7 Kecamatan di Jakarta Terancam Kekeringan, Warga Diimbau Hemat Air
A
A
A
JAKARTA - Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta Juaini menyebutkan, setidaknya terdapat tujuh kecamatan di Ibu Kota yang rawan kekeringan akibat musim kemarau saat ini. Ketujuh kecamatan tersebar di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara.
"Di Jakarta Barat itu ada tiga kecamatan, yakni Kalideres, Cengkareng, dan Kembangan. Sedangkan Jakarta Utara ada di Cilincing, Penjaringan, Pademangan, dan Koja. Wilayah itu saja yang kelihatan agak merah," ujar Juaini.
Karena itu, kata Juaini, pihaknya bakal melibatkan BUMD PAM Jaya untuk mengatur penyebaran air bersih di wilayah-wilayah yang rawan kekeringan. Sejumlah depo air bersih akan disiapkan di lokasi yang kering. Bahkan melalui tangki dan mobil, pihaknya akan berkeliling mendatangi lokasi yang mengalami kekurangan air.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya sudah mengimbau warga Ibu Kota agar menghemat pengunaan air. Warga diminta bisa mengelola air agar dapat dipergunakan kembali. (Baca juga: Kekeringan di Tangerang Raya Meluas, Warga Kesulitan Air Bersih)
Saat ini Pemprov DKI sedang menggodok aturan terkait penggunaan air bersih. Aturan ini akan dituangkan dalam bentuk instruksi gubernur (Ingub) yang diharapkan bisa terbit September 2019 mendatang.
"Sudah ada rancangannya, nanti akan muncul dalam bentuk ingub. Nanti kalau ingubnya selesai, kami akan umumkan terkait dengan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pemprov untuk mengantisipasi kemarau panjang di wilayah Jakarta," kata Anies. (Baca juga: Anies Susun Langkah Strategis untuk Antisipasi Ancaman Kemarau Panjang)
Sebelumnya, BMKG te;ah mengeluarkan peringatan dini terkait musim kemarau yang juga akan dialami di Jakarta. Bahkan beberapa wilayah diminta mengantisipasi kekurangan air. wilayah itu di antaranya Gambir, Menteng, Kemayoran, Tanah Abang, Tebet, Setiabudi, Jagakarsa, Cilandak, Kebayoran Baru, Pasar Minggu, Kedoya Selatan, Grogol, Petamburan, Halim, Pulogadung, Cipayung, Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, dan Penjaringan. (Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Wilayah DKI dan Banten)
"Kita memang harus mengantisipasi soal ancaman kemarau panjang yang akan dihadapi oleh berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di belahan barat Pulau Jawa. Ini tantangan climate change, jadi kita mengalami ini semua. Karena itu, di seluruh wilayah, tidak hanya Jakarta, saya rasa siapapun sudah harus lebih hemat dalam penggunaan air," kata Anies.
Terpisah, Humas PD PAM Jaya Melinda memastikan pasokan air di Jakarta masih dalam kondisi aman. Meski demikian, pihaknya tidak akan terlena. Berbagai langkah telah disiapkan dalam menghadapi musim kemarau, salah satunya menyiapkan pasokan air bersih.
“PAM Jaya secara intens melakukan koordinasi dengan pihak PJT II sebagai pengelola air baku Jakarta di Waduk Djuanda. Berdasarkan hasil koordinasi bahwa level ketinggian muka air di waduk Djuanda Jatiluhur masih pada level aman untuk menyuplai air baku ke Jakarta, dan diperkirakan akan tetap aman sampai musim kemarau saat ini usai,” kata Melinda.
PAM Jaya juga terus berupaya untuk menambah cakupan layanan, khususnya di daerah yang belum terjangkau air perpipaan, seperti di Jakarta Utara dan Barat. Tahun ini PAM Jaya membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Hutan Kota dengan kapasitas produksi 500 lps yang akan mengaliri 4 kelurahan, yaitu Kamal Muara, Kamal, Tegal Alur, dan dan Pegadungan. “SPAM Hutan Kota diperkirakan akan menambah sekitar 30.000 pelanggan baru,” tuturnya.
Terhadap wilayah yang masih belum mendapatkan akses air perpipaan, khususnya di luar wilayah yang akan dilayani oleh SPAM Hutan Kota, PAM Jaya menyiapkan solusi jangka pendek dan sementara berupa pembangunan kios air di beberapa titik di Jakarta.
“Tahun ini akan dibangun 25 kios air. Salah satu wilayah yang akan dibangun kios air yaitu daerah Semanan, Kalideres,” tuturnya.
Termasuk soal kondisi darurat, bersama Palyja dan Aetra, pihaknya menyiapkan 26 mobil tangki, di antaranta enam mobil milik AETRA dan 15 mobil milik Plyja, sementara sisanya milik PAM Jaya.
