Kemiringan Jalur Puncak Dievaluasi dan Kendaraan Besar Dibatasi
A
A
A
BOGOR - Seringnya terjadi kecelakaan tunggal di jalur Puncak, khususnya di kawasan Tanjakan Selarong, Desa Cibogo, Megamendung, Kabupaten Bogor, yang diduga selain faktor human error, tingkat kemiringan jalan juga menjadi sorotan dan dijadikan bahan evaluasi pihak terkait.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suko, menyadari di jalur Puncak terdapat beberapa titik jalan yang memiliki tingkat kemiringan cukup membahayakan.
"Meski belum ada evaluasi dalam waktu dekat, tapi penting juga disadari masyarakat bahwa kondisi Jalan Nasional, Puncak, Bogor ini memang di dominasi perbukitan. Nah, untuk menghindari insiden seperti kecelakaan lalu lintas perlu perhitungan yang tepat dan mengetahui kondisi jalurnya," ungkapnya, JUmat (3/5/2019).
Tak hanya itu, menurutnya penting juga pengetahuan dan kesadaran saat berkendara, misalnya dari segi kecepatan maupun tentang kondisi jalan yang bakal dilintasi. "Dan untuk bus seharusnya dari perusahaan itu kembali melakukan pengecekan kelayakan armadanya," tuturnya. (Baca Juga: Tak Kuat Menanjak, Bus Terguling di Puncak 5 Luka-luka)
Ia menegaskan dengan selain di Tanjakan Selarong yang sering terjadi kecelakaan, juga perlu diwaspadai kemiringan jalan yang berada di Desa Cipayung Girang, Megamendung, Kabupaten Bogor.
"Kita sudah memiliki data terkait titik-titik jalan yang memiliki kemiringan cukup tajam. Di jalur Puncak ini tersebar di Kecamatan Megamendung, Cisarua bahkan hingga perbatasan Cianjur, jadi dihimbau kepada pengguna jalan jangan sembarangan memacu kecepatan, apalagi di jalur yang berkelok tajam," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kecelakaan, pihaknya berdalih hanya bisa berupaya untuk meminimalisir kemungkinan kecelakaan dengan cara membangun escape lane (Jalur Penyelamat) seperti yang sudah dibangun di Tanjakan Selarong itu.
Akan tetapi, jalur penyelamat tersebut hanya difungsikan untuk kendaraan yang mengalami kegagalan transmisi atau rem blong ketika sedang dalam kondisi jalanan menurun.
"Untuk escape lane kita baru ada satu. Dan untuk membangun escape lane dibeberapa lokasi itu, kita butuh rekomendasi dari komisi nasional keselamatan transportasi. Kalau sudah ada rekomendasi itu baru bisa dianggarkan," ungkapnya.
Kepala Balai Besar Pelaksana Jalan Nasional (BBPJN) VI Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Hari Suko, menyadari di jalur Puncak terdapat beberapa titik jalan yang memiliki tingkat kemiringan cukup membahayakan.
"Meski belum ada evaluasi dalam waktu dekat, tapi penting juga disadari masyarakat bahwa kondisi Jalan Nasional, Puncak, Bogor ini memang di dominasi perbukitan. Nah, untuk menghindari insiden seperti kecelakaan lalu lintas perlu perhitungan yang tepat dan mengetahui kondisi jalurnya," ungkapnya, JUmat (3/5/2019).
Tak hanya itu, menurutnya penting juga pengetahuan dan kesadaran saat berkendara, misalnya dari segi kecepatan maupun tentang kondisi jalan yang bakal dilintasi. "Dan untuk bus seharusnya dari perusahaan itu kembali melakukan pengecekan kelayakan armadanya," tuturnya. (Baca Juga: Tak Kuat Menanjak, Bus Terguling di Puncak 5 Luka-luka)
Ia menegaskan dengan selain di Tanjakan Selarong yang sering terjadi kecelakaan, juga perlu diwaspadai kemiringan jalan yang berada di Desa Cipayung Girang, Megamendung, Kabupaten Bogor.
"Kita sudah memiliki data terkait titik-titik jalan yang memiliki kemiringan cukup tajam. Di jalur Puncak ini tersebar di Kecamatan Megamendung, Cisarua bahkan hingga perbatasan Cianjur, jadi dihimbau kepada pengguna jalan jangan sembarangan memacu kecepatan, apalagi di jalur yang berkelok tajam," ungkapnya.
Untuk mengantisipasi kecelakaan, pihaknya berdalih hanya bisa berupaya untuk meminimalisir kemungkinan kecelakaan dengan cara membangun escape lane (Jalur Penyelamat) seperti yang sudah dibangun di Tanjakan Selarong itu.
Akan tetapi, jalur penyelamat tersebut hanya difungsikan untuk kendaraan yang mengalami kegagalan transmisi atau rem blong ketika sedang dalam kondisi jalanan menurun.
"Untuk escape lane kita baru ada satu. Dan untuk membangun escape lane dibeberapa lokasi itu, kita butuh rekomendasi dari komisi nasional keselamatan transportasi. Kalau sudah ada rekomendasi itu baru bisa dianggarkan," ungkapnya.
(ysw)