Dikritik soal Anggaran Sampah, Anies: Kita Sedang Kembangkan ITF
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan angkat bicara terkait kritikan yang dilontarkan anggota DPRD DKI Bestari Barus perihal anggaran pengelolaan sampah sebesar Rp3,7 triliun. Hal ini disampaikan Bestari saat melakukan kunjungan kerja ke Surabaya, Senin (29/7/2019) lalu.
"Sebetulnya Beliau, Bapak Bestari itu menceritakan pengolahan sampah selama ini (dulu). Saya sedang merubah. Sebelum saya bertugas, tidak ada pengelolaan ITF (Intermediate Treatment Facility atau Fasilitas Pengolahan Sampah di dalam kota). Kemudian saat ini di Bantar Gebang sudah ada pengolahan sampah menjadi enegi," ujar Anies di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2019). (Baca juga: Anies Penuhi Janji, Fasilitas Pengolahan Sampah Sunter Mulai Dibangun)
Anies menegaskan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah merampungkan konsep ITF untuk pengelolaan sampah. Sehingga nantinya ada pengurangan sampah di sumbernya.
"Justru yang paling penting kalau soal sampah ini adalah jangan seperti sekarang. Kalau yang dikerjakan selama ini di Jakarta hanya memungut sampah, bukan mengelola sampah. Itu yang kita tekankan. Kita mau mengelola. Mengelola itu artinya dari mulai sumbernya sudah mulai ditata," kata Anies.
Sebelumnya, Risma mendapat kunjungan rombongan dari DKI Jakarta. Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapem Perda) DPRD dan Pemda DKI Jakarta datang ke Kota Pahlawan untuk studi banding soal pengelolaan sampah.
Di sana Bestari Barus menyampaikan tempat pembuangan sampah di Bantar Gebang Kota Bekasi akan overload pada 2021. Sementara Pemprov DKI baru berencana membangun TPA pada tahun 2020.
"Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau Pilkada mendatang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Bestari di Ruang Sidang Balai Kota Surabaya, Senin (29/7/2019).
Bahkan, Bestari juga mengkritik Pemprov DKI Jakarta, yakni soal jumlah anggaran yang terbilang besar, namun masalah sampah di Ibu Kota masih menjadi PR besar.
"Anggarannya 4 kali lipatnya dari Surabaya ini," ucap Bestari. (Baca juga: Bangun Fasilitas Pengolahan Sampah Sunter, Jakarta Butuh Rp3,5 Triliun)
"Sebetulnya Beliau, Bapak Bestari itu menceritakan pengolahan sampah selama ini (dulu). Saya sedang merubah. Sebelum saya bertugas, tidak ada pengelolaan ITF (Intermediate Treatment Facility atau Fasilitas Pengolahan Sampah di dalam kota). Kemudian saat ini di Bantar Gebang sudah ada pengolahan sampah menjadi enegi," ujar Anies di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (31/7/2019). (Baca juga: Anies Penuhi Janji, Fasilitas Pengolahan Sampah Sunter Mulai Dibangun)
Anies menegaskan, saat ini Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tengah merampungkan konsep ITF untuk pengelolaan sampah. Sehingga nantinya ada pengurangan sampah di sumbernya.
"Justru yang paling penting kalau soal sampah ini adalah jangan seperti sekarang. Kalau yang dikerjakan selama ini di Jakarta hanya memungut sampah, bukan mengelola sampah. Itu yang kita tekankan. Kita mau mengelola. Mengelola itu artinya dari mulai sumbernya sudah mulai ditata," kata Anies.
Sebelumnya, Risma mendapat kunjungan rombongan dari DKI Jakarta. Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapem Perda) DPRD dan Pemda DKI Jakarta datang ke Kota Pahlawan untuk studi banding soal pengelolaan sampah.
Di sana Bestari Barus menyampaikan tempat pembuangan sampah di Bantar Gebang Kota Bekasi akan overload pada 2021. Sementara Pemprov DKI baru berencana membangun TPA pada tahun 2020.
"Apakah Ibu Risma mau kita boyong ke Jakarta dalam waktu dekat? Masalah sampah ini bisa terselesaikan kalau Pilkada mendatang Bu Risma pindah ke Jakarta," kata Bestari di Ruang Sidang Balai Kota Surabaya, Senin (29/7/2019).
Bahkan, Bestari juga mengkritik Pemprov DKI Jakarta, yakni soal jumlah anggaran yang terbilang besar, namun masalah sampah di Ibu Kota masih menjadi PR besar.
"Anggarannya 4 kali lipatnya dari Surabaya ini," ucap Bestari. (Baca juga: Bangun Fasilitas Pengolahan Sampah Sunter, Jakarta Butuh Rp3,5 Triliun)
(thm)