Setiap Hari Diguncang Gempa, Ratusan Warga Bogor Bertahan di Pengungsian
A
A
A
BOGOR - Ratusan warga dua desa di Kabupaten Bogor, yakni Desa Wisata Malasari dan Desa Nanggung, masih memilih mengungsi akibat guncangan gempa yang terus terjadi hampir setiap hari sejak Senin (19/8/2019) hingga Jumat (23/8/2019) ini. Gempa tektonik terakhir terjadi pada siang tadi sekitar pukul 11.10 WIB dengan kekuatan magnitude 4.0.
"Iya, betul, barusan terjadi lagi (gempa). Ini sekarang saya sedang menuju lokasi, karena banyak warga yang membutuhkan kehadiran kita sebagai aparat desa terkait bencana ini," ujar Sekretaris Desa Malasari, Laila Isroria, saat dihubungi. (Baca juga: Gempa Sukabumi, Sejumlah Warga Bogor Trauma dan Mengungsi)
Hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah ada kerusakan rumah atau bangunan fasilitas publik akibat gempa siang tadi. Pihaknya masih akan melakukan pendataan. "Nanti dikabari lagi, kita belum melakukan pendataan. Yang jelas warga semakin resah dan trauma karena pada 2017 lalu sempat terjadi gempa cukup parah yang banyak merusak bangunan," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Yani Hasan mengungkapkan, berdasarkan hasil pendataan petugas di lapangan sejak Rabu (21/08), lebih dari 80 kepala keluarga (KK) atau sekitar 250 jiwa sudah mengungsi. (Baca juga: BMKG Sebut Rentetan Gempa di Nanggung Bogor Hanya Aktivitas Swarm)
"Hingga kini masih mengungsi di tenda darurat yang didirikan BPBD maupun masyarakat setempat. Adapun warga yang tinggal di pengungsian berasal dari Kampung Citalahab yaitu sebanyak 30 KK. Sedangkan warga Kampung Citalahab Bedeng sebanyak 50 KK," katanya.
Pihaknya juga belum bisa memastikan kondisi terkini di lokasi terkait gempa tektonik 4.0 Skala Richter yang terjadi pukul 11.10 WIB tadi. "Komunikasi dan akses ke lokasi lumayan sulit. Yang jelas sejak kemarin rekan-rekan BPBD sudah di lokasi. Bantuan sudah dikirim, termasuk kebutuhan tenda," ucapnya. (Baca juga: Gempa Bogor Kategori Dangkal, Dipicu Aktivitas Sesar Citarik)
"Iya, betul, barusan terjadi lagi (gempa). Ini sekarang saya sedang menuju lokasi, karena banyak warga yang membutuhkan kehadiran kita sebagai aparat desa terkait bencana ini," ujar Sekretaris Desa Malasari, Laila Isroria, saat dihubungi. (Baca juga: Gempa Sukabumi, Sejumlah Warga Bogor Trauma dan Mengungsi)
Hingga saat ini pihaknya belum bisa memastikan apakah ada kerusakan rumah atau bangunan fasilitas publik akibat gempa siang tadi. Pihaknya masih akan melakukan pendataan. "Nanti dikabari lagi, kita belum melakukan pendataan. Yang jelas warga semakin resah dan trauma karena pada 2017 lalu sempat terjadi gempa cukup parah yang banyak merusak bangunan," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bogor Yani Hasan mengungkapkan, berdasarkan hasil pendataan petugas di lapangan sejak Rabu (21/08), lebih dari 80 kepala keluarga (KK) atau sekitar 250 jiwa sudah mengungsi. (Baca juga: BMKG Sebut Rentetan Gempa di Nanggung Bogor Hanya Aktivitas Swarm)
"Hingga kini masih mengungsi di tenda darurat yang didirikan BPBD maupun masyarakat setempat. Adapun warga yang tinggal di pengungsian berasal dari Kampung Citalahab yaitu sebanyak 30 KK. Sedangkan warga Kampung Citalahab Bedeng sebanyak 50 KK," katanya.
Pihaknya juga belum bisa memastikan kondisi terkini di lokasi terkait gempa tektonik 4.0 Skala Richter yang terjadi pukul 11.10 WIB tadi. "Komunikasi dan akses ke lokasi lumayan sulit. Yang jelas sejak kemarin rekan-rekan BPBD sudah di lokasi. Bantuan sudah dikirim, termasuk kebutuhan tenda," ucapnya. (Baca juga: Gempa Bogor Kategori Dangkal, Dipicu Aktivitas Sesar Citarik)
(thm)