Sterilisasi Jalur Kereta Api di Jabodetabek Masih Minim
A
A
A
JAKARTA - Sterilisasi jalur kereta api di Jabodetabek dinilai masih minim. Sejumlah kecelakaan kerap terjadi di perlintasan sebidang maupun di jalan tembus permukiman warga yang kerap menyebabkan korban jiwa.
Pantauan SINDOnews di sejumlah titik jalan di Jakarta, banyak pemukiman warga yang menempel dengan pagar rel dan memotong pembatas rel. Hal itu diperburuk dengan masyarakat yang kemudian membuat jalan menembus rel.Dari awalnya hanya perlintasan manusia, kemudian berubah menjadi sepeda motor dan mobil, imbasnya perlintasan liar banyak ditemukan. Seperti dilintasan Duri hingga Kampung Bandan, di kawasan ini perlintasan liar kerap ditemukan.
Di sekitar kawasan Bandengan-Pekojaan-Penjaringan, SINDOnews mencatat belasan perlintasan liar banyak bermunculan. Menggunakan gergaji besi, warga kemudian memotong pagar pembatas rel untuk lintas mereka. Warga beralasan pemotongan pagar sebagai jalan pintas.
“Dulu pernah ditutup, tapi setahun lalu dibuka lagi oleh warga,” kata Munir, Ketua RT setempat di kawasan Pekojaan, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (15/9/2019). Munir mengakui adanya perlintasan liat membantu aktivitas warga. Sebab tanpa perlintasan warga harus memutar jauh hingga ke kawasan Bandengan. Sementara di kawasan Angke, perlintasan liar telah ditutup dua tahun lalu.
Kondisi tak jauh beda juga terjadi di dekat ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat. Meskipun telah ditutup, namun sejumlah warga kemudian merusak dan membuat jalan khusus sepeda motor, ribuan sepeda motor melintas setiap harinya.
Bahkan warga memanfaatkan dengan menarik upah untuk kendaraan melintas.
“Kita sih tidak masalah cuman bayar Rp1.000 - 2.000, dari pada muter jauh dan macet,” kata Sulistyo (38) pengendara di kawasan Roxy.
Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mencatat sejak awal hingga pertengan 2019, di kawasan Daop 1 PT KAI, sedikitnya ada 82 orang meninggal dunia, 76 orang luka berat, dan 22 orang luka ringan di perlintasan Kereta Api.
Puluhan orang meninggal itu tercatat karena 65 kecelakaan yang terjadi di perlintasan yang dijaga dan 174 kejadian di perlintasan yang tak dijaga.
Sementara untuk perlintasan di jalur kereta api, Ditjen Perkeratapian Kemenhub mencatat ada sebanyak 466 perlintasan luar di Daop 1, 50% lebih, atau 212 di antaranya merupakan liar.
Sementara untuk yang resmi, mereka mencatat 126 perlintasan dikelola Daop 1, sebanyak 30 perlintasan dikelola Pemerintah Daerah (Pemda), 20 perlintasan dikelola swasta, dan 78 lainnya tidak dijaga Meskipun tercatat resmi.
Pemprov DKI sendiri mengakui pihaknya kini masih mengupayakan menutup sejumlah perlintasan. Pembangunan flyover maupun underpass dilakukan secara berkesinambungan. "Kita lakukan secara bertahap perlahan dengan mengajak SKPD lain," ungkap Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Syafrin menuturkan, pembangunan flyover dan underpass dilakukan oleh Dinas Bina Marga atas rekomendasi Dishub. Sementara untuk penutupan pihaknya melakukan setelah melihat beberapa pertimbangan, mulai dari ketersedian jalur alternatif dan kondisi mendesak.
Pada 2019 ini, Syafrin mengungkapkan, ada sebanyak 20 perlintasan kereta api di Jakarta yang akan ditutup. Penutupan itu akan dilakukan bertahap agar masyarakat tak terkejut.
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro mengatakan, sepanjang 2018 hingga 2019 telah dilakukan penutupan sebanyak 311 titik perlintasan sebidang di seluruh Indonesia. Meskipun penutunan perlintasan bukan kewenangan PT KAI, namun, langkah yang dilakukan KAI demi mengukur keselamatan bertransportasi.
"Pastinya bahwa memang perlintasan ini pertama jangan sampai muncul lagi perlintasan tak resmi ini. Seringkali di luar dari pengawasan membuat perlintasan untuk jalan lalu dibuka untuk motor, lalu mobil," kata Edi beberapa waktu lalu.
Edi mengakui untuk menutup diperlukan solusi mengganti perlintasan sebidang, karenanya dia mendukung perlintasan dengan diganti underpass atau flyover.
