Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku Pembunuhan Ayah Kandung di Bekasi

Minggu, 01 September 2019 - 16:28 WIB
Polisi Periksa Kejiwaan...
Polisi Periksa Kejiwaan Pelaku Pembunuhan Ayah Kandung di Bekasi
A A A
BEKASI - Pelaku pembunuhan sadis di Bekasi terhadap ayah kandungnya hanya karena sang orang tua tidur mendengkur (ngorok), ditengarai mengalami gangguan kejiwaan. Tersangka Suherman (35) diduga mengalami depresi karena usahanya bangkrut.

Kapolsek Sukatani Ajun Komisaris Polisi (AKP) Taifur mengatakan, saat ini tim medis bersama penyidik tengah memastikan kondisi kejiwaan pelaku. ”Kami masih menunggu hasil tes kejiwaan tersangka,” ujarnya, Minggu (1/9/2019). (Baca juga: Gara-gara Tidur Ngorok, Ayah Dibunuh Anak Kandung di Bekasi)

Menurut dia, kemungkinan besar pelaku memang mengalami gangguan jiwa. Sebab, ketika proses pemeriksaan dan interograsi, jawaban pelaku tidak jelas. ”Saat diperiksa dan diinterograsi pelaku lebih sering diam dan jawabannya juga enggak nyambung. Tapi kita belum bisa menetukan karena itu ranah medis,” tandasnya.

Taifur menjelaskan, Suherman merupakan anak ketiga. Dulu dia memiliki usaha lapak rongsokan dan terbilang sukses. Akan tetapi lima tahun lalu, usahanya bangkrut ditambah dengan kondisi rumah tangganya yang mengalami masalah. ”Usaha bangkrut, terus ada masalah keluarganya. Pelaku jadi banyak pikiran sehingga alami depresi,” bebernya. (Baca juga: Pembunuh Ayah Kandung karena Tidur Ngorok Ternyata Bekas Pengusaha)

Berdasarkan keterangan pihak pusekesmas, terhadap pelaku memang pernah dilakukan pengobatan. Akan tetapi kondisinya tak kunjung sehat sehingga dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ).” Kondisinya itu suka ngamuk, baik dengan keluarga atau lingkungannya. Tapi kalau lagi sadar ya normal kaya orang biasa saja,” imbuhnya.

Puncaknya saat terjadi peristiwa pembunuhan itu, pelaku beralasan kesal karena ayah kandungnya kerap mendengkur saat tidur. ”Karena orang kaya gitu artinya masih labil kejiwaannya sehingga lakukan tindakan tersebut. Tapi kita belum bisa memastikan karena itu ranahnya medis,” ungkapnya.

Saat kejadian, pelaku dengan korban masih mengobrol dan menonton televisi sampai pukul 12.00 dini hari. Kemudian pelaku tidur di kamar dan ayahnya tidur di ruang TV. Ketika pukul 05.00 WIB, istri korban, Sarni, datang ke rumah itu melihat sudah dalam keadaan tergeletak penuh darah. Saat itu, Sarni ingin memberikan sarapan dan kopi.

Korban dipukul bagian kepala dengan linggis sebanyak tiga kali. ”Korban meninggal di tempat. Hasil autopsi meninggal akibat benda tumpul atau pakai linggis, tapi bukan bagian yang tajamnya,” pungkasnya. Adapun pelaku Suherman ditangkap sekitar pukul 07.30 WIB di rumah kakaknya yang tak jauh dari lokasi kejadian.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.4855 seconds (0.1#10.140)