Derita Gizi Buruk, Kondisi Balita di Depok Memprihatinkan
A
A
A
Balita berusia satu tahun di Depok mengalami kondisi gizi buruk. Balita malang itu adalah AT yang tinggal di RT003/RW 012 Beji Depok. Di usianya yang menginjak satu tahun, kondisi fisik AT sangat memprihatikan.
AT tinggal di sebuah rumah seadanya bahkan terbilang tidak layak huni. Orang tuanya bekerja serabutan. Kondisi itu membuat AT kurang mendapat asupan gizi hingga mengalami gizi buruk.
Para tetangga yang miris melihat kondisi AT kemudian membantu membawa balita malang itu ke rumah sakit. Kemudian AT pun dibawa ke RSUD Depok.
"Kondisi anaknya kasian banget, memprihatinkan. Kalau orang tua balita kerja serabutan," kata Ika salah seorang tetangga AT kepada wartawan di Depok, Minggu 21 April 2019.
AT pun kemudian dibawa ke rumah sakit dan kini berada di ruang isolasi anak. AT mendapatkan perawatan khusus untuk menangani kondisi badannya yang memprihatinkan. Selain gizi buruk, AT juga mengidap penyakit lain.
"Dia juga mengidap penyakit paru-paru dan lainnya. Komplikasi penyakitnya," kata Humas RSUD Kota Depok Setya Hadi.
Tahapan gizi buruk ada beberapa kategori. Dan yang dialami AT ini, kata dia, termasuk dalam kondisi berat.
"AT ini masuk dalam malnutrisi berat karena ada pengaruh penyakit lainnya," tukasnya.
Pemerintah Kota Depok pun mengambil langkah cepat dengan memberikan perhatian pada AT. Seluruh biaya pengobatan AT akan ditanggung pemerintah.
"Saya ingin menyampaikan pesan pak wali kota untuk memberikan perhatian yang besar kepada balita asal Beji ini. Insya Allah selama perawatan, orangtuanya tidak perlu khawatir. Sebab, kami sudah menjamin menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Depok selama rawat inap di RSUD Depok. Jadi tidak akan dipungut biaya," kata Kepala Dinas Komunikasi Kota Depok, Sidik Mulyono.
Lebih lanjut dia menegaskan, proses administrasi terhadap Thalita dijamin sepenuhnya oleh Pemkot Depok melalui pembiayaan jaminan miskin diluar kuota PBI atau jaminan kesehatan dengan mekanisme Bantuan Sosial (Bansos) yang bersumber dari APBD.
"Sampai saat ini Thalita masih diawasi oleh tim dokter anak dan ahli gizi. Kita doakan agar ananda segera sehat. Ini tentu menjadi salah satu perhatian kami," paparnya.
AT masuk ke RS pada Selasa 16 April 2019. Kemudian oleh pihak rumah sakit pun ditangani oleh dokter ahli gizi dan spesialis anak. Ketika dibawa ke RS, kondisinya sudah sangat lemah.
"Kami pun segera menangani anak tersebut dan pada akhirnya mau makan. Kondisinya dijaga dengan asupan nutrisi yang baik," kata Direktur RSUD Depok, Asloe’ah Majdri.
AT memiliki berat badan hanya 5,9 kilogram saat dibawa ke RS. Selain itu balita tersebut juga mengidap penyakit penyerta seperti TB paru. Untuk itu, pengobatan penyakit ini juga dilakukan dengan intensif oleh tim dokter.
"Mudah-mudahan setelah ditangani oleh kami kondisinya semakin membaik, dan kalau sudah membaik tentunya akan diperbolehkan untuk pulang," tambahnya.
Sementara itu, Ade Apriyanti, ibu AT mengaku sangat berterima kasih pada langkah cepat pemerintah. Dia pun tak menyangka kalau Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad bisa dengan cepat membantu anaknya.
"Alhamdulillah banget, bisa mendapat bantuan dari pak wali. Karena saya dan suami yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan sangat merasakan manfaatnya saat anak kami dirawat disini" katanya.
