Pancaroba, Hujan Angin Tumbangkan Sejumlah Pohon di Bogor
A
A
A
BOGOR - Peralihan musim dari hujan ke kemarau atau pancaroba, membuat sejumlah pohon di Kota Bogor bertumbangan akibat hujan deras disertai angin kencang. Berdasar data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Bogor ada dua unit mobil yang ringsek tertimpa pohon.
Dari empat lokasi bencana pohon tumbang itu tersebar di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan Bogor Tