Selain Tol Jakarta-Cikampek, Waspadai Macet Jalur Pantura-Bekasi
A
A
A
BEKASI - Jalur mudik Lebaran yang rawan macet tak hanya di ruas tol Jakarta–Cikampek yang sedang ada pembangunan konstruksi jalur tol atas, tetapi juga di ruas jalan arteri atau jalur pantai utara (pantura) Bekasi. Potensi kemacetan selama arus mudik dan balik Lebaran 2019 ini tidak hanya imbas dari pemberlakuan one way atau arus satu arah di ruas tol Jakarta–Cikampek, tapi juga ada faktor lain.
“Di jalan pantura wilayah kami, memang masih ditemui gangguan jalan yang dapat menghambat para pemudik,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi Yana Suyatna di Bekasi, Jabar, kemarin. Gangguan itu seperti sarana infrastrukturnya atau kondisi jalan yang terdapat lubang atau kerusakan jalan.
Selanjutnya, pasar tumpah di lima titik di jalur pantura, di antaranya pasar tumpah di Tambun, Cibitung, Pasar Lama, Sentra Grosir Cikarang (SGC), dan Lemahabang. Apalagi di beberapa ruas jalur mudik di wilayah setempat, juga masih terdapat perlintasan kereta api sebidang. “Keberadaan perlintasan ini justru menghambat laju kecepatan pengendara motor di jalur pantura,” katanya.
Selain itu, pihaknya mengeluhkan soal minimnya lampu penerangan jalan umum (PJU) di Jalan Gatot Subroto dan di Kali Ulu. Minimnya PJU dikhawatirkan bisa menurunkan tingkat kewaspadaan pemudik saat berkendara.
Untuk itu, dia mendesak agar instansi terkait bisa menangani persoalan tersebut, sehingga potensi gangguan jalan di jalur mudik bisa ditekan seminimal mungkin. “Kita harap bisa segera ditangani, karena prediksi kita puncak arus mudik di Kabupaten Bekasi terjadi pada H-3 atau 2 Juni dan arus balik H+3 atau 8 Juni,” tegasnya.
Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi Cecep Supriadi memprediksi selama musim mudik bakal terjadi kemacetan di jalur pantura Bekasi. Kemacetan itu dipicu akibat adanya pemberlakuan sistem satu arah di ruas tol Jakarta–Cikampek. “Peningkatan kendaraan berkisar 30% di jalur arteri,” katanya.
Menurutnya, dari Km 29 GT Cikarang Utama–Km 262 GT Brebes Barat akan diberlakukan searah ke sisi timur pada 30 Mei–2 Juni mendatang selama 24 jam. Kebijakan ini membuat pengendara dari arah timur berpindah ke jalur arteri menuju arah barat. Sebaliknya pada 8–10 Juni, dari Km 188 GT Palimanan–Km 29 GT Cikarang Utama akan diberlakukan searah menuju barat.
Kebijakan ini juga membuat pengendara dari arah barat menuju timur berpindah ke jalur arteri menuju arah timur. Guna memperlancar jalan arteri atau jalur pantura di wilayah setempat, Dinas Perhubungan Bekasi bakal menutup tempat putaran balik. Tercatat ada 98 putaran balik kendaraan di sepanjang jalur pantura di Kabupaten Bekasi.
Cecep menjelaskan, putaran balik itu berada di 12 jalur mudik di jalur pantura. Adapun 12 titi jalur mudik itu adalah Jalan Diponegoro, Jalan Sultan Hasanudin, Jalan Raya Teuku Umar, Jalan Raya Imam Bonjol, Jalan Raya Fatahillah, Jalan H. Oemar Said Cokroaminoto, Jalan Yos Sudarso, Jalan Gatot Subroto, Jalan RE Martadinata, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Raya Rengas Bandung, dan Jalan Raya Pacing Bekasi.
Sedangkan untuk jalur mudik, di Jalan Raya Inspeksi Kalimalang tidak ada putaran balik kendaraan karena ruas jalannya hanya terdapat dua jalur. “Kebanyakan melintasi melalui Kalimalang,” tegasnya. Sementara itu, penerapan satu arah di jalur tol Trans-Jawa akan dilakukan jika pada jalur tol terjadi hambatan.
“Kami nanti laporan ke Kakorlantas. Mekanismenya dari Dirlantas Polda Jabar dan Jateng. Kalau mungkin Jatim melaporkan situasi tol arusnya seperti apa, ada permasalahan atau tidak, kami laporkan. Nanti diputuskan oleh Kakorlantas mulai dari mana one way dilakukan,” ujar Dirlantas Polda Jabar Kombes Pol M Aris.
Dia tidak memungkiri akan terjadi hambatan juga di jalur nontol atau arteri sebagai imbas dari pemberlakuan satu arah. Namun begitu, dia menegaskan jajaran Ditlantas Polda Jabar telah menyiapkan beberapa skema untuk memecah kemacetan di jalur nontol.
