Kemandirian Warga Binaan Lapas Perempuan Tangerang Menuai Simpati

Jum'at, 21 Juni 2019 - 12:55 WIB
Kemandirian Warga Binaan Lapas Perempuan Tangerang Menuai Simpati
Kemandirian Warga Binaan Lapas Perempuan Tangerang Menuai Simpati
A A A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Kemenkumham terus mendorong percepatan revitalisasi pemasyarakatan. Salah satunya dengan upaya terpadu dan konsisten menumbuhkan kecakapan dan kemandirian warga binaan.

Usaha serius tersebut tak urung membuat banyak kalangan merasa simpati dan terkesan, antara lain aktor Okan Kornelius. Pengakuan tersebut disampaikan Okan kepada wartawan di Jakarta, Kamis (20/6/2019).

Sehari sebelumnya, Okan yang mewakili sebuah perusahaan publik itu sempat menyambangi Lapas Perempuan Tangerang. Tujuannya untuk kerja sama meningkatkan kualitas produk yang proses produksinya sudah berjalan lama di Lapas. “Masyarakat seharusnya tahu bahwa warga binaan itu ternyata kreatif, ulet, telaten, dan dapat menghasilkan banyak produk yang berkualitas,” kata Okan.

Ia menyayangkan minimnya publikasi yang bisa diakses masyarakat sehingga mereka tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dengan mengetahui pasti kualitas dan kemandirian warga binaan, lanjut Okan, masyarakat akan lebih mudah menerima warga binaan.

“Semua itu akan memperlancar usaha warga binaan untuk kembali melebur dan menjadi warga yang berguna serta memberikan partisipasi maksimal sesuai kemampuan mereka,” kata aktor yang membintangi banyak sinetron nasional itu.

Lapas Perempuan Kelas IIA Tangerang didirikan 1979 dan mulai difungsikan pada 1982. Lapas ini berkapasitas 250 orang. Selama ini Lapas Perempuan Tangerang tergolong lapas yang banyak menggelar program pembinaan kemandirian dan pemberian keahlian untuk warga binaan mereka.Lapas juga terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai lembaga yang peduli. Misalnya, Dompet Dhuafa, Universitas Syekh Yusuf Tangerang, Universitas Binus, Foundation For International Human Rights Reporting Standards (FIHRRST) sebuah lembaga nirlaba peduli hak asasi yang berpusat di Brussel, Belgia, dan Yayasan TIFA.
Kepala Lapas Perempuan Tangerang Herlin Candrawati mengatakan, pihaknya membuka banyak kesempatan agar kemampuan dan kemandirian warga binaan senantiasa terus berkembang. Untuk itu Herlin mengakui banyak menerima bantuan dan dukungan masyarakat.

“Pembinaan yang kami lakukan tentu tidak akan maksimal jika tidak didukung oleh masyarakat. Kami sangat percaya bahwa masyarakat merupakan bagian dari tiga pilar Sistem Pemasyarakatan dalam pembinaan warga binaan, yaitu pemerintah, warga binaan dan masyarakat,” kata Herlin.

Direktur Jenderal Pemasyarakatan (Dirjenpas) Sri Puguh Budi Utami selalu mengingatkan jajarannya untuk terus mendorong pembinaan kemandirian warga binaan. Fokusnya pada kegiatan pembinaan kemandirian guna meningkatkan kemampuan diri dalam menyelesaikan permasalahan yang dihadapi dalam kehidupannya melalui pelatihan keterampilan dan kemandirian.

”Menjadi tantangan tersendiri bagi Ditjen PAS untuk membina dan mengantarkan warga binaan menjadi terampil dan mandiri di tengah-tengah keterbatasan yang ada. Untuk itu jelas diperlukan banyak keterlibatan pihak ketiga, dari Kementerian/Lembaga, LSM, maupun Lembaga Pelatihan Kerja dan para pemerhati pemasyarakatan dalam kegiatan pembinaan. Mulai dari produksi hingga distribusi produk-produk yang dihasilkan di dalam Lapas dan Rutan," kata Utami.
(poe)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6073 seconds (0.1#10.140)