DKI Perbaiki Jalanan Masih Mulus, Pengendara Anggap Aneh
A
A
A
JAKARTA - Perbaikan jalan yang dilakukan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dinilai sia-sia. Pasalnya, Pemprov DKI memperbaikan jalan yang masih mulus.
Kondisi ini hampir terjadi di sejumlah titik jalan. Seperti Jalan Kemanggisan, Jalan Cikini Raya, hingga Jalan KS Tubun. Dibeberapa jalan itu, kondisi jalan yang telah bagus terlihat mulai diaspal ulang dan tampak sejumlah alat berat terparkir di pinggir jalan tersebut.
Seperti di Jalan Kemanggisan, depan kompleks Pajak. Pengerjaan terlihat di jalan itu. Debu tebal pekat terlihat di kawasan itu. Jalanan bekas dikeruk pun terlihat di kawasan itu.
Kondisi ini membuat pengendara tampak berhati-hati untuk mengendarai kendaraannya dengan mengurangi laju kendaraan agar tak terjatuh. Imbasnya kemacetan mengular di jalan itu. Beberapa kendaraan tampak penuh senyap dan merayap, kemacetan terjadi di jalanan itu.
Menjelang sore, kemacetan kian bertambah parah di kawasan itu, antrean kendaraan terpantau hingga ke kawasan Flyover Tanjung Duren, Jakarta Barat. Bunyi klakson berdering memekan telinga.
"Aneh saja beresin jalan ini, padahal ini jalan masih mulus," ucap Elga ditemui di lokasi, Senin (12/8/2019).
Saat SINDOnews mendatangi jalan itu, proses peningkatan jalan tengah memasuki pengerukan aspal. Jalanan menjadi tidak mulus dan bergelombang. Pengendara motor pun harus berhati-hati karena kondisi jalan yang tak rata dan bergelombang.
Proses pengerukan jalan membuat debu berterbangan di jalanan. Beberapa pengendara terpaksa menutup hidung menggunakan tangan. "Bahaya sih sebenarnya, tapi mau gimana. Dari pada kita kena debu," timpal Elga.
Kondisi tak jauh berbeda juga terlihat di Jalan Cikini Raya. Kondisi jalan yang masih mulus masuk dalam proses pembenahan. Pengerukan jalan terjadi sepanjang 200 meter di jalan itu.
Kondisi jalan yang hanya selebar 7-8 meter lantaran penyempitan trotoar membuat Jalan Cikini Raya penuh sesak. Kemacetan pun terjadi tak hanya pada sore hari, melainkan siang.
Ruas jalur yang dahulu mampu menampung tiga kendaraan kini hanya dua. Bahkan menjelang di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), jalanan mulai alami penyempitan lantaran ruas jalan yang tadinya dua menjadi selajur, kemacetan mengelur terlihat hingga ke kawasan Tugu Tani.
"Masalahnya ini jalanan awalnya sudah sempit, trotoar di lebarin jadi tambah sempit, sekarang jalanan di perbaiki, makin sempit juga," ucap Mulyono (39), pengendara di sekitar lokasi.
SINDOnews sendiri kemudian menjajal melintasi kawasan Cikini saat siang hari. Bila biasanya dengan kecepatan 40 kilometer per jam melintasi jalan itu mampu di tempuh dengan waktu kurang 3 menit. Namun kali ini, kecepatan 5 kilometer per jam, waktu tempuh bisa mencapai diatas 10 menit.
Sebelumnya perbaikan jalan juga terjadi di jalan Slipi 1 atau Brigjend Katamso dan jembatan Slipi, Palmerah, Jakarta Barat. Jalanan disitu sebelumnya masih terlihat mulus namun di perbaiki sekitar 2 bulan lalu.
Waktu perbaikan yang mencapai hampir setengah bulan membuat jalanan kerap macet. Kondisi demikian terjadi tak hanya pagi dan sore, melainkan saat siang hari.
"Kenapa mesti jalan yang mulus, kan masih ada jalan yang rusak kaya di sekitaran," kata Yogi (23), warga petamburan yang biasa menjadi pak ogah di sekitar lokasi.
Kondisi berbalik terjadi di dekat Gor Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat. Jalan rusak terlihat di kawasan itu. Lubang mengangang membuat jalan itu rusak. Saat hujan turun deras, jalan itu dipenuhi kubangan air.
Kondisi jalan rusak, membuat pengendara berhati hati. Mereka terpaksa memperlambat kendaraan agar tidak terjadi kecelakaan.
Sementara itu dihubungi terpisah, Kasudin Bina Marga Jakarta Barat, Riswan Effendi menegaskan bahwa saat ini pihaknya tidak melakukan peningkatan jalan. "Ini bukan proyek kami. Itu punya dinas," ucap Riswan.
