Gubernur Anies Dinilai Belum Optimal Atasi Banjir di Jakarta
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah wilayah DKI Jakarta kembali terendam banjir pasca diguyur hujan beberapa belakangan hari ini. Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan dinilai belum optimal mengatasi banjir.
Hal tersebut diungkapkan pengamat perkotaan universitas Trisakti, Nirwono Joga. Menurut dia, selama hampir dua tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies belum optimal dalam menangani banjir.
Tidak ada kejelasan atas kelanjutan penataan kali. Konsep naturalisasi juga tidak kunjung muncul ataupun diterapkan."Praktis terhenti. Perbaikan tanggul hanya bersifat sementara saja tetapi tidak diikuti dengan penataan pemukiman disekitar tanggul/kali," kata Nirwono saat dihubungi pada Rabu (3/4/2019).
Selain itu, Nirwono juga mengamati bahwa tidak ada kelanjutan penyelesaian revitalisasi taman waduk pluit dan taman waduk riario yang masih menyisahkan lahan dan pemukiman yang belum direlokasi. Begitupun saluran air yang belum optimal, khususnya di kawasan atau jalanan yang beberapa hari ini mengalami banjir.
Nirwono menyarankan lima penanganan banjir yang harus dilakukan Gubernur Anies. Pertama, naturalisasi 13 sungai bukan normalisasi atau betonisasi sungai. Kedua, revitalisasi 44 waduk dan 14 situ yang masih terlantar.
Ketiga, Rehabilitasi seluruh saluran air dari skala mikro, meso, makro agar terhubun baik dan lancar tidak ad yang terseumbat. Keempat, optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sudah ada sebagai daerah resapan air dan terus menambah RTH baru, bukan Ruang Publik Terbuka Ramah anak (RPTRA). Terakhir, optimalisasi halaman rumah, kantor, dan lain-lain sebagai daerah resapan air.
"Intinya tidak ada air hujan yang terbuang, tetapi semua diresapkan daam tanah atau ditampung didalam kolam penampungan sebagai cadangan air," ungkapnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, penanganan banjir di wilayah langsung direspons cepat oleh Wali Kota setempat. Berbagai kebutuhan warga langsung disiapkan dari mulai kebutuhan pokok hingga kebutuhan sandang. Menurutnya, banjir di sejumlah wilayah khususnya Jatipadang langsung berangsur surut.
Warga yang semula mengungsi di sejumlah pos pengungsian pun telah pulang ke rumahnya masing-masing."Jadi ini memang air dari selatan luar biasa meluap? dan Dinas Sumber Daya air mengontrol pintu-pintu air di bagian selatan, di situ babakan," katanya.
Terkait langkah pencegahan bencana di kawasan rawan banjir itu, Anies menuturkan pembangunan tanggul menjadi hak utama. Pembangunan tanggul yang semula tertahan lantaran terkendala pembebasan tanah diungkapkannya dapat segera dilanjutkan.
Selain itu, lanjut Anies, pembangunan dua waduk Di Bogor akan selesai akhir tahun ini. Ketika itu selesai, volume air yake Jakarta akan turun 30 persen. Dengan turun 30% maka proses retensi akan bisa lebih baik karena selama di sana tidak tertangani, maka volume sebesar apapun akan selalu mengalami limpahan yang besar, justru yang paling penting tanggul sana selesai.
"Alhamdulilah progressnya baik, soal tanah yang dulu jadi kendala di pembangunan tanggul itu sekarang beres dan seperti jadwalnya Desember selesai. Begitu terselesaikan, Insya Allah kita akan punya volume air yang jauh lebih rendah," tambahnya.
Pembangunan tanggul tersebut pun ditegaskan Anies termasuk dengan penataan sejumlah rumah warga yang kini berdiri di sepadan hingga bantaran Kali Ciliwung. Namun, penataan katanya akan dilakukan secara bertahap.
"Nanti harus ada penataan. Tapi kita kerjakan satu-satu," ucapnya.
Hal tersebut diungkapkan pengamat perkotaan universitas Trisakti, Nirwono Joga. Menurut dia, selama hampir dua tahun menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, Anies belum optimal dalam menangani banjir.
Tidak ada kejelasan atas kelanjutan penataan kali. Konsep naturalisasi juga tidak kunjung muncul ataupun diterapkan."Praktis terhenti. Perbaikan tanggul hanya bersifat sementara saja tetapi tidak diikuti dengan penataan pemukiman disekitar tanggul/kali," kata Nirwono saat dihubungi pada Rabu (3/4/2019).
Selain itu, Nirwono juga mengamati bahwa tidak ada kelanjutan penyelesaian revitalisasi taman waduk pluit dan taman waduk riario yang masih menyisahkan lahan dan pemukiman yang belum direlokasi. Begitupun saluran air yang belum optimal, khususnya di kawasan atau jalanan yang beberapa hari ini mengalami banjir.
Nirwono menyarankan lima penanganan banjir yang harus dilakukan Gubernur Anies. Pertama, naturalisasi 13 sungai bukan normalisasi atau betonisasi sungai. Kedua, revitalisasi 44 waduk dan 14 situ yang masih terlantar.
Ketiga, Rehabilitasi seluruh saluran air dari skala mikro, meso, makro agar terhubun baik dan lancar tidak ad yang terseumbat. Keempat, optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sudah ada sebagai daerah resapan air dan terus menambah RTH baru, bukan Ruang Publik Terbuka Ramah anak (RPTRA). Terakhir, optimalisasi halaman rumah, kantor, dan lain-lain sebagai daerah resapan air.
"Intinya tidak ada air hujan yang terbuang, tetapi semua diresapkan daam tanah atau ditampung didalam kolam penampungan sebagai cadangan air," ungkapnya.
Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, penanganan banjir di wilayah langsung direspons cepat oleh Wali Kota setempat. Berbagai kebutuhan warga langsung disiapkan dari mulai kebutuhan pokok hingga kebutuhan sandang. Menurutnya, banjir di sejumlah wilayah khususnya Jatipadang langsung berangsur surut.
Warga yang semula mengungsi di sejumlah pos pengungsian pun telah pulang ke rumahnya masing-masing."Jadi ini memang air dari selatan luar biasa meluap? dan Dinas Sumber Daya air mengontrol pintu-pintu air di bagian selatan, di situ babakan," katanya.
Terkait langkah pencegahan bencana di kawasan rawan banjir itu, Anies menuturkan pembangunan tanggul menjadi hak utama. Pembangunan tanggul yang semula tertahan lantaran terkendala pembebasan tanah diungkapkannya dapat segera dilanjutkan.
Selain itu, lanjut Anies, pembangunan dua waduk Di Bogor akan selesai akhir tahun ini. Ketika itu selesai, volume air yake Jakarta akan turun 30 persen. Dengan turun 30% maka proses retensi akan bisa lebih baik karena selama di sana tidak tertangani, maka volume sebesar apapun akan selalu mengalami limpahan yang besar, justru yang paling penting tanggul sana selesai.
"Alhamdulilah progressnya baik, soal tanah yang dulu jadi kendala di pembangunan tanggul itu sekarang beres dan seperti jadwalnya Desember selesai. Begitu terselesaikan, Insya Allah kita akan punya volume air yang jauh lebih rendah," tambahnya.
Pembangunan tanggul tersebut pun ditegaskan Anies termasuk dengan penataan sejumlah rumah warga yang kini berdiri di sepadan hingga bantaran Kali Ciliwung. Namun, penataan katanya akan dilakukan secara bertahap.
"Nanti harus ada penataan. Tapi kita kerjakan satu-satu," ucapnya.
(whb)