Zikir dan Tangis Iringi Pemakaman Ustaz Arifin Ilham
A
A
A
BOGOR - Gema zikir, tasbih, dan takbir bercampur isak tangis ribuan pelayat mengiringi jenazah almarhum Ustaz Arifin Ilham menuju peristirahatan terakhir di area Pondok Pesantren Az-Zikra di Desa Cibadung, Kecamatan Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, tadi malam.
Pria bernama lengkap Muhammad Arifin Ilham yang terkenal dengan lantunan zikirnya itu meninggal dunia dalam usia 49 tahun setelah berjuang melawan penyakit kanker kelenjar getah bening yang kembali menyerangnya sejak awal 2019. Ustaz Arifin meninggalkan tiga istri dan lima anak. Mereka ikut dalam prosesi pemakaman jenazah Ustaz Arifin.
Jenazah pendiri dan pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra serta Pondok Pesantren Az-Zikra ini diterbangkan dengan pesawat jet carteran dari Rumah Sakit Gleneagles, Penang, Malaysia tempat beliau dirawat lima bulan terakhir menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dari Bandara Halim, jenazah dibawa ke Masjid Az-Zikra Sentul di Desa Cipambuan, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, untuk disalatkan.
Ribuan orang turut menyalatkan jenazah Ustaz Arifin. Jenazah selanjutnya dibawa ke Kompleks Pondok Pesantren Az-Zikra Gunung Sindur. Setiba di Masjid Az-Zikra, Gunung Sindur, sekitar pukul 19.30 WIB, jenazah langsung disalatkan lagi. Jamaah salat jenazah di sini juga tak kalah banyak dengan di Sentul.
Sekitar pukul 20.26 WIB tadi malam, jenazah dibawa ke tempat pemakaman yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid. Almarhum kemudian dimakamkan tepat di belakang masjid di kompleks pondok pesantren. Saat jenazah diangkat dan akan dimasukkan ke liang lahat, keluarga, jamaah, santri hingga masyarakat yang hadir pun terlihat tak mampu menahan air matanya.
Bahkan saat putra sulung almarhum, Muhammad Alvian Faiz, mengumandangkan azan di dalam liang lahat, suasana haru kian tak terbendung. Setelah azan, gundukan tanah pun mulai dikeruk dan dimasukkan ke dalam liang lahat. Salah satu pengurus meminta para jamaah untuk terus mengumandangkan zikir dan berdoa agar almarhum dilapangkan kuburnya.
Pemakaman Ustaz Arifin dihadiri pula oleh sejumlah tokoh agama, pejabat, selebritas beserta ribuan masyarakat yang datang dari berbagai daerah. Para pelayat sudah berdatangan sejak pagi kemarin ke Kompleks Masjid Az-Zikra Sentul dan Pondok Pesantren Az-Zikra Gunung Sindur. Mereka merupakan jamaah pengajian maupun masyarakat umum. Karangan bunga ucapan belasungkawa memenuhi area sekeliling masjid dan pondok.
Sebagian besar dari ribuan pelayat baik di Sentul maupun di Gunung Sindur mengenakan busana serbaputih. Pembina tahfidz Quran Pondok Pesantren Az-Zikra, Abdurrahman Soleh, mengungkapkan, Ustaz Arifin yang mendirikan Majelis Az-Zikra pada tahun 2000 pernah berwasiat ingin dimakamkan di bawah pohon kedondong di belakang masjid.
"Ini perilaku akhlak mulia beliau. Orang beriman mempersiapkan hidup dan matinya. Hidup belajar agama, untuk mati dia beribadah sebanyak mungkin," kata Abdurrahman. Dia juga mengatakan, satu-satunya anak laki-laki dari lima bersaudara itu sudah menyiapkan kain kafan untuk membungkus jasadnya jika meninggal sejak usia muda.