Terpisah, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho belum bisa berkomentar banyak mengenai hal ini. "Saya masih rapat dengan DPRD," katanya.
Kondisi ini hampir terjadi di sejumlah titik jalan. Seperti Jalan Kemanggisan, Jalan Cikini Raya, hingga Jalan KS Tubun. Dibeberapa jalan itu, kondisi jalan yang telah bagus terlihat mulai diaspal ulang dan tampak sejumlah alat berat terparkir di pinggir jalan tersebut.
Seperti di Jalan Kemanggisan, depan kompleks Pajak. Pengerjaan terlihat di jalan itu. Debu tebal pekat terlihat di kawasan itu. Jalanan bekas dikeruk pun terlihat di kawasan itu.
Kondisi ini membuat pengendara tampak berhati-hati untuk mengendarai kendaraannya dengan mengurangi laju kendaraan agar tak terjatuh. Imbasnya kemacetan mengular di jalan itu. Beberapa kendaraan tampak penuh senyap dan merayap, kemacetan terjadi di jalanan itu.
Menjelang sore, kemacetan kian bertambah parah di kawasan itu, antrean kendaraan terpantau hingga ke kawasan Flyover Tanjung Duren, Jakarta Barat. Bunyi klakson berdering memekan telinga.
"Aneh saja beresin jalan ini, padahal ini jalan masih mulus," ucap Elga ditemui di lokasi, Senin (12/8/2019).
Saat SINDOnews mendatangi jalan itu, proses peningkatan jalan tengah memasuki pengerukan aspal. Jalanan menjadi tidak mulus dan bergelombang. Pengendara motor pun harus berhati-hati karena kondisi jalan yang tak rata dan bergelombang.
Proses pengerukan jalan membuat debu berterbangan di jalanan. Beberapa pengendara terpaksa menutup hidung menggunakan tangan. "Bahaya sih sebenarnya, tapi mau gimana. Dari pada kita kena debu," timpal Elga.
Kondisi tak jauh berbeda juga terlihat di Jalan Cikini Raya. Kondisi jalan yang masih mulus masuk dalam proses pembenahan. Pengerukan jalan terjadi sepanjang 200 meter di jalan itu.
Kondisi jalan yang hanya selebar 7-8 meter lantaran penyempitan trotoar membuat Jalan Cikini Raya penuh sesak. Kemacetan pun terjadi tak hanya pada sore hari, melainkan siang.
Ruas jalur yang dahulu mampu menampung tiga kendaraan kini hanya dua. Bahkan menjelang di kawasan Taman Ismail Marzuki (TIM), jalanan mulai alami penyempitan lantaran ruas jalan yang tadinya dua menjadi selajur, kemacetan mengelur terlihat hingga ke kawasan Tugu Tani.
"Masalahnya ini jalanan awalnya sudah sempit, trotoar di lebarin jadi tambah sempit, sekarang jalanan di perbaiki, makin sempit juga," ucap Mulyono (39), pengendara di sekitar lokasi.
SINDOnews sendiri kemudian menjajal melintasi kawasan Cikini saat siang hari. Bila biasanya dengan kecepatan 40 kilometer per jam melintasi jalan itu mampu di tempuh dengan waktu kurang 3 menit. Namun kali ini, kecepatan 5 kilometer per jam, waktu tempuh bisa mencapai diatas 10 menit.
Sebelumnya perbaikan jalan juga terjadi di jalan Slipi 1 atau Brigjend Katamso dan jembatan Slipi, Palmerah, Jakarta Barat. Jalanan disitu sebelumnya masih terlihat mulus namun di perbaiki sekitar 2 bulan lalu.
Waktu perbaikan yang mencapai hampir setengah bulan membuat jalanan kerap macet. Kondisi demikian terjadi tak hanya pagi dan sore, melainkan saat siang hari.
"Kenapa mesti jalan yang mulus, kan masih ada jalan yang rusak kaya di sekitaran," kata Yogi (23), warga petamburan yang biasa menjadi pak ogah di sekitar lokasi.
Kondisi berbalik terjadi di dekat Gor Cendrawasih, Cengkareng, Jakarta Barat. Jalan rusak terlihat di kawasan itu. Lubang mengangang membuat jalan itu rusak. Saat hujan turun deras, jalan itu dipenuhi kubangan air.
Kondisi jalan rusak, membuat pengendara berhati hati. Mereka terpaksa memperlambat kendaraan agar tidak terjadi kecelakaan.
Sementara itu dihubungi terpisah, Kasudin Bina Marga Jakarta Barat, Riswan Effendi menegaskan bahwa saat ini pihaknya tidak melakukan peningkatan jalan. "Ini bukan proyek kami. Itu punya dinas," ucap Riswan.
Terpisah, Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta Hari Nugroho belum bisa berkomentar banyak mengenai hal ini. "Saya masih rapat dengan DPRD," katanya.
(mhd)