Tak Terima Aturan Ganjil Genap, Kantor Anies Digeruduk Sopir Taksi Online
A
A
A
JAKARTA - Ratusan pengemudi taksi online menggeruduk kantor Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan di Gedung Balai Kota, Gambir. Mereka geram lantaran tak terima dengan kebijakan perluasan ganjil genap.
Kapolsek Gambir Kompol Wiraga Dimas Tama memprediksi, massa berjumlah ratusan orang. Mereka datang dari sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
"Mereka dari kawasan Jabodetabek," kata Wiraga kepada wartawan di lokasi aksi, Senin (19/8/2019).
Dia menambahkan, ada sekitar 300 personel Polri yang disiagakan untuk mengawal aksi itu. "Personel gabungan dari Polsek, Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda," jelas Wiraga.
Meski lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Selatan macet, Wiraga mengatakan tak ada pengalihan arus. Ia hanya berharap, aksi berlangsung tertib dan pendemo menaati aturan mengingat kendaraan mereka diparkir di pinggir jalan "Aksi supaya tertib. Kami usahakan mediasi dengan Pemprov DKI," imbaunya.
Salah satu peserta aksi bernama Aji mengatakan, ganjil genap itu menyengsarakan para pengemudi yang biasa melewati jalur-jalur khusus. Seperti Sudirman hingga Thamrin.
''Dengan adanya perluasan ganjil genap ini. Penghasilan kami dikhawatirkan berkurang mengingat pergerakan mobil yang terbatas," kata Aji.
Aji mengatakan, kebijakan tersebut sangat dirasakan oleh para driver online. Karena dengan diperluasnya kebijakan tersebut akan mempersulit ruang gerak para driver taksi online tersebut untuk mencari pendapatan.
Dia juga mengatakan, saat ini jumlah driver taksi online sudah mencapai angka ribuan. Hal ini dikatakannya lantaran banyaknya paguyuban driver taksi online yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan di wadah organisasinya itu, banyak sekali komunitas yang juga tergabung di dalamnya.
"Tentu saja sangat khawatir sekali dengan nasib anggota yang mencapai ribuan ini," ujar anggota Persatuan Angkutan Sewa ini.
Karena pemberlakuan sistem ganjil genap tersebut dirasa sangat memberatkan ruang gerak para driver online itu. Wendra pun berharap agar Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan dapat melakukan pengkajian ulang terhadap kebijakan tersebut.
Namun, dia bersyukur apa yang menjadi aspirasinya itu bersedia ditampung dan direspons sangat baik oleh Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Ahmad Yani demi mendapat solusi terbaik. Aji berharap Pemprov DKI dapat mengkaji kembali aturan perluasan ganjil genap itu.
"Ketika hal regulasi saja akhirnya pihak Kemenhub bisa mulai membantu nasib kami, masa iya Pemprov DKI tidak mau prihatiin dengan apa yang dialami saudara-saudara saya semua dalam driver online," jelas Dipo (23) seorang peserta aksi.
Dia berharap, Anies bisa berdialog dengan para driver online untuk membahasa perluasan ganjil genap. Dia juga mengatakan, sebelum disahkan pada awal septembar nanti pihaknya ingin DKI mengkaji lebih dalamlagi.
"Suatu kehormatan bagi kami para driver online ini bilamana pihak Gubernur bisa mengajak kami untuk berdiskusi," kata Dipo.
Kapolsek Gambir Kompol Wiraga Dimas Tama memprediksi, massa berjumlah ratusan orang. Mereka datang dari sejumlah wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek).
"Mereka dari kawasan Jabodetabek," kata Wiraga kepada wartawan di lokasi aksi, Senin (19/8/2019).
Dia menambahkan, ada sekitar 300 personel Polri yang disiagakan untuk mengawal aksi itu. "Personel gabungan dari Polsek, Polres Metro Jakarta Pusat dan Polda," jelas Wiraga.
Meski lalu lintas di Jalan Medan Merdeka Selatan macet, Wiraga mengatakan tak ada pengalihan arus. Ia hanya berharap, aksi berlangsung tertib dan pendemo menaati aturan mengingat kendaraan mereka diparkir di pinggir jalan "Aksi supaya tertib. Kami usahakan mediasi dengan Pemprov DKI," imbaunya.
Salah satu peserta aksi bernama Aji mengatakan, ganjil genap itu menyengsarakan para pengemudi yang biasa melewati jalur-jalur khusus. Seperti Sudirman hingga Thamrin.
''Dengan adanya perluasan ganjil genap ini. Penghasilan kami dikhawatirkan berkurang mengingat pergerakan mobil yang terbatas," kata Aji.
Aji mengatakan, kebijakan tersebut sangat dirasakan oleh para driver online. Karena dengan diperluasnya kebijakan tersebut akan mempersulit ruang gerak para driver taksi online tersebut untuk mencari pendapatan.
Dia juga mengatakan, saat ini jumlah driver taksi online sudah mencapai angka ribuan. Hal ini dikatakannya lantaran banyaknya paguyuban driver taksi online yang tersebar di seluruh Indonesia. Bahkan di wadah organisasinya itu, banyak sekali komunitas yang juga tergabung di dalamnya.
"Tentu saja sangat khawatir sekali dengan nasib anggota yang mencapai ribuan ini," ujar anggota Persatuan Angkutan Sewa ini.
Karena pemberlakuan sistem ganjil genap tersebut dirasa sangat memberatkan ruang gerak para driver online itu. Wendra pun berharap agar Pemprov DKI Jakarta di bawah kepemimpinan Anies Baswedan dapat melakukan pengkajian ulang terhadap kebijakan tersebut.
Namun, dia bersyukur apa yang menjadi aspirasinya itu bersedia ditampung dan direspons sangat baik oleh Direktur Angkutan Jalan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Ahmad Yani demi mendapat solusi terbaik. Aji berharap Pemprov DKI dapat mengkaji kembali aturan perluasan ganjil genap itu.
"Ketika hal regulasi saja akhirnya pihak Kemenhub bisa mulai membantu nasib kami, masa iya Pemprov DKI tidak mau prihatiin dengan apa yang dialami saudara-saudara saya semua dalam driver online," jelas Dipo (23) seorang peserta aksi.
Dia berharap, Anies bisa berdialog dengan para driver online untuk membahasa perluasan ganjil genap. Dia juga mengatakan, sebelum disahkan pada awal septembar nanti pihaknya ingin DKI mengkaji lebih dalamlagi.
"Suatu kehormatan bagi kami para driver online ini bilamana pihak Gubernur bisa mengajak kami untuk berdiskusi," kata Dipo.
(mhd)