Kepergian Ustaz Arifin Ilham menyisakan kepedihan bagi keluarganya. Tak terkecuali istri pertamanya, Yuni Djamaluddin Waliy. Yuni mengaku ikhlas dengan kepergian sang suami sebelum mendapat kabar dari anaknya, Alvin Faiz. Dia menuliskan sebuah pesan haru di akun Instagramnya untuk melepas suaminya selamanya.
"Ya Allah, kami semua sudah ikhlas ya Allah, takdir Engkau yang terbaik ya Allah," tulisnya seperti dikutip dari Insta Storynya, Rabu (22/5), kemarin malam. Satu jam setelah membagikan unggahan tersebut, Yuni mengabarkan bahwa Ustaz Arifin telah meninggal dunia.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku sangat bersedih saat mendengar kabar meninggalnya ulama yang khas ajarannya itu, yakni zikir. "Tapi inilah mungkin saat yang beliau nantikan. Boleh jadi ini yang beliau rindukan untuk berpulang kepada Allah," tuturnya. “Mudah-mudahan kita mampu menjaga semua ajaran beliau.”
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyampaikan banyak kenangan semasa hidup almarhum. "Kembali kepada Allah, itulah yang dia sampaikan ketika masih sakit. Kita semua bersedih. Tapi sangat mungkin beliau senang menuju sahabat beliau yang kita semua sayangi, yakni Allah SWT," ujarnya.
Menurut Hidayat, Yayasan Az-Zikra adalah saksi kebaikan. "Mudah-mudahan wafatnya beliau lebih mengingatkan kita semua kepada Allah SWT. Sebab saat ini Indonesia sedang diuji. Semoga pemimpin-pemimpin kita sadar," ujarnya yang disambut takbir.
Ketua Yayasan Az-Zikra, Sentul, Khatib Kholid mengaku ingat pesan terakhir Ustaz Arifin kepadanya. Khatib Kholil diminta agar terus mencari akhirat. "Beliau bilang, ‘Sekarang saatnya untuk mencari akhirat, jangan cari dunia’," ujar Khatib Kholid. Dengan mencari akhirat, Yayasan Az-Zikra bisa dikelola semakin baik, termasuk pesantren dan berbagai lini usahanya.
Stadium 4A
Ustaz Arifin meninggal dunia pada Rabu (22/5) sekitar pukul 23.40 waktu Penang, Malaysia. Ustaz Arifin Ilham diketahui mengidap kanker kelenjar getah bening stadium 4A dan kanker nasofaring di bagian leher sejak pertengahan Oktober 2018. Beliau beserta keluarga dan kerabat dekat menutupi penyakitnya tersebut dan baru mengungkapnya kepada publik pada 18 Desember 2018.
Dalam sebuah ceramah yang ditayangkan channel Az-Zikra, Ustaz Arifin menyatakan dirinya sudah sembuh dan sedang dalam masa pemulihan. Beliau bahkan sempat kembali melakukan hobinya, yaitu berkuda, meski suaranya masih serak. Dalam proses penyembuhan, Ustaz Arifin sempat menjalani beberapa kali kemoterapi.
Namun pada awal Januari 2019 pria kelahiran Banjarmasin, 8 Juni 1969, ini kembali dirawat di rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Belakangan diketahui kondisi Ustaz Arifin menurun lantaran kanker kelenjar getah bening kembali menyerangnya. Setelah beberapa hari di RSCM, pada 10 Januari 2019 beliau diterbangkan ke Malaysia untuk melanjutkan pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit Gleneagles, Penang.
Pada Selasa (21/5), kondisi Ustaz Arifin sempat dikabarkan kritis di Ruang ICU RS Penang. Pada Rabu (22/5) pagi, dokter menyatakan Ustaz Arifin telah melalui masa kritisnya. Namun siang harinya kondisi beliau kembali kritis hingga akhirnya meninggal dunia menjelang tengah malam.
Kanker kelenjar getah bening atau limfomaadalah kondisi ketika sistem limfatik tubuh kita terserang kanker ganas. Sistem limfatik adalah sistem pembuangan tubuh manusia untuk membersihkan darah dari limbah dan racun. Kanker kelenjar getah bening bisa menyerang siapa pun tanpa memandang usia.