Pantauan SINDOnews di sejumlah titik jalan di Jakarta, banyak pemukiman warga yang menempel dengan pagar rel dan memotong pembatas rel. Hal itu diperburuk dengan masyarakat yang kemudian membuat jalan menembus rel.Dari awalnya hanya perlintasan manusia, kemudian berubah menjadi sepeda motor dan mobil, imbasnya perlintasan liar banyak ditemukan. Seperti dilintasan Duri hingga Kampung Bandan, di kawasan ini perlintasan liar kerap ditemukan.
Di sekitar kawasan Bandengan-Pekojaan-Penjaringan, SINDOnews mencatat belasan perlintasan liar banyak bermunculan. Menggunakan gergaji besi, warga kemudian memotong pagar pembatas rel untuk lintas mereka. Warga beralasan pemotongan pagar sebagai jalan pintas.
“Dulu pernah ditutup, tapi setahun lalu dibuka lagi oleh warga,” kata Munir, Ketua RT setempat di kawasan Pekojaan, Tambora, Jakarta Barat, Minggu (15/9/2019). Munir mengakui adanya perlintasan liat membantu aktivitas warga. Sebab tanpa perlintasan warga harus memutar jauh hingga ke kawasan Bandengan. Sementara di kawasan Angke, perlintasan liar telah ditutup dua tahun lalu.
Kondisi tak jauh beda juga terjadi di dekat ITC Roxy Mas, Jakarta Pusat. Meskipun telah ditutup, namun sejumlah warga kemudian merusak dan membuat jalan khusus sepeda motor, ribuan sepeda motor melintas setiap harinya.
Bahkan warga memanfaatkan dengan menarik upah untuk kendaraan melintas.
“Kita sih tidak masalah cuman bayar Rp1.000 - 2.000, dari pada muter jauh dan macet,” kata Sulistyo (38) pengendara di kawasan Roxy.
Ditjen Perkeretaapian Kementerian Perhubungan mencatat sejak awal hingga pertengan 2019, di kawasan Daop 1 PT KAI, sedikitnya ada 82 orang meninggal dunia, 76 orang luka berat, dan 22 orang luka ringan di perlintasan Kereta Api.
Puluhan orang meninggal itu tercatat karena 65 kecelakaan yang terjadi di perlintasan yang dijaga dan 174 kejadian di perlintasan yang tak dijaga.
Sementara untuk perlintasan di jalur kereta api, Ditjen Perkeratapian Kemenhub mencatat ada sebanyak 466 perlintasan luar di Daop 1, 50% lebih, atau 212 di antaranya merupakan liar.
Sementara untuk yang resmi, mereka mencatat 126 perlintasan dikelola Daop 1, sebanyak 30 perlintasan dikelola Pemerintah Daerah (Pemda), 20 perlintasan dikelola swasta, dan 78 lainnya tidak dijaga Meskipun tercatat resmi.
Pemprov DKI sendiri mengakui pihaknya kini masih mengupayakan menutup sejumlah perlintasan. Pembangunan flyover maupun underpass dilakukan secara berkesinambungan. "Kita lakukan secara bertahap perlahan dengan mengajak SKPD lain," ungkap Kadishub DKI Jakarta, Syafrin Liputo.
Syafrin menuturkan, pembangunan flyover dan underpass dilakukan oleh Dinas Bina Marga atas rekomendasi Dishub. Sementara untuk penutupan pihaknya melakukan setelah melihat beberapa pertimbangan, mulai dari ketersedian jalur alternatif dan kondisi mendesak.
Pada 2019 ini, Syafrin mengungkapkan, ada sebanyak 20 perlintasan kereta api di Jakarta yang akan ditutup. Penutupan itu akan dilakukan bertahap agar masyarakat tak terkejut.
Direktur Utama PT KAI, Edi Sukmoro mengatakan, sepanjang 2018 hingga 2019 telah dilakukan penutupan sebanyak 311 titik perlintasan sebidang di seluruh Indonesia. Meskipun penutunan perlintasan bukan kewenangan PT KAI, namun, langkah yang dilakukan KAI demi mengukur keselamatan bertransportasi.
"Pastinya bahwa memang perlintasan ini pertama jangan sampai muncul lagi perlintasan tak resmi ini. Seringkali di luar dari pengawasan membuat perlintasan untuk jalan lalu dibuka untuk motor, lalu mobil," kata Edi beberapa waktu lalu.
Edi mengakui untuk menutup diperlukan solusi mengganti perlintasan sebidang, karenanya dia mendukung perlintasan dengan diganti underpass atau flyover.
(whb)