Antisipasi Kemacetan Arus Balik, Pemerintah Batasi Akses Tol

Senin, 10 Juni 2019 - 06:31 WIB
Antisipasi Kemacetan...
Antisipasi Kemacetan Arus Balik, Pemerintah Batasi Akses Tol
A A A
JAKARTA - Ratusan ribu kendaraan diperkirakan masih akan memadati ruas jalan tol menuju Jakarta pada H+5 Lebaran, Senin (10/6). Para pemudik diimbau mencari jalan alternatif untuk menghindari kemacetan parah di tol maupun jalur pantura seperti yang terjadi kemarin. Hingga tadi malam, kemacetan panjang terjadi di ruas tol Cipali km 90 menuju Cikampek dan berlanjut ke arah Cikarang-Bekasi.

Selain tol, jalur arteri Cikampek menuju Karawang kota juga padat akibat banyaknya kendaraan yang hendak kembali ke Jakarta. Kondisi ini diperkirakan masih akan terjadi hingga hari ini mengingat jumlah kendaraan pemudik yang kembali ke ibu kota diperkirakan baru setengahnya. Dari catatan PT Jasa Marga Tbk (Persero) seluku operator jalan

Tol Jakarta Cikampek, hingga hari ke-3 pasca-Lebaran, tercatat baru 451.104 kendaraan yang kembali ke Jakarta dari arah Timur, Barat dan Selatan. Sedangkan berdasarkan data Korlantas Polri, hingga kemarin baru 50% atau sekitar 650.000 kendaraan yang kembali ke Jakarta.

Melihat kondisi tersebut, pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dan Korlantas Polri mengkaji untuk menutup akses ke ruas tol apabila terjadi penumpukan lebih dari 3 kilometer (km). Untuk memperlancar arus kendaraan, Kemenhub juga akan membebaskan kendaraan di beberapa gerbang tol (GT).

"Ada indikasi beberapa gerbang (tol) itu akan ada penumpukan. Kemungkinan di Palimanan dan di Cikampek. Kami sudah diskusi dengan Pak Menteri PUPR juga dengan Korlantas, kita sudah putuskan kalau ada antrean lebih dari 3 km, kita akan lepaskan atau bebaskan dalam waktu 15 menit atau setengah jam, setelah itu baru dikenakan lagi (tarif)," ujar Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi di Cirebon, Jawa Barat, kemarin.

Dia menambahkan, selain dua rekayasa lalu lintas tersebut, otoritas perhubungan bersama para pemangku kepentingan lainnya akan menertibkan penumpukan yang berada di rest area. Fasiltas istirahat ini memang menjadi salah satu titik kemacetan di ruas tol karena banyak pengendara yang tidak kebagian parkir di kawasan rest area memaksa masuk dan bahkan memarkir kendaraannya di bahu jalan.

Kondisi ini terjadi tidak hanya saat arus balik, tetapi juga saat arus mudik pekan lalu. Guna meminimalisasi kepadatan arus lalu lintas, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) kembali menerapkan larangan angkutan barang agar tidak melintas di ruas tol hingga 12 Juni 2019.

Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, perpanjangan larangan angkutan barang yang seharusnya berakhir pada 10 Juni karena pertimbangan masih ramainya jumlah kendaraan yang melintasi jalur tol pada arus balik. “Karena masih banyak jumlah pemudik yang belum kembali ke Jakarta, maka Pemerintah mengimbau bagi mobil barang untuk tidak melintasi ruas jalan tol mulai dari Semarang hingga Jakarta sampai 12 Juni mendatang atau diperpanjang dua hari dari sebelumnya 10 Juni,” jelasnya.

Budi juga menegaskan bahwa perpanjangan dua hari hingga 12 Juni ini bersifat imbauan. Adapun ruas jalan tol yang dikenakan pembatasan operasional mobil barang yaitu hanya pada ruas Jakarta-Cikampek-Palimanan-Kanci-Pejagan-Pemalang-Batang-Semarang. Kemarin, untuk mengurai kepadatan arus lalu lintas menuju Jakarta, sistem satu arah atau one way diberlakukan sejak KM 414 Gerbang Tol (GT) Kalikangkung hingga KM 29 Tol Jakarta-Cikampek.

Pemberlakuan one way ini sebelumnya tampak cukup efektif pada saat siang hari, namun semakin malam kendaraan di tol Cipali hingga Cikampek terus bertambah hingga menyebabkan kemacetan parah. Kondisi serupa juga terjadi di jalur pantura Cikampek. “Tadi saya masuk km 88 Cipali jam 18.00, karena macet saya keluar km 72 jam 19.30 dan ambil jalur biasa,” kata Dian, pemudik warga Jakarta yang baru kembali dari Ngawi, Jawa Timur.

Namun, harapan Dian menikmati jalanan lancar di jalur arteri tidak kesampaian. Pasalnya, jalur alternatif yang dia lewati yakni Bukit Indah, Purwakarta ke arah Karawang juga macet parah. Nyaris tidak bergerak. Hingga tadi malam pukul 22.42 wib Dian baru sampai di daerah Tanjung Pura, Karawang, itu pun setelah melewati jalan-jalan tikus. “Kendaraan kita enggak bisa jalan cepat karena banyak sepeda motor juga di tengah,” keluh Dian.

