Helicity Transportasi Alternatif ke Bandara Soekarno-Hatta
A
A
A
TANGERANG - Bandara helikopter (heliport) komersial pertama di Indonesia segera beroperasi. Kehadiran taksi helikopter ini bisa menjadi moda transportasi alternatif perkotaan untuk menghindari kemacetan dari dan ke Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta).
Sejak pertama dikenalkan pada 4 Desember 2017, pembangunan pangkalan taksi udara ini akhirnya rampung. Dibangun di atas lahan seluas 2,7 hektare di Jalan Perimeter Selatan, Neglasari, Kota Tangerang, Banten, heliport Bandara Soetta ini ditarget beroperasi penuh akhir 2019.
Dengan nilai investasi sebesar Rp80 miliar, heliport Bandara Soetta ini memiliki 10 hanggar yang mampu menampung 50 helikopter jenis Bell 505 atau setara dengan 20 unit helikopter Bell 429/Airbus H130.
Heliport ini juga akan dilengkapi dengan shooting point dengan instalasi lampu untuk mendukung penerbangan malam. Lalu, ada customer lounge, cafe, kantor, fasilitas beserta person evacuation medic (helimedis).
Pangkalan helikopter komersial yang cukup besar ini dibangun oleh perusahaan helikopter PT Whitesky Aviation. Perusahaan ini bekerja sama dengan pengelola Bandara Soetta, PT Angkasa Pura (AP) II.
Direktur Utama PT Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengatakan, kerja sama pembangunan heliport Bandara Soetta ini akan dilakukan hingga 30 tahun ke depan.
"Kami berkomitmen menjadikan helikopter menjadi bagian pengembangan moda transportasi perkotaan di Indonesia," kata Denon, kemarin.
Pelayanan penerbangan helikopter dari dan ke Bandara Soetta ini memiliki tingkat keselamatan dan kenyamanan yang tinggi sehingga memungkinkan untuk terbang malam. "Pembangunan heliport ini akan menjadi salah satu pembangunan moda transportasi perkotaan. Terutama moda transportasi pendukung atau penunjang dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.
Meski baru tahap pembangunan pertama yang rampung, heliport tersebut sudah mulai diuji coba untuk penerbangan. Namun, secara resmi akan dibuka akhir tahun ini. "Setelah pembangunan tahap pertama ini selesai, heliport bisa dioperasionalkan langsung walau masih dalam tahap uji coba. Secara resmi memang heliport baru dioperasikan akhir tahun nanti," ungkapnya.
Taksi helikopter ini melayani penumpang di kota-kota sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga Bandung. Bahkan, termasuk pelayanan medical evacuation dari dan menuju rumah sakit-rumah sakit.
Bagi masyarakat umum, jasa transportasi udara ini memang cukup mahal. Sekali jalan, Anda bisa dikenakan tarif mulai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta untuk yang reguler dari dan ke Bandara Soetta ke wilayah Jabodetabek. Sementara untuk ke luar Jakarta, tarifnya bisa sampai Rp3–4 juta. Satu helikopter reguler sanggup menampung empat orang. Sementara helikopter premium bisa mengangkut hingga enam orang.
"Sekarang. kita baru fokus ke Jakarta, Pantai Indah Kapuk, Bintaro, Bekasi, Cikarang, dan Cikampek. Jumlah armada baru 10–12 helikopter. Waktu operasional kita 60 jam per bulan atau dua jam per hari," tambah Denon.
Dia mengatakan, helikopter sipil ini baru bisa terbang dari pukul 06.00–18.00 WIB. Heliport ini akan dilengkapi dengan 10 koridor yang diizinkan untuk terbang selama 24 jam. Adapun helikopter yang bisa dipakai untuk mengangkut penumpang melakukan perjalanan dari heliport dan ke Bandara Soetta adalah jenis Bell 42 dan Bell 505.
Direktur PT AP II Muhammad Awaludin mengatakan, taksi helikopter ke Bandara Soetta akan menambah fasilitas pengunjung yang akan terbang ke luar negeri dan domestik dari Bandara Soetta. "Dengan adanya transportasi helikopter ini, tentu akan menjadi daya saing di dunia penerbangan dan membuat level Bandara Soetta terangkat dibandingkan dengan bandara negara-negara lainnya," ungkapnya.
