GT Cikarang Utama Dibongkar, Kemacetan Lalu Lintas Mulai Terurai
A
A
A
BEKASI - Gerbang Tol (GT) Cikarang Utama yang berada di KM 29 tidak lagi beroperasi sejak Kamis (23/5/2019). Pengendara yang melintas tidak perlu lagi melakukan transaksi di GT tersebut. Sebab transaksi di GT Cikarang Utama sudah dipindah ke GT Cikampek Utama dan Kalihurip Utama.
Pantauan KORAN SINDO, GT Cikarang Utama sudah mulai dibongkar dengan alat berat eskavator secara bertahap agar tidak menghambat kendaraan yang akan menuju Jawa Barat dan Jawa Tengah. Apalagi dalam hitungan hari jutaan kendaraan roda empat akan melintasi jalur Tol Jakarta - Cikampek tersebut.
Kemacetan panjang yang kerap terjadi setiap waktu sudah mulai terurai sejak GT Cikarang Utama tidak difungsikan. Hanya saja, laju kendaraan terkadang tersendat karena ada beberapa pengendara yang tidak mengetahui kebijakan tidak difungsikan gerbang tol tersebut.
Namun setelah petugas memberitahukan melalui pengeras suara, pengendara langsung melaju kembali dan penumpukan kendaraan terurai dan lancar kembali. "Saya masih bingung masih bisa transaksi atau enggak di GT Cikarang Utama," ujar Ahmad Fairudz (30).
Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Jasa Marga Cabang Jakarta Cikampek Hendra Damanik mengatakan, lalu lintas di GT Cikampek Utama dipastikan lancar dan kemacetan dari arah Jakarta maupun sebaliknya sedikit terurai. "Kita juga sedang membongkar GT Cikarut secara bertahap, agar lalu lintas lancar," katanya, Jumat (24/5/2019). (Baca juga: Mudik 2019, Transaksi Tol di GT Cikarang Utama Pindah ke Cikampek Utama)
Menurut dia, salah satu alasan dialihkannya transaksi dari GT Cikarang Utama ke GT Cikampek Utama dan Kalihurip Utama adalah tidak memadainya lagi kapasitas transaksi akibat adanya pembangunan pier Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Pembangunan itu berdampak pada berkurangnya kapasitas transaksi karena adanya penutupan enam gardu operasi.
"Keberadaan pier Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) di sekitar GT Cikarang Utama menyebabkan terjadinya bottleneck dan antrean kendaraan," jelasnya.
Di sisi lain, tersambungnya Tol Trans Jawa menyebabkan arus lalu lintas saat periode mudik dan balik Lebaran 2019 di Tol Japek diprediksi meningkat 15% dibandingkan periode tahun lalu.
Kondisi ini membuat kapasitas GT Cikarang Utama saat ini tidak mampu menampung volume kendaraan tersebut. Jasa Marga juga ingin membagi beban lalu lintas transaksi pada GT Cikarang Utama. Sebab, selama ini GT Cikarang Utama menerima beban transaksi kendaraan dari/menuju timur (Jalan Tol Cikopo-Palimanan).
Kemudian dari/menuju selatan (Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi). Dengan pengalihan transaksi, maka terjadi pemisahan cluster Trans Jawa jalur Utara dan Selatan.
"Ini bukan kali pertama Jasa Marga melakukan perubahan sistem transaksi jalan tol, kita hilangkan GT Barrier di beberapa ruas yang berpotensi menyebabkan antrean," tandasnya.
Pantauan KORAN SINDO, GT Cikarang Utama sudah mulai dibongkar dengan alat berat eskavator secara bertahap agar tidak menghambat kendaraan yang akan menuju Jawa Barat dan Jawa Tengah. Apalagi dalam hitungan hari jutaan kendaraan roda empat akan melintasi jalur Tol Jakarta - Cikampek tersebut.
Kemacetan panjang yang kerap terjadi setiap waktu sudah mulai terurai sejak GT Cikarang Utama tidak difungsikan. Hanya saja, laju kendaraan terkadang tersendat karena ada beberapa pengendara yang tidak mengetahui kebijakan tidak difungsikan gerbang tol tersebut.
Namun setelah petugas memberitahukan melalui pengeras suara, pengendara langsung melaju kembali dan penumpukan kendaraan terurai dan lancar kembali. "Saya masih bingung masih bisa transaksi atau enggak di GT Cikarang Utama," ujar Ahmad Fairudz (30).
Kepala Sub Bagian (Kasubbag) Humas Jasa Marga Cabang Jakarta Cikampek Hendra Damanik mengatakan, lalu lintas di GT Cikampek Utama dipastikan lancar dan kemacetan dari arah Jakarta maupun sebaliknya sedikit terurai. "Kita juga sedang membongkar GT Cikarut secara bertahap, agar lalu lintas lancar," katanya, Jumat (24/5/2019). (Baca juga: Mudik 2019, Transaksi Tol di GT Cikarang Utama Pindah ke Cikampek Utama)
Menurut dia, salah satu alasan dialihkannya transaksi dari GT Cikarang Utama ke GT Cikampek Utama dan Kalihurip Utama adalah tidak memadainya lagi kapasitas transaksi akibat adanya pembangunan pier Jalan Tol Jakarta-Cikampek II Elevated. Pembangunan itu berdampak pada berkurangnya kapasitas transaksi karena adanya penutupan enam gardu operasi.
"Keberadaan pier Jalan Tol Jakarta-Cikampek II (Elevated) di sekitar GT Cikarang Utama menyebabkan terjadinya bottleneck dan antrean kendaraan," jelasnya.
Di sisi lain, tersambungnya Tol Trans Jawa menyebabkan arus lalu lintas saat periode mudik dan balik Lebaran 2019 di Tol Japek diprediksi meningkat 15% dibandingkan periode tahun lalu.
Kondisi ini membuat kapasitas GT Cikarang Utama saat ini tidak mampu menampung volume kendaraan tersebut. Jasa Marga juga ingin membagi beban lalu lintas transaksi pada GT Cikarang Utama. Sebab, selama ini GT Cikarang Utama menerima beban transaksi kendaraan dari/menuju timur (Jalan Tol Cikopo-Palimanan).
Kemudian dari/menuju selatan (Jalan Tol Cipularang dan Padaleunyi). Dengan pengalihan transaksi, maka terjadi pemisahan cluster Trans Jawa jalur Utara dan Selatan.
"Ini bukan kali pertama Jasa Marga melakukan perubahan sistem transaksi jalan tol, kita hilangkan GT Barrier di beberapa ruas yang berpotensi menyebabkan antrean," tandasnya.
(thm)