Dr dr Hilman Tadjoedin, Sp.PD-KHOM, spesialis onkologi medik, mengatakan ada dua jenis limfoma, yaitu limfoma hodgkin (LH) dan limfoma non-hodgkin (LNH). LNH merupakan mayoritas dari kanker pada sistem limfa, yaitu sebanyak 80% dari jumlah kasus. Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, sekitar 1.000 orang setiap hari di dunia didiagnosis menderita limfoma.
Di Indonesia, data Globocan 2018 menyebut, sebanyak 35.490 orang didiagnosis menderita limfoma dalam lima tahun terakhir dan 7.565 orang meninggal dunia. Pada tahun 2018, kasus baru non-hodgkin limfoma mencapai 14.164 orang dan memiliki prevalensi 4,57 %. Saat ini non-hodgkin limfoma menempati peringkat ketujh penyakit kanker di Indonesia, di bawah kanker payudara, serviks, paru-paru, usus, prostat, ovarium, hati, dan nasofaring.
“Angka kematian yang cukup tinggi ini karena lambatnya deteksi sehingga penanganannya sudah pada stadium lanjut,” kata Dr Ronald A Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM, FINASIM, dari Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin).
Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Limfoma disebabkan perubahan sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh dan menangkal berbagai jenis infeksi. Pada kasus limfoma, sel B atau T ini membelah lebih cepat, tak terkontrol, dan hidup lebih lama dari biasanya.
Sementara itu kanker nasofaring atau Nasopharyngeal carcinoma (NPC) merupakan sejenis kanker langka di bagian atas tenggorokan di belakang hidung dan mulut (faring) dekat dengan pangkal tengkorak. Ini merupakan jenis kanker yang sulit dideteksi sejak dini dan umumnya menyerang pria dewasa 30-50 tahun terutama di China selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, kanker nasofaring berada pada urutan keempat sebagai kanker terbanyak.
Dr dr Cita Herawati, Sp.THT-KL menjelaskan, kanker nasofaring disebabkan beberapa hal, yakni Epstein-Barr Virus (peningkatan antibodi, genom virus pada sel tumor), bahan kimia termasuk asap sebagai hasil pembuangannya seperti rokok, dupa/kemenyan dan kayu bakar, pekerjaan yang menghasilkan serbuk-serbuk kimia seperti peleburan besi dan serbuk kayu, makanan seperti ikan asin, sayuran yang diawetkan, dan makanan yang difermentasi.
"Konsumsi jenis makanan ini akan menghasilkan kandungan nitrosamine ataupun precursor nitro yang akan menjadi pemicu untuk terjadinya proses kanker nasofaring," kata dr Cita.
Gejala kanker nasofaring dapat digolongkan dalam 4 bagian, yaitu gejala hidung berupa mimisan ringan sampai berat, terasa sumbatan di hidung, kadang sering dirasakan pilek lama yang seperti gejala sinusitis; gejala telinga karena tumor terletak di dekat muara tuba Eustachius fossa Rosenmuller sehingga akan dirasakan rasa tidak nyaman ditelinga seperti tersumbat, dengung (tinitus), bahkan sering ada rasa nyeri.
Prof Dr dr A Harryanto Reksodiputro, Sp.PD-KHOM mengungkapkan, program pengobatan kanker nasofaring terdiri atas radioterapi, kemoterapi, dan kombinasi keduanya. Pengobatan radioterapi bersifat lokal, namun untuk kasus dengan ukuran tumor yang besar didahului dengan kemoterapi untuk mengecilkan ukuran tumor.
Apabila pada tumor ukuran besar dilakukan penyinaran maka pada daerah di tengah tumor dapat terjadi kondisi hipoksia (kekurangan oksigen) sehingga kanker mudah berkembang dan daerah tersebut menjadi resisten terhadap radioterapi.
