sangat siap, bahkan telah dilakukan uji coba saat arus mudik Lebaran lalu. "Keseluruhan jalan tol sudah siap dan layak dilalui. Secara teknis TLKJ sudah siap untuk mengoperasikan," kata dia.
Tol Cijago merupakan bagian dari tol JORR 2 (Jakarta Outer Ring Road 2) yang melingkar dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng ke Cilincing sepanjang 111 km. Ruas tol JORR 2 lainnya adalah Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran (14,2 km), Kunciran-Serpong (11,1 km), Serpong-Cinere (10,1 km), Cimanggis-Cibitung (26,5 km), dan Cibitung-Cilincing (34 km).
Ruas tol Cijago memiliki panjang 14,64 km dan dibangun dalam tiga seksi. Seksi pertama untuk ruas Jagorawi-Jalan Raya Bogor sepanjang 3,7 km telah beroperasi sejak 2012. Seksi kedua dari Jalan Raya Bogor-Kukusan sepanjang 5,5 km. Adapun Seksi III Kukusan-Cinere sepanjang 5,44 km yang saat ini masih tahap pengerjaan.
Beroperasinya ruas tol Jalan Raya Bogor-Kukusan atau tol Cijago Seksi II ini diharapkan akan mengurai kemacetan yang kerap terjadi di jalan arteri nasional nontol seperti Jalan Margonda, Juanda, kawasan Kukusan, dan Jalan Raya Bogor menuju ke Jagorawi. (R Ratna Purnama)
Dikatakannya, kehadiran tol harus dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan menjadi solusi serta memperlancar lalu lintas dengan waktu tempuh yang lebih singkat.
"Selain itu kami mengusulkan agar pemerintah pusat dapat memperhatikan on off ramp (pintu keluar tol). Jangan sampai titik-titik itu menjadi titik kemacetan baru yang dapat menimbulkan ketidakpuasan masyarakat dalam berlalu lintas," ujarnya.
Kepala Dinas Perhubungan Kota Depok Dadang Wihana menambahkan pihaknya telah melakukan rapat dengan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ). Berdasarkan pertemuan tersebut, tol Cijago Seksi II direncanakan akan dibuka pada September 2019 ini. "BPTJ dan Dishub Depok akan membantu menyusun manajemen rekayasa lalu lintas dan terus berkoordinasi intensif dengan para pihak di bawah kendali BPTJ. Semoga kehadiran tol bisa membantu warga dalam beraktivitas," sebutnya.
Menurut Dadang, salah satu usulan Wali Kota Depok Mohammad Idris adalah membangun flyover atau underpass pada exit tol l Jalan Juanda dan exit tol l Kukusan. Selain itu pihaknya mengusulkan pembangunan overpass di sekitar Jalan Raya Margonda-Juanda serta pelebaran Jalan Bungur Raya, Kukusan. "Kita usulkan ada overpass di Jalan Juanda-Margonda, kemudian ada pelebaran di Jalan Bungur Raya sehingga crowded -nya lalu lintas itu bisa teratasi," ujar Dadang.
Selain itu Dadang mengusulkan penataan di Simpang Gong si Bolong, Beji, agar tidak terjadi penumpukan kendaraan di exit to l l saat jam sibuk nantinya.
Saat uji coba tol Cijago Seksi II, lanjutnya, memang belum tampak adanya kepadatan kendaraan di exit tol l karena uji coba dilakukan bukan pada peak hour atau jam sibuk. "Tapi kalau nanti jam padat ketika beroperasi secara permanen, dengan kondisi sekarang pasti akan terjadi stagnasi," tuturnya.
Dadang menjelaskan, usulan itu akan disampaikan kepada Kementerian PUPR serta Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dalam waktu dekat. Direktur Utama PT Trans Lingkar Kita Jaya (TLKJ) Hilman Muksin sebelumnya mengatakan secara kesiapan, tol Cijago Seksi II sudah sangat siap, bahkan telah dilakukan uji coba saat arus mudik Lebaran lalu. "Keseluruhan jalan tol sudah siap dan layak dilalui. Secara teknis TLKJ sudah siap untuk mengoperasikan," kata dia.
Tol Cijago merupakan bagian dari tol JORR 2 (Jakarta Outer Ring Road 2) yang melingkar dari Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng ke Cilincing sepanjang 111 km. Ruas tol JORR 2 lainnya adalah Cengkareng-Batu Ceper-Kunciran (14,2 km), Kunciran-Serpong (11,1 km), Serpong-Cinere (10,1 km), Cimanggis-Cibitung (26,5 km), dan Cibitung-Cilincing (34 km).
Ruas tol Cijago memiliki panjang 14,64 km dan dibangun dalam tiga seksi. Seksi pertama untuk ruas Jagorawi-Jalan Raya Bogor sepanjang 3,7 km telah beroperasi sejak 2012. Seksi kedua dari Jalan Raya Bogor-Kukusan sepanjang 5,5 km. Adapun Seksi III Kukusan-Cinere sepanjang 5,44 km yang saat ini masih tahap pengerjaan.
Beroperasinya ruas tol Jalan Raya Bogor-Kukusan atau tol Cijago Seksi II ini diharapkan akan mengurai kemacetan yang kerap terjadi di jalan arteri nasional nontol seperti Jalan Margonda, Juanda, kawasan Kukusan, dan Jalan Raya Bogor menuju ke Jagorawi. (R Ratna Purnama)
(nfl)