Dirinya berharap, berat badan sang anak bisa berangsur naik. Agar anaknya tersebut bisa kembali aktif bermain di rumah. "Mudah-mudahan bisa cepat sembuh, dan bisa main lagi di rumah," pungkasnya.
AT tinggal di sebuah rumah seadanya bahkan terbilang tidak layak huni. Orang tuanya bekerja serabutan. Kondisi itu membuat AT kurang mendapat asupan gizi hingga mengalami gizi buruk.
Para tetangga yang miris melihat kondisi AT kemudian membantu membawa balita malang itu ke rumah sakit. Kemudian AT pun dibawa ke RSUD Depok.
"Kondisi anaknya kasian banget, memprihatinkan. Kalau orang tua balita kerja serabutan," kata Ika salah seorang tetangga AT kepada wartawan di Depok, Minggu 21 April 2019.
AT pun kemudian dibawa ke rumah sakit dan kini berada di ruang isolasi anak. AT mendapatkan perawatan khusus untuk menangani kondisi badannya yang memprihatinkan. Selain gizi buruk, AT juga mengidap penyakit lain.
"Dia juga mengidap penyakit paru-paru dan lainnya. Komplikasi penyakitnya," kata Humas RSUD Kota Depok Setya Hadi.
Tahapan gizi buruk ada beberapa kategori. Dan yang dialami AT ini, kata dia, termasuk dalam kondisi berat.
"AT ini masuk dalam malnutrisi berat karena ada pengaruh penyakit lainnya," tukasnya.
Pemerintah Kota Depok pun mengambil langkah cepat dengan memberikan perhatian pada AT. Seluruh biaya pengobatan AT akan ditanggung pemerintah.
"Saya ingin menyampaikan pesan pak wali kota untuk memberikan perhatian yang besar kepada balita asal Beji ini. Insya Allah selama perawatan, orangtuanya tidak perlu khawatir. Sebab, kami sudah menjamin menggunakan APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah) Kota Depok selama rawat inap di RSUD Depok. Jadi tidak akan dipungut biaya," kata Kepala Dinas Komunikasi Kota Depok, Sidik Mulyono.
Lebih lanjut dia menegaskan, proses administrasi terhadap Thalita dijamin sepenuhnya oleh Pemkot Depok melalui pembiayaan jaminan miskin diluar kuota PBI atau jaminan kesehatan dengan mekanisme Bantuan Sosial (Bansos) yang bersumber dari APBD.
"Sampai saat ini Thalita masih diawasi oleh tim dokter anak dan ahli gizi. Kita doakan agar ananda segera sehat. Ini tentu menjadi salah satu perhatian kami," paparnya.
AT masuk ke RS pada Selasa 16 April 2019. Kemudian oleh pihak rumah sakit pun ditangani oleh dokter ahli gizi dan spesialis anak. Ketika dibawa ke RS, kondisinya sudah sangat lemah.
"Kami pun segera menangani anak tersebut dan pada akhirnya mau makan. Kondisinya dijaga dengan asupan nutrisi yang baik," kata Direktur RSUD Depok, Asloe’ah Majdri.
AT memiliki berat badan hanya 5,9 kilogram saat dibawa ke RS. Selain itu balita tersebut juga mengidap penyakit penyerta seperti TB paru. Untuk itu, pengobatan penyakit ini juga dilakukan dengan intensif oleh tim dokter.
"Mudah-mudahan setelah ditangani oleh kami kondisinya semakin membaik, dan kalau sudah membaik tentunya akan diperbolehkan untuk pulang," tambahnya.
Sementara itu, Ade Apriyanti, ibu AT mengaku sangat berterima kasih pada langkah cepat pemerintah. Dia pun tak menyangka kalau Wali Kota Depok Idris Abdul Shomad bisa dengan cepat membantu anaknya.
"Alhamdulillah banget, bisa mendapat bantuan dari pak wali. Karena saya dan suami yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan sangat merasakan manfaatnya saat anak kami dirawat disini" katanya.
Dirinya berharap, berat badan sang anak bisa berangsur naik. Agar anaknya tersebut bisa kembali aktif bermain di rumah. "Mudah-mudahan bisa cepat sembuh, dan bisa main lagi di rumah," pungkasnya.
(mhd)