Faktor risiko kanker nasofaring di antaranya jenis kelamin di mana pria dua kali lebih berisiko mengalami kanker ini daripada wanita. Risiko kanker nasofaring juga meningkat seiring dengan pertambahan usia. Kanker ini lebih banyak terjadi di wilayah China bagian selatan dan cukup banyak terjadi di negara lain di Asia Tenggara. Faktor risiko lainnya adalah perokok dan peminum alkohol.
Bahasa Zikir
Nama Ustaz Arifin Ilham melambung di awal tahun 2000-an kala senandung zikir yang dikumandangkan melalui majelis taklim yang dibangunnya bernama Majelis Az-zikra mulai dikenal masyarakat. Gaya dakwah serta pesan damai yang disampaikannya cukup menyentuh publik, memberikan nuansa berbeda bila dibandingkan dengan metode-metode pendakwah lainnya.
Dengan bahasa zikir dan salawat serta nada-nada suara yang kalem dan khas serta mampu menggetarkan hati, dakwah yang diusungnya cukup mudah diterima. Dalam satu momen ceramah, Ustaz Arifin Ilham pernah menyebutkan masalah kematian dan kehidupan di dunia.
"Hidup kita tidak lama di dunia ini dan hamba yang beriman tahu tugas utama di dunia adalah totalitas pengabdian kepada Allah SWT. Inilah jawaban untuk apa kita ada di dunia ini, wama khalaqtul jinna wal insa illa liya'buduun (tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk ibadah), Adz Dzariyat ayat 56," tutur Ustaz Arifin.
Kini penuturan dan penyampaian dakwah oleh Ustaz Arifin hanya bisa disaksikan melalui video, youtube dan media publikasi lainnya. Perjalanan dakwahnya telah berakhir, namun setiap tuntunan yang diberikan akan terus menjadi rujukan umat. Selamat jalan Ustaz, selamat jalan sang Guru.
Pria bernama lengkap Muhammad Arifin Ilham yang terkenal dengan lantunan zikirnya itu meninggal dunia dalam usia 49 tahun setelah berjuang melawan penyakit kanker kelenjar getah bening yang kembali menyerangnya sejak awal 2019. Ustaz Arifin meninggalkan tiga istri dan lima anak. Mereka ikut dalam prosesi pemakaman jenazah Ustaz Arifin.
Jenazah pendiri dan pimpinan Majelis Zikir Az-Zikra serta Pondok Pesantren Az-Zikra ini diterbangkan dengan pesawat jet carteran dari Rumah Sakit Gleneagles, Penang, Malaysia tempat beliau dirawat lima bulan terakhir menuju Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta. Dari Bandara Halim, jenazah dibawa ke Masjid Az-Zikra Sentul di Desa Cipambuan, Babakanmadang, Kabupaten Bogor, untuk disalatkan.
Ribuan orang turut menyalatkan jenazah Ustaz Arifin. Jenazah selanjutnya dibawa ke Kompleks Pondok Pesantren Az-Zikra Gunung Sindur. Setiba di Masjid Az-Zikra, Gunung Sindur, sekitar pukul 19.30 WIB, jenazah langsung disalatkan lagi. Jamaah salat jenazah di sini juga tak kalah banyak dengan di Sentul.
Sekitar pukul 20.26 WIB tadi malam, jenazah dibawa ke tempat pemakaman yang berjarak sekitar 100 meter dari masjid. Almarhum kemudian dimakamkan tepat di belakang masjid di kompleks pondok pesantren. Saat jenazah diangkat dan akan dimasukkan ke liang lahat, keluarga, jamaah, santri hingga masyarakat yang hadir pun terlihat tak mampu menahan air matanya.
Bahkan saat putra sulung almarhum, Muhammad Alvian Faiz, mengumandangkan azan di dalam liang lahat, suasana haru kian tak terbendung. Setelah azan, gundukan tanah pun mulai dikeruk dan dimasukkan ke dalam liang lahat. Salah satu pengurus meminta para jamaah untuk terus mengumandangkan zikir dan berdoa agar almarhum dilapangkan kuburnya.