"Di Jakarta Barat itu ada tiga kecamatan, yakni Kalideres, Cengkareng, dan Kembangan. Sedangkan Jakarta Utara ada di Cilincing, Penjaringan, Pademangan, dan Koja. Wilayah itu saja yang kelihatan agak merah," ujar Juaini.
Karena itu, kata Juaini, pihaknya bakal melibatkan BUMD PAM Jaya untuk mengatur penyebaran air bersih di wilayah-wilayah yang rawan kekeringan. Sejumlah depo air bersih akan disiapkan di lokasi yang kering. Bahkan melalui tangki dan mobil, pihaknya akan berkeliling mendatangi lokasi yang mengalami kekurangan air.
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebelumnya sudah mengimbau warga Ibu Kota agar menghemat pengunaan air. Warga diminta bisa mengelola air agar dapat dipergunakan kembali. (Baca juga: Kekeringan di Tangerang Raya Meluas, Warga Kesulitan Air Bersih)
Saat ini Pemprov DKI sedang menggodok aturan terkait penggunaan air bersih. Aturan ini akan dituangkan dalam bentuk instruksi gubernur (Ingub) yang diharapkan bisa terbit September 2019 mendatang.
"Sudah ada rancangannya, nanti akan muncul dalam bentuk ingub. Nanti kalau ingubnya selesai, kami akan umumkan terkait dengan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh pemprov untuk mengantisipasi kemarau panjang di wilayah Jakarta," kata Anies. (Baca juga: Anies Susun Langkah Strategis untuk Antisipasi Ancaman Kemarau Panjang)
Sebelumnya, BMKG te;ah mengeluarkan peringatan dini terkait musim kemarau yang juga akan dialami di Jakarta. Bahkan beberapa wilayah diminta mengantisipasi kekurangan air. wilayah itu di antaranya Gambir, Menteng, Kemayoran, Tanah Abang, Tebet, Setiabudi, Jagakarsa, Cilandak, Kebayoran Baru, Pasar Minggu, Kedoya Selatan, Grogol, Petamburan, Halim, Pulogadung, Cipayung, Cilincing, Tanjung Priok, Koja, Kelapa Gading, dan Penjaringan. (Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Kekeringan di Wilayah DKI dan Banten)
"Kita memang harus mengantisipasi soal ancaman kemarau panjang yang akan dihadapi oleh berbagai wilayah di Indonesia, termasuk di belahan barat Pulau Jawa. Ini tantangan climate change, jadi kita mengalami ini semua. Karena itu, di seluruh wilayah, tidak hanya Jakarta, saya rasa siapapun sudah harus lebih hemat dalam penggunaan air," kata Anies.
Terpisah, Humas PD PAM Jaya Melinda memastikan pasokan air di Jakarta masih dalam kondisi aman. Meski demikian, pihaknya tidak akan terlena. Berbagai langkah telah disiapkan dalam menghadapi musim kemarau, salah satunya menyiapkan pasokan air bersih.
“PAM Jaya secara intens melakukan koordinasi dengan pihak PJT II sebagai pengelola air baku Jakarta di Waduk Djuanda. Berdasarkan hasil koordinasi bahwa level ketinggian muka air di waduk Djuanda Jatiluhur masih pada level aman untuk menyuplai air baku ke Jakarta, dan diperkirakan akan tetap aman sampai musim kemarau saat ini usai,” kata Melinda.
PAM Jaya juga terus berupaya untuk menambah cakupan layanan, khususnya di daerah yang belum terjangkau air perpipaan, seperti di Jakarta Utara dan Barat. Tahun ini PAM Jaya membangun Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) Hutan Kota dengan kapasitas produksi 500 lps yang akan mengaliri 4 kelurahan, yaitu Kamal Muara, Kamal, Tegal Alur, dan dan Pegadungan. “SPAM Hutan Kota diperkirakan akan menambah sekitar 30.000 pelanggan baru,” tuturnya.
Terhadap wilayah yang masih belum mendapatkan akses air perpipaan, khususnya di luar wilayah yang akan dilayani oleh SPAM Hutan Kota, PAM Jaya menyiapkan solusi jangka pendek dan sementara berupa pembangunan kios air di beberapa titik di Jakarta.
“Tahun ini akan dibangun 25 kios air. Salah satu wilayah yang akan dibangun kios air yaitu daerah Semanan, Kalideres,” tuturnya.
Termasuk soal kondisi darurat, bersama Palyja dan Aetra, pihaknya menyiapkan 26 mobil tangki, di antaranta enam mobil milik AETRA dan 15 mobil milik Plyja, sementara sisanya milik PAM Jaya.
(thm)