KNKT Selidiki Kecelakaan Truk Tangki BBM di Tol Rawamangun
A
A
A
JAKARTA - Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tengah menyelidiki kasus kecelakaan truk tangki di Tol Tanjung Priok-Cawang, Km 05 Rawamangun, Jakarta Timur, yang menewaskan tiga orang pada Minggu (21/7/2019) lalu.
Tim investigasi KNKT dipimpin oleh Investigator in Charge (IIC), Achmad Wildan. Menurut Wildan, pihaknya telah melakukan pengecekan di tempat kejadian perkara (TKP).
"Masih dalam penyidikan, kita masih menelusuri penyebab kecelakaan tersebut," kata Wildan kepada wartawan, Minggu (21/7/2019). Wildan menjelaskan sebelum kebakaran terjadi, dugaan kuat adanya kecelakaan yang membuat kebocoran tangki dan membuat tangki meledak.
Sementara itu, Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno melihat kedatangan KNKT di lokasi disebabkan karena truk tangki milik PT Pertamina yang terbakar merupakan truk trailer baru yang berbahan almunium. ( Baca: Truk Tangki Terbakar di Tol Rawamangun, Sopir dan Kernet Tewas )
Terhadap itu, lanjut Djoko, semestinya PT Pertamina sadar akan bahaya tangki berbahan almunium. Pertama mudah retak karena jalan kita banyak lubang dan tidak rata.“Kedua tidak tahan impact atau mudah pecah jika terjadi benturan, dan ketiga tidak ada side protection,” ujar Djoko.
Terhadap itu, Djoko menyayangkan sikap PT Pertamina yang tidak mengikuti rekomendasi MTI yang meminta tangki berbahan baja, hal ini mencegah untuk kebocoran. "Tapi SND PT Pertamina keukeuh pakai aluminum karena lebih ringan. Padahal keselamatan jauh lebih penting dibandingkan beban,” ucapnya.
Tim investigasi KNKT dipimpin oleh Investigator in Charge (IIC), Achmad Wildan. Menurut Wildan, pihaknya telah melakukan pengecekan di tempat kejadian perkara (TKP).
"Masih dalam penyidikan, kita masih menelusuri penyebab kecelakaan tersebut," kata Wildan kepada wartawan, Minggu (21/7/2019). Wildan menjelaskan sebelum kebakaran terjadi, dugaan kuat adanya kecelakaan yang membuat kebocoran tangki dan membuat tangki meledak.
Sementara itu, Wakil Ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Djoko Setijowarno melihat kedatangan KNKT di lokasi disebabkan karena truk tangki milik PT Pertamina yang terbakar merupakan truk trailer baru yang berbahan almunium. ( Baca: Truk Tangki Terbakar di Tol Rawamangun, Sopir dan Kernet Tewas )
Terhadap itu, lanjut Djoko, semestinya PT Pertamina sadar akan bahaya tangki berbahan almunium. Pertama mudah retak karena jalan kita banyak lubang dan tidak rata.“Kedua tidak tahan impact atau mudah pecah jika terjadi benturan, dan ketiga tidak ada side protection,” ujar Djoko.
Terhadap itu, Djoko menyayangkan sikap PT Pertamina yang tidak mengikuti rekomendasi MTI yang meminta tangki berbahan baja, hal ini mencegah untuk kebocoran. "Tapi SND PT Pertamina keukeuh pakai aluminum karena lebih ringan. Padahal keselamatan jauh lebih penting dibandingkan beban,” ucapnya.
(whb)