Karena itu, pihaknya menyambut positif rampungnya pembangunan tahap pertama heliport tersebut. Dengan demikian, heliport komersial ini dapat segera dioperasikan. "Kami sangat mengapresiasi upaya Whitesky, karena telah menginisiasi membangun heliport komersial pertama Indonesia yang dapat meningkatkan citra dan reputasi Bandara Soetta," ujarnya.
Keberadaan bandara khusus helikopter komersial ini merupakan bagian dari program konektivitas transportasi yang mengatur sistem multimoda transportasi. ”Multimoda ini dimaksudkan agar semua moda angkutan transportasi terkoneksi dan saling mendukung untuk transportasi yang lainnya, mulai dari bus, taksi, kereta, dan helikopter ke Bandara Soetta," kata dia.
Khusus helikopter, meski tidak langsung mendarat di Bandara Soetta, bisa menghubungkan tempat-tempat yang sulit dijangkau di Jakarta maupun di Bandung.
Pentingnya keselamatan penerbangan dengan helikopter yang harus dijaga membuat Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto angkat bicara. Pihaknya akan membuat standar keselamatan.
"Semua harus sesuai dengan standar dan prosedur keselamatan penerbangan. Kami telah membuat standard operating procedure (SOP) agar pelayanan helikopter tidak mengganggu lalu lintas penerbangan yang ada di Bandara Soetta," tuturnya.
Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan, beroperasinya heliport di Bandara Soetta akan mempermudah mobilitas dan menambah pilihan masyarakat menuju ke bandara.
Layanan ini, meski dinilai untuk kalangan atas, patut diapresiasi sehingga membuka peluang bisnis baru di bidang transportasi udara untuk segenap lapisan masyarakat. "Tentu ini akan menambah mobilitas dari dan menuju ke bandara. Saya kira potensi pasarnya juga cukup besar," tandasnya. (Hasan Kurniawan)
Sejak pertama dikenalkan pada 4 Desember 2017, pembangunan pangkalan taksi udara ini akhirnya rampung. Dibangun di atas lahan seluas 2,7 hektare di Jalan Perimeter Selatan, Neglasari, Kota Tangerang, Banten, heliport Bandara Soetta ini ditarget beroperasi penuh akhir 2019.
Dengan nilai investasi sebesar Rp80 miliar, heliport Bandara Soetta ini memiliki 10 hanggar yang mampu menampung 50 helikopter jenis Bell 505 atau setara dengan 20 unit helikopter Bell 429/Airbus H130.
Heliport ini juga akan dilengkapi dengan shooting point dengan instalasi lampu untuk mendukung penerbangan malam. Lalu, ada customer lounge, cafe, kantor, fasilitas beserta person evacuation medic (helimedis).
Pangkalan helikopter komersial yang cukup besar ini dibangun oleh perusahaan helikopter PT Whitesky Aviation. Perusahaan ini bekerja sama dengan pengelola Bandara Soetta, PT Angkasa Pura (AP) II.
Direktur Utama PT Whitesky Aviation Denon Prawiraatmadja mengatakan, kerja sama pembangunan heliport Bandara Soetta ini akan dilakukan hingga 30 tahun ke depan.
"Kami berkomitmen menjadikan helikopter menjadi bagian pengembangan moda transportasi perkotaan di Indonesia," kata Denon, kemarin.
Pelayanan penerbangan helikopter dari dan ke Bandara Soetta ini memiliki tingkat keselamatan dan kenyamanan yang tinggi sehingga memungkinkan untuk terbang malam. "Pembangunan heliport ini akan menjadi salah satu pembangunan moda transportasi perkotaan. Terutama moda transportasi pendukung atau penunjang dari dan menuju Bandara Soekarno-Hatta," ujarnya.
