Alami Gizi Buruk, Remaja Putri Rusun Pesakih Cengkareng Kurus Kering
A
A
A
JAKARTA - Seorang remaja yang tinggal di Rusunawa Pesakih, Cengkareng, Jakarta Barat, menderita gizi buruk. Kondisi remaja bernama Soleha (13), sungguh memprihatinkan.
Gizi buruk dan penyakit muntaber yang dideritanya sejak berumur 7 bulan membuat gadis malang ini harus menderita. Hingga kini, Soleha tak bisa berbuat banyak. Dia hanya terbaring lemah di kasur rumahnya di Blok I No 410 Rusunawa Pesakih.
Setiap hari Soleha hanya mengandalkan bantuan dari neneknya yang setia menemaninya sejak kecil. Sementara ibu dan kakaknya lebih memilih pergi meninggalkannya sejak kecil. Adapun ayahnya telah meninggal dunia karena narkoba.
“Lahirnya normal, kemudian pas umur tujuh bulan dia kena muntaber dan sempat koma sembilan hari sebelum akhirnya kondisinya seperti ini," ujar nenek Soleha, Sukmana (56), menceritakan kondisi sang cucu kepada SINDONEWS, Selasa (9/7/2019).
Saat ditemui di rumahnya, kondisi Soleh memang terlihat sangat memprihatinkan. Dia nyaris tak bisa bergerak layaknya anak-anak normal. Setiap harinya ia hanya tidur di karpet tipis, dan menjelang malam dipindahkan ke kasur tipis.
Tulung punggung Soleha terlihat sudah tidak normal. Ia pun tak bisa tiduran dan telungkup secara lurus. Sesekali ia dibantu neneknya hanya untuk sekadar menyander ke badan si nenek.
Kedua kaki dan tangannya juga tampak mengurus. Kondisi ini membuat Soleha tak bisa bicara sama sekali. Hanya bola matanya yang terlihat aktif menandakan dia masih terjaga.
Meski terlihat pasrah, namun Sukmana bukan tanpa upaya. Ragam upaya telah dilakukannya, mulai dari pengobatan medis dan alternatif. Namun kondisi Soleha tak juga membaik.
"Sudah pernah dirawat di Cengkareng dan Harapan Kita, kemudian berobat alternatif, diurut hingga berbagai terapi juga sudah pernah, tapi enggak ada perubahan," kata Sukmana.
Karena itu, Sukmana mengharapkan ada pihak yang membantu kesembuhan sang cucu dengan meringankannya biaya hidup Soleha. Sebab selain harus mengatur makanan selektif, Soleha juga harus menggunakan pampers lantaran kondisi fisik dan geraknya yang terbatas.
"Dia makannya harus sereal dan susu, enggak bisa dia makanan selain itu," kata Sukmana.
Kasudis Kesehatan Jakarta Barat, Kristy Wathini mengaku telah mengecek kondisi Soleha pada Senin (8/7/2019) malam tadi. Dari hasil analasis, pihaknya mendiagnosis Soleha alami cerebral palsy atau lumpuh otak.
“Pasien ini adalah pasien lama di bawah perawatan poli Rusun Puskesmas Cengkareng dan sering mendapatkan PMT dari puskesmas. Nenek pasien juga sering berhubungan dengan petugas poli rusun,” ucapnya.
Kristy menyebut Soleha terakhir kali berobat ke RSUD Cengkareng tahun 2015 lalu. Karena kondisi nenek lelah dan tidak alami perubahan, semenjak itu Soleha tak kunjung dibawa ke rumah sakit lagi.
Meski demikian, Kristy mengaku pihaknya telah menyiapkan ambulance untuk membantu pengobatan Soleha. Bahkan dirinya akan memberikan surat rujukan untuk membantu pengobatan gadis malang itu.
Gizi buruk dan penyakit muntaber yang dideritanya sejak berumur 7 bulan membuat gadis malang ini harus menderita. Hingga kini, Soleha tak bisa berbuat banyak. Dia hanya terbaring lemah di kasur rumahnya di Blok I No 410 Rusunawa Pesakih.
Setiap hari Soleha hanya mengandalkan bantuan dari neneknya yang setia menemaninya sejak kecil. Sementara ibu dan kakaknya lebih memilih pergi meninggalkannya sejak kecil. Adapun ayahnya telah meninggal dunia karena narkoba.
“Lahirnya normal, kemudian pas umur tujuh bulan dia kena muntaber dan sempat koma sembilan hari sebelum akhirnya kondisinya seperti ini," ujar nenek Soleha, Sukmana (56), menceritakan kondisi sang cucu kepada SINDONEWS, Selasa (9/7/2019).
Saat ditemui di rumahnya, kondisi Soleh memang terlihat sangat memprihatinkan. Dia nyaris tak bisa bergerak layaknya anak-anak normal. Setiap harinya ia hanya tidur di karpet tipis, dan menjelang malam dipindahkan ke kasur tipis.
Tulung punggung Soleha terlihat sudah tidak normal. Ia pun tak bisa tiduran dan telungkup secara lurus. Sesekali ia dibantu neneknya hanya untuk sekadar menyander ke badan si nenek.
Kedua kaki dan tangannya juga tampak mengurus. Kondisi ini membuat Soleha tak bisa bicara sama sekali. Hanya bola matanya yang terlihat aktif menandakan dia masih terjaga.
Meski terlihat pasrah, namun Sukmana bukan tanpa upaya. Ragam upaya telah dilakukannya, mulai dari pengobatan medis dan alternatif. Namun kondisi Soleha tak juga membaik.
"Sudah pernah dirawat di Cengkareng dan Harapan Kita, kemudian berobat alternatif, diurut hingga berbagai terapi juga sudah pernah, tapi enggak ada perubahan," kata Sukmana.
Karena itu, Sukmana mengharapkan ada pihak yang membantu kesembuhan sang cucu dengan meringankannya biaya hidup Soleha. Sebab selain harus mengatur makanan selektif, Soleha juga harus menggunakan pampers lantaran kondisi fisik dan geraknya yang terbatas.
"Dia makannya harus sereal dan susu, enggak bisa dia makanan selain itu," kata Sukmana.
Kasudis Kesehatan Jakarta Barat, Kristy Wathini mengaku telah mengecek kondisi Soleha pada Senin (8/7/2019) malam tadi. Dari hasil analasis, pihaknya mendiagnosis Soleha alami cerebral palsy atau lumpuh otak.
“Pasien ini adalah pasien lama di bawah perawatan poli Rusun Puskesmas Cengkareng dan sering mendapatkan PMT dari puskesmas. Nenek pasien juga sering berhubungan dengan petugas poli rusun,” ucapnya.
Kristy menyebut Soleha terakhir kali berobat ke RSUD Cengkareng tahun 2015 lalu. Karena kondisi nenek lelah dan tidak alami perubahan, semenjak itu Soleha tak kunjung dibawa ke rumah sakit lagi.
Meski demikian, Kristy mengaku pihaknya telah menyiapkan ambulance untuk membantu pengobatan Soleha. Bahkan dirinya akan memberikan surat rujukan untuk membantu pengobatan gadis malang itu.
(thm)