“Jalur nontol, insyaallah saat one way di tol di pantura agak tersendat. Kami siapkan pospam dan pelayanan di sepanjang jalur mudik pantura. Bahkan, rest area di pantura sudah disiapkan semua. Kamu kerja sama dengan instansi pemerintah daerah dan provinsi,” tuturnya.
“Di jalan pantura wilayah kami, memang masih ditemui gangguan jalan yang dapat menghambat para pemudik,” ujar Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bekasi Yana Suyatna di Bekasi, Jabar, kemarin. Gangguan itu seperti sarana infrastrukturnya atau kondisi jalan yang terdapat lubang atau kerusakan jalan.
Selanjutnya, pasar tumpah di lima titik di jalur pantura, di antaranya pasar tumpah di Tambun, Cibitung, Pasar Lama, Sentra Grosir Cikarang (SGC), dan Lemahabang. Apalagi di beberapa ruas jalur mudik di wilayah setempat, juga masih terdapat perlintasan kereta api sebidang. “Keberadaan perlintasan ini justru menghambat laju kecepatan pengendara motor di jalur pantura,” katanya.
Selain itu, pihaknya mengeluhkan soal minimnya lampu penerangan jalan umum (PJU) di Jalan Gatot Subroto dan di Kali Ulu. Minimnya PJU dikhawatirkan bisa menurunkan tingkat kewaspadaan pemudik saat berkendara.
Untuk itu, dia mendesak agar instansi terkait bisa menangani persoalan tersebut, sehingga potensi gangguan jalan di jalur mudik bisa ditekan seminimal mungkin. “Kita harap bisa segera ditangani, karena prediksi kita puncak arus mudik di Kabupaten Bekasi terjadi pada H-3 atau 2 Juni dan arus balik H+3 atau 8 Juni,” tegasnya.
Kabid Lalu Lintas Dinas Perhubungan Kota Bekasi Cecep Supriadi memprediksi selama musim mudik bakal terjadi kemacetan di jalur pantura Bekasi. Kemacetan itu dipicu akibat adanya pemberlakuan sistem satu arah di ruas tol Jakarta–Cikampek. “Peningkatan kendaraan berkisar 30% di jalur arteri,” katanya.
Menurutnya, dari Km 29 GT Cikarang Utama–Km 262 GT Brebes Barat akan diberlakukan searah ke sisi timur pada 30 Mei–2 Juni mendatang selama 24 jam. Kebijakan ini membuat pengendara dari arah timur berpindah ke jalur arteri menuju arah barat. Sebaliknya pada 8–10 Juni, dari Km 188 GT Palimanan–Km 29 GT Cikarang Utama akan diberlakukan searah menuju barat.
Kebijakan ini juga membuat pengendara dari arah barat menuju timur berpindah ke jalur arteri menuju arah timur. Guna memperlancar jalan arteri atau jalur pantura di wilayah setempat, Dinas Perhubungan Bekasi bakal menutup tempat putaran balik. Tercatat ada 98 putaran balik kendaraan di sepanjang jalur pantura di Kabupaten Bekasi.
Cecep menjelaskan, putaran balik itu berada di 12 jalur mudik di jalur pantura. Adapun 12 titi jalur mudik itu adalah Jalan Diponegoro, Jalan Sultan Hasanudin, Jalan Raya Teuku Umar, Jalan Raya Imam Bonjol, Jalan Raya Fatahillah, Jalan H. Oemar Said Cokroaminoto, Jalan Yos Sudarso, Jalan Gatot Subroto, Jalan RE Martadinata, Jalan Urip Sumoharjo, Jalan Raya Rengas Bandung, dan Jalan Raya Pacing Bekasi.
Sedangkan untuk jalur mudik, di Jalan Raya Inspeksi Kalimalang tidak ada putaran balik kendaraan karena ruas jalannya hanya terdapat dua jalur. “Kebanyakan melintasi melalui Kalimalang,” tegasnya. Sementara itu, penerapan satu arah di jalur tol Trans-Jawa akan dilakukan jika pada jalur tol terjadi hambatan.
“Kami nanti laporan ke Kakorlantas. Mekanismenya dari Dirlantas Polda Jabar dan Jateng. Kalau mungkin Jatim melaporkan situasi tol arusnya seperti apa, ada permasalahan atau tidak, kami laporkan. Nanti diputuskan oleh Kakorlantas mulai dari mana one way dilakukan,” ujar Dirlantas Polda Jabar Kombes Pol M Aris.
Dia tidak memungkiri akan terjadi hambatan juga di jalur nontol atau arteri sebagai imbas dari pemberlakuan satu arah. Namun begitu, dia menegaskan jajaran Ditlantas Polda Jabar telah menyiapkan beberapa skema untuk memecah kemacetan di jalur nontol.
“Jalur nontol, insyaallah saat one way di tol di pantura agak tersendat. Kami siapkan pospam dan pelayanan di sepanjang jalur mudik pantura. Bahkan, rest area di pantura sudah disiapkan semua. Kamu kerja sama dengan instansi pemerintah daerah dan provinsi,” tuturnya.
(don)