Pemakaman Ustaz Arifin dihadiri pula oleh sejumlah tokoh agama, pejabat, selebritas beserta ribuan masyarakat yang datang dari berbagai daerah. Para pelayat sudah berdatangan sejak pagi kemarin ke Kompleks Masjid Az-Zikra Sentul dan Pondok Pesantren Az-Zikra Gunung Sindur. Mereka merupakan jamaah pengajian maupun masyarakat umum. Karangan bunga ucapan belasungkawa memenuhi area sekeliling masjid dan pondok.
Sebagian besar dari ribuan pelayat baik di Sentul maupun di Gunung Sindur mengenakan busana serbaputih. Pembina tahfidz Quran Pondok Pesantren Az-Zikra, Abdurrahman Soleh, mengungkapkan, Ustaz Arifin yang mendirikan Majelis Az-Zikra pada tahun 2000 pernah berwasiat ingin dimakamkan di bawah pohon kedondong di belakang masjid.
"Ini perilaku akhlak mulia beliau. Orang beriman mempersiapkan hidup dan matinya. Hidup belajar agama, untuk mati dia beribadah sebanyak mungkin," kata Abdurrahman. Dia juga mengatakan, satu-satunya anak laki-laki dari lima bersaudara itu sudah menyiapkan kain kafan untuk membungkus jasadnya jika meninggal sejak usia muda.
Kepergian Ustaz Arifin Ilham menyisakan kepedihan bagi keluarganya. Tak terkecuali istri pertamanya, Yuni Djamaluddin Waliy. Yuni mengaku ikhlas dengan kepergian sang suami sebelum mendapat kabar dari anaknya, Alvin Faiz. Dia menuliskan sebuah pesan haru di akun Instagramnya untuk melepas suaminya selamanya.
"Ya Allah, kami semua sudah ikhlas ya Allah, takdir Engkau yang terbaik ya Allah," tulisnya seperti dikutip dari Insta Storynya, Rabu (22/5), kemarin malam. Satu jam setelah membagikan unggahan tersebut, Yuni mengabarkan bahwa Ustaz Arifin telah meninggal dunia.
Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin mengaku sangat bersedih saat mendengar kabar meninggalnya ulama yang khas ajarannya itu, yakni zikir. "Tapi inilah mungkin saat yang beliau nantikan. Boleh jadi ini yang beliau rindukan untuk berpulang kepada Allah," tuturnya. “Mudah-mudahan kita mampu menjaga semua ajaran beliau.”
Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid menyampaikan banyak kenangan semasa hidup almarhum. "Kembali kepada Allah, itulah yang dia sampaikan ketika masih sakit. Kita semua bersedih. Tapi sangat mungkin beliau senang menuju sahabat beliau yang kita semua sayangi, yakni Allah SWT," ujarnya.
Menurut Hidayat, Yayasan Az-Zikra adalah saksi kebaikan. "Mudah-mudahan wafatnya beliau lebih mengingatkan kita semua kepada Allah SWT. Sebab saat ini Indonesia sedang diuji. Semoga pemimpin-pemimpin kita sadar," ujarnya yang disambut takbir.
Ketua Yayasan Az-Zikra, Sentul, Khatib Kholid mengaku ingat pesan terakhir Ustaz Arifin kepadanya. Khatib Kholil diminta agar terus mencari akhirat. "Beliau bilang, ‘Sekarang saatnya untuk mencari akhirat, jangan cari dunia’," ujar Khatib Kholid. Dengan mencari akhirat, Yayasan Az-Zikra bisa dikelola semakin baik, termasuk pesantren dan berbagai lini usahanya.
Stadium 4A
Ustaz Arifin meninggal dunia pada Rabu (22/5) sekitar pukul 23.40 waktu Penang, Malaysia. Ustaz Arifin Ilham diketahui mengidap kanker kelenjar getah bening stadium 4A dan kanker nasofaring di bagian leher sejak pertengahan Oktober 2018. Beliau beserta keluarga dan kerabat dekat menutupi penyakitnya tersebut dan baru mengungkapnya kepada publik pada 18 Desember 2018.
