May Day, Konfederasi Serikat Pekerja Serukan Enam Tuntutan

Kamis, 02 Mei 2019 - 07:16 WIB
May Day, Konfederasi Serikat Pekerja Serukan Enam Tuntutan
May Day, Konfederasi Serikat Pekerja Serukan Enam Tuntutan
A A A
JAKARTA - Puluhan ribu buruh yang tergabung dalam Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) merayakan May Day 2019 di Tennis Indoor Senayan, Jakarta, kemarin. Dalam peringatan itu, KSPI menyerukan enam tuntutan kepada pemerintah. Presiden KSPI Said Iqbal mengatakan, secara umum tema May Day yang diangkat adalah “Kesejahteraan Buruh dan Demokrasi Jujur Damai”.

Adapun tuntutan turunannya berjumlah enam poin. “KSPI mewakili kaum buruh mempunyai kepentingan memastikan demokrasi harus jujur, pilpres dan pileg sampai nanti diumumkan resmi oleh KPU pada 22 Mei,” ungkap Iqbal di lokasi kemarin.

Sementara itu, enam poin tuntutan yang disuarakan kaum buruh pada May Day 2019 yaitu menolak upah murah sekaligus cabut PP Nomor 78 Tahun 2015 beserta menaikkan komponen kebutuhan hidup layak (KHL) menjadi 84 item. Selain itu, KSPI menuntut sistem outsourcing dan pemagangan berkedok outsourcing dihapuskan.

“Kesejahteraan buruh adalah tentang cabut PP 78, kita apresiasi Pak Jokowi sudah melakukan itu dalam statement-nya dan kita tunggu hasil revisinya apa. Kemudian KHL harus 84 item, sekarang baru 60 item. Lalu hapus outsourcing dan pemagangan. Pemagangan lebih berbahaya dari outsourcing.

Orang dibayar Rp500.000 kerja delapan jam, enggak punya jaminan kesehatan dan jaminan pensiun. Jangan teman-teman jurnalis kontributor akan digitukan kalau pemagangan dilegalkan kalau kita enggak lawan. Pemagangan harus dilawan karena sudah tidak sesuai dengan UU,” katanya.

Tuntutan buruh lainnya adalah meningkatkan jaminan kesehatan dan jaminan pensiun, turunkan tarif dasar listrik dan harga sembako, serta meningkatkan kesejahteraan guru-tenaga honorer dan pengemudi ojek online. “Turunkan harga dasar listrik dan harga sembako. Siapa pun presidennya. Kalau enggak, kita demo terus,” tandasnya.

Terakhir, KSPI juga menyerukan kepada kaum buruh untuk ikut serta mengawal form C1 di KPU wilayah masing-masing demi mencegah kecurangan dan mengawal demokrasi yang jujur. “Pengerahan massa dalam koridor hukum. Tidak boleh ada kekerasan, fitnah, dan hoaks. Kami militan menjaga agar pemilu jujur,” ujarnya.

Di Bekasi, ribuan buruh kemarin menggelar aksi di Alun-Alun Kota Bekasi di Jalan Veteran, Kelurahan Margajaya, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi. Dengan tema “May Day Is A Creative Day”, ribuan buruh dari Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI) dan Federasi Serikat Buruh Demokrasi Seluruh Indonesia (FSBDSI) itu berdatangan menggunakan sepeda motor dengan mengenakan seragam hitam dan merah.

Mereka juga antara lain menuntut penghapusan PP 78, menolak upah murah, menolak outsourcing, menolak pekerja magang. Untuk memeriahkan peringatan May Day, terdapat panggung hiburan dan sejumlah hadiah yang terpajang. Beberapa personel kepolisian dan pemerintah pun ikut bergoyang dalam perayaan penuh gembira.

Para buruh berjoget mengikuti alunan musik dan goyangan para biduan yang hadir. Tak mau kalah, para anggota kepolisian maupun TNI juga turut berjoget bersama. Bahkan Kapolres Metro Bekasi Kota Kombes Indarto dan Dandim 0507 Bekasi Letkol Arm Abdi Wirawan naik panggung untuk berjoget bersama para buruh.

Indarto mengatakan, May Day ini harus dirayakan dengan penuh kegembiraan. Kegembiraan itu dirayakan dengan penuh rasa syukur dikarenakan bisa bekerja dan menjadi seorang buruh. “Saya rasa kawan-kawan ini sudah sangat tepat ya, rayakan May Day ini dengan suatu hal positif. Kita harus syukuri jadi buruh,” katanya.

Sementara di Sleman, Yogyakarta, para pekerja dan buruh memperingati May Day dengan menggelar jalan sehat tripartit bersama para pengusaha dan pejabat pemkab setempat. Bupati Sleman Sri Purnomo melepas langsung kegiatan tersebut, bahkan ikut berjalan santai berbaur dengan peserta lain.

Jalan santai menempuh jarak sekitar 3 km mengitari kompleks Pemkab Sleman dengan start dan finis di lapangan Pemkab Sleman. Sebelum jalan santai, para peserta terlebih dahulu mengikuti senam pagi massal. Seusai jalan santai, ada hiburan dan pembagian doorprizebagi peserta serta kegiatan donor darah.

Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Sleman Setiasih mengatakan, jalan santai yang terdiri dari unsur pengusaha, serikat pekerja, dan buruh serta aparatur sipil negara (ASN) Sleman tersebut bukan sekadar kegiatan seremonial, yang lebih penting lagi dengan kegiatan itu dapat memupuk semangat kebersamaan dan kekeluargaan bagi pengusaha, pekerja, dan buruh serta pemerintah sebagai pelaku hubungan industrial.

“Termasuk akan menciptakan hubungan yang harmonis serta mewujudkan situasi Sleman yang kondusif, aman, dan damai,” kata Setiasih. Di Jawa Timur, Gubernur Jawa Timur (Jatim) Khofifah Indar Parawansa menjanjikan akan memberikan hadiah spesial bagi keluarga buruh pada peringatan May Day tahun ini, yakni kuota khusus masuk SMA/SMK negeri bagi anak buruh atau pekerja yang tidak mampu di Jatim.

Kuota yang diberikan Khofifah sebesar 5% dan berlaku untuk semua SMA/SMK negeri di Jatim. Keputusan itu sampaikan Khofifah di depan ribuan buruh yang hadir dalam aksi peringatan Hari Buruh di depan Kantor Gubernur di Jalan Pahlawan, Surabaya, kemarin.

“Saya sampaikan, kami ingin memberikan hadiah pada keluarga buruh, pekerja yang tidak mampu, dan j yang difabel, bahwa kita ada kuota 5% khusus bagi anak-anak mereka yang akan masuk ke SMA/SMK negeri di seluruh Jatim,” katanya.

Mantan menteri sosial itu menyebut anak buruh yang sudah di kelas III SMP atau MTs bisa memanfaatkan kuota khusus 5% ini untuk bisa masuk SMA/SMK negeri. “Para anak buruh, pekerja, dan difabel ini akan diprioritaskan untuk bisa masuk SMA SMK negeri di Jatim. Kuota khusus ini akan kita luncurkan besok saat Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional),” tandasnya.

Dengan adanya kuota masuk SMA/SMK negeri ini maka akan mempermudah para anak buruh dan pekerja tidak mampu untuk bisa mengakses pendidikan berkualitas. Terlebih, jika sudah masuk ke SMA/SMK negeri, mereka tidak akan terbebani dengan biaya. Ini karena mulai tahun ajaran baru Juli 2019 mendatang akan diterapkan sekolah gratis untuk SMA/SMK negeri se-Jatim.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6733 seconds (0.1#10.140)