Selain jalur Pantura Cikampek, kemacetan juga melanda jalur Selatan yakni di wilayah Garut menuju Bandung maupun dari Sumedang menuju Bandung. Berdasarkan pantauan kemarin, kendaraan dari arah Nagreg ke arah Bandung padat merayap. Kondisi serupa terpantau di kawasan Jatinangor, Kabupaten Sumedang.

Dinilai Efektif


Pada kesempatan berbeda, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menilai, kebijakan sistem satu arah atau one way sepanjang kurang lebih 410 km dinilai efektif mengurai kendaraan. Oleh sebab itu pihaknya berharap petugas di lapangan bisa menjaga kelancaran sistem satu arah tersebut saat diberlakukan.

"Pemberlakuan one way ini salah satu upaya kita memberikan layanan yang baik. Ini juga sebagai satu solusi rekayasa lalin yang sudah dipikirkan matang oleh Kakorlantas beserta jajarannya,” kata Budi Karya. Dia berpesan agar hal yang bisa membuat 410 km berjalan baik harus tetap dikawal, terutama berkaitan dengan rest area baik keluar maupun masuk kota.

Budi menyebut arus mudik-balik Lebaran tahun ini berjalan lancar. Skenario one way yang dilakukan Korlantas Polri terbukti berhasil menekan angka kecelakaan sekaligus memperlancar arus kendaraan. "Ini mudiknya walaupun ramai, tapi rasanya adem-ayem. Saya mau terima kasih kepada polisi dan semua stakeholder. Kita koordinasi sangat intensif, sangat cair menghasilkan suatu konsep yang mumpuni," terang dia.

Budi Karya menjelaskan, sistem one way yang diberlakukan di tol Trans Jawa membuat pergerakan pemudik lebih cepat. Jarak ratusan kilometer yang sebelumnya ditempuh selama belasan jam, kini bisa relatif singkat. "Kita punya konsep, yang kita berikan kewenangan kepada Korlantas untuk melakukan itu. Pertama kali waktu itu kita lakukan dari KM 29 sampai KM 263. Tapi memang amanat itu kami berikan kewenangan Kakorlantas untuk melakukan secara dinamis," sebutnya.

Sementara itu, pada H+3 Lebaran, Minggu (9/6), gerbang tol Palimanan menuju Jakarta dipadati ribuan kendaraan dari arah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Antrean di GT yang ada di wilayah Kabupaten Cirebon itu bahkan mencapai enam kilometer. Antrean panjang kendaraan ini sudah terjadi sejak kilometer 195 hingga kilometer 189 gerbang Tol Palimanan. Kendaran bergerak lambat dengan kecepatan hanya 10 sampai 20 kilometer perjam.

Mengantisipasi kepadatan arua balik, pengelola Tol Palimanan mengaktifkan 24 loket pembayaran dan menurunkan sepuluh mobile rider. Meski begitu, upaya tersebut tetap tak mampu mengurai antrean tersebut. Petugas pun hanya bisa mengatur dan mengarahkan kendaraan agar tertib dan menggunakan loket tambahan.

Kebijakan satu arah atau one way arus mudik dan balik Lebaran yang dilakukan Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri mendapat apresiasi dari Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) karena dinilai dapat mengurai dan mengurangi kemacetan serta menekan angka kecelakaan.

Komisioner Kompolnas Poengky Indarti mengatakan, kebijakan yang didukung oleh lembaga pemerintahan terkait itu merupakan wujud pemikiran yang berbeda atau out of the box dalam menangani kemacetan arus mudik. "Kami mengapresiasi pemikiran out of the box oleh Polri yang dapat meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, antara lain pemberlakuan contraflow dan one way saat mudik dan balik Lebaran," ujar Poengky di Jakarta kemarin

Selain Polri, apresiasi tinggi juga diberikan Kompolnas kepada para stakeholders yang berkoordinasi dengan baik mengupayakan arus mudik dan balik Lebaran berjalan lancar. Menurut Poengky, lembaga lain yang dianggap berjasa antara lain Kementerian Perhubungan, Kementerian PUPR yang membangun infrastruktur jalan tol atau jalan raya, Kementerian Kesehatan yang menyediakan posko kesehatan di jalan, PT Pertamina (Persero), pemerintah daerah, serta Pramuka yang bahu-membahu melancarkan arus mudik dan arus balik Lebaran 2019.

Sementara itu, pengamat transportasi dari Unika Soegijapranata Djoko Setijowarno mengatakan, setiap pemudik harus bisa mempersiapkan fisik di saat lelah dan memilih jalur gerbang keluar tol untuk beristirahat sejenak.

“Beberapa hari ini cukup banyak perbincangan rest area atau tempat istirahat dan pelayanan (TIP). Pasalnya, sejak jalan Tol Trans Jawa terhubung, kemacetan laku lintas beralih dari jalan non tol seperi pantura ke jalan tol. Volume kendaraan yang melintas di jalan pantura saat mudik tahun ini ada penurunan kisaran 10-15% (Posko Lebaran Kota Tegal),” ujarnya.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1448 seconds (0.1#10.140)