Dalam sebuah ceramah yang ditayangkan channel Az-Zikra, Ustaz Arifin menyatakan dirinya sudah sembuh dan sedang dalam masa pemulihan. Beliau bahkan sempat kembali melakukan hobinya, yaitu berkuda, meski suaranya masih serak. Dalam proses penyembuhan, Ustaz Arifin sempat menjalani beberapa kali kemoterapi.
Namun pada awal Januari 2019 pria kelahiran Banjarmasin, 8 Juni 1969, ini kembali dirawat di rumah sakit, yaitu Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta. Belakangan diketahui kondisi Ustaz Arifin menurun lantaran kanker kelenjar getah bening kembali menyerangnya. Setelah beberapa hari di RSCM, pada 10 Januari 2019 beliau diterbangkan ke Malaysia untuk melanjutkan pengobatan dan perawatan di Rumah Sakit Gleneagles, Penang.
Pada Selasa (21/5), kondisi Ustaz Arifin sempat dikabarkan kritis di Ruang ICU RS Penang. Pada Rabu (22/5) pagi, dokter menyatakan Ustaz Arifin telah melalui masa kritisnya. Namun siang harinya kondisi beliau kembali kritis hingga akhirnya meninggal dunia menjelang tengah malam.
Kanker kelenjar getah bening atau limfomaadalah kondisi ketika sistem limfatik tubuh kita terserang kanker ganas. Sistem limfatik adalah sistem pembuangan tubuh manusia untuk membersihkan darah dari limbah dan racun. Kanker kelenjar getah bening bisa menyerang siapa pun tanpa memandang usia.
Dr dr Hilman Tadjoedin, Sp.PD-KHOM, spesialis onkologi medik, mengatakan ada dua jenis limfoma, yaitu limfoma hodgkin (LH) dan limfoma non-hodgkin (LNH). LNH merupakan mayoritas dari kanker pada sistem limfa, yaitu sebanyak 80% dari jumlah kasus. Menurut Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI, sekitar 1.000 orang setiap hari di dunia didiagnosis menderita limfoma.
Di Indonesia, data Globocan 2018 menyebut, sebanyak 35.490 orang didiagnosis menderita limfoma dalam lima tahun terakhir dan 7.565 orang meninggal dunia. Pada tahun 2018, kasus baru non-hodgkin limfoma mencapai 14.164 orang dan memiliki prevalensi 4,57 %. Saat ini non-hodgkin limfoma menempati peringkat ketujh penyakit kanker di Indonesia, di bawah kanker payudara, serviks, paru-paru, usus, prostat, ovarium, hati, dan nasofaring.
“Angka kematian yang cukup tinggi ini karena lambatnya deteksi sehingga penanganannya sudah pada stadium lanjut,” kata Dr Ronald A Hukom, MHSc, Sp.PD, KHOM, FINASIM, dari Perhimpunan Hematologi dan Onkologi Medik Penyakit Dalam Indonesia (Perhompedin).
Limfoma merupakan istilah umum untuk berbagai tipe kanker darah yang muncul dalam sistem limfatik, yang menyebabkan pembesaran kelenjar getah bening. Limfoma disebabkan perubahan sel-sel limfosit B atau T, yaitu sel darah putih yang dalam keadaan normal atau sehat berfungsi menjaga daya tahan tubuh dan menangkal berbagai jenis infeksi. Pada kasus limfoma, sel B atau T ini membelah lebih cepat, tak terkontrol, dan hidup lebih lama dari biasanya.
Sementara itu kanker nasofaring atau Nasopharyngeal carcinoma (NPC) merupakan sejenis kanker langka di bagian atas tenggorokan di belakang hidung dan mulut (faring) dekat dengan pangkal tengkorak. Ini merupakan jenis kanker yang sulit dideteksi sejak dini dan umumnya menyerang pria dewasa 30-50 tahun terutama di China selatan dan Asia Tenggara. Di Indonesia, kanker nasofaring berada pada urutan keempat sebagai kanker terbanyak.