Meski baru tahap pembangunan pertama yang rampung, heliport tersebut sudah mulai diuji coba untuk penerbangan. Namun, secara resmi akan dibuka akhir tahun ini. "Setelah pembangunan tahap pertama ini selesai, heliport bisa dioperasionalkan langsung walau masih dalam tahap uji coba. Secara resmi memang heliport baru dioperasikan akhir tahun nanti," ungkapnya.
Taksi helikopter ini melayani penumpang di kota-kota sekitarnya seperti Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, hingga Bandung. Bahkan, termasuk pelayanan medical evacuation dari dan menuju rumah sakit-rumah sakit.
Bagi masyarakat umum, jasa transportasi udara ini memang cukup mahal. Sekali jalan, Anda bisa dikenakan tarif mulai Rp1,5 juta hingga Rp2 juta untuk yang reguler dari dan ke Bandara Soetta ke wilayah Jabodetabek. Sementara untuk ke luar Jakarta, tarifnya bisa sampai Rp3–4 juta. Satu helikopter reguler sanggup menampung empat orang. Sementara helikopter premium bisa mengangkut hingga enam orang.
"Sekarang. kita baru fokus ke Jakarta, Pantai Indah Kapuk, Bintaro, Bekasi, Cikarang, dan Cikampek. Jumlah armada baru 10–12 helikopter. Waktu operasional kita 60 jam per bulan atau dua jam per hari," tambah Denon.
Dia mengatakan, helikopter sipil ini baru bisa terbang dari pukul 06.00–18.00 WIB. Heliport ini akan dilengkapi dengan 10 koridor yang diizinkan untuk terbang selama 24 jam. Adapun helikopter yang bisa dipakai untuk mengangkut penumpang melakukan perjalanan dari heliport dan ke Bandara Soetta adalah jenis Bell 42 dan Bell 505.
Direktur PT AP II Muhammad Awaludin mengatakan, taksi helikopter ke Bandara Soetta akan menambah fasilitas pengunjung yang akan terbang ke luar negeri dan domestik dari Bandara Soetta. "Dengan adanya transportasi helikopter ini, tentu akan menjadi daya saing di dunia penerbangan dan membuat level Bandara Soetta terangkat dibandingkan dengan bandara negara-negara lainnya," ungkapnya.
Karena itu, pihaknya menyambut positif rampungnya pembangunan tahap pertama heliport tersebut. Dengan demikian, heliport komersial ini dapat segera dioperasikan. "Kami sangat mengapresiasi upaya Whitesky, karena telah menginisiasi membangun heliport komersial pertama Indonesia yang dapat meningkatkan citra dan reputasi Bandara Soetta," ujarnya.
Keberadaan bandara khusus helikopter komersial ini merupakan bagian dari program konektivitas transportasi yang mengatur sistem multimoda transportasi. ”Multimoda ini dimaksudkan agar semua moda angkutan transportasi terkoneksi dan saling mendukung untuk transportasi yang lainnya, mulai dari bus, taksi, kereta, dan helikopter ke Bandara Soetta," kata dia.
Khusus helikopter, meski tidak langsung mendarat di Bandara Soetta, bisa menghubungkan tempat-tempat yang sulit dijangkau di Jakarta maupun di Bandung.
Pentingnya keselamatan penerbangan dengan helikopter yang harus dijaga membuat Direktur Utama AirNav Indonesia Novie Riyanto angkat bicara. Pihaknya akan membuat standar keselamatan.
"Semua harus sesuai dengan standar dan prosedur keselamatan penerbangan. Kami telah membuat standard operating procedure (SOP) agar pelayanan helikopter tidak mengganggu lalu lintas penerbangan yang ada di Bandara Soetta," tuturnya.
Pengamat penerbangan Gatot Rahardjo mengatakan, beroperasinya heliport di Bandara Soetta akan mempermudah mobilitas dan menambah pilihan masyarakat menuju ke bandara.
Layanan ini, meski dinilai untuk kalangan atas, patut diapresiasi sehingga membuka peluang bisnis baru di bidang transportasi udara untuk segenap lapisan masyarakat. "Tentu ini akan menambah mobilitas dari dan menuju ke bandara. Saya kira potensi pasarnya juga cukup besar," tandasnya. (Hasan Kurniawan)
(nfl)