Dr dr Cita Herawati, Sp.THT-KL menjelaskan, kanker nasofaring disebabkan beberapa hal, yakni Epstein-Barr Virus (peningkatan antibodi, genom virus pada sel tumor), bahan kimia termasuk asap sebagai hasil pembuangannya seperti rokok, dupa/kemenyan dan kayu bakar, pekerjaan yang menghasilkan serbuk-serbuk kimia seperti peleburan besi dan serbuk kayu, makanan seperti ikan asin, sayuran yang diawetkan, dan makanan yang difermentasi.
"Konsumsi jenis makanan ini akan menghasilkan kandungan nitrosamine ataupun precursor nitro yang akan menjadi pemicu untuk terjadinya proses kanker nasofaring," kata dr Cita.
Gejala kanker nasofaring dapat digolongkan dalam 4 bagian, yaitu gejala hidung berupa mimisan ringan sampai berat, terasa sumbatan di hidung, kadang sering dirasakan pilek lama yang seperti gejala sinusitis; gejala telinga karena tumor terletak di dekat muara tuba Eustachius fossa Rosenmuller sehingga akan dirasakan rasa tidak nyaman ditelinga seperti tersumbat, dengung (tinitus), bahkan sering ada rasa nyeri.
Prof Dr dr A Harryanto Reksodiputro, Sp.PD-KHOM mengungkapkan, program pengobatan kanker nasofaring terdiri atas radioterapi, kemoterapi, dan kombinasi keduanya. Pengobatan radioterapi bersifat lokal, namun untuk kasus dengan ukuran tumor yang besar didahului dengan kemoterapi untuk mengecilkan ukuran tumor.
Apabila pada tumor ukuran besar dilakukan penyinaran maka pada daerah di tengah tumor dapat terjadi kondisi hipoksia (kekurangan oksigen) sehingga kanker mudah berkembang dan daerah tersebut menjadi resisten terhadap radioterapi.
Faktor risiko kanker nasofaring di antaranya jenis kelamin di mana pria dua kali lebih berisiko mengalami kanker ini daripada wanita. Risiko kanker nasofaring juga meningkat seiring dengan pertambahan usia. Kanker ini lebih banyak terjadi di wilayah China bagian selatan dan cukup banyak terjadi di negara lain di Asia Tenggara. Faktor risiko lainnya adalah perokok dan peminum alkohol.
Bahasa Zikir
Nama Ustaz Arifin Ilham melambung di awal tahun 2000-an kala senandung zikir yang dikumandangkan melalui majelis taklim yang dibangunnya bernama Majelis Az-zikra mulai dikenal masyarakat. Gaya dakwah serta pesan damai yang disampaikannya cukup menyentuh publik, memberikan nuansa berbeda bila dibandingkan dengan metode-metode pendakwah lainnya.
Dengan bahasa zikir dan salawat serta nada-nada suara yang kalem dan khas serta mampu menggetarkan hati, dakwah yang diusungnya cukup mudah diterima. Dalam satu momen ceramah, Ustaz Arifin Ilham pernah menyebutkan masalah kematian dan kehidupan di dunia.
"Hidup kita tidak lama di dunia ini dan hamba yang beriman tahu tugas utama di dunia adalah totalitas pengabdian kepada Allah SWT. Inilah jawaban untuk apa kita ada di dunia ini, wama khalaqtul jinna wal insa illa liya'buduun (tidak Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk ibadah), Adz Dzariyat ayat 56," tutur Ustaz Arifin.
Kini penuturan dan penyampaian dakwah oleh Ustaz Arifin hanya bisa disaksikan melalui video, youtube dan media publikasi lainnya. Perjalanan dakwahnya telah berakhir, namun setiap tuntunan yang diberikan akan terus menjadi rujukan umat. Selamat jalan Ustaz, selamat jalan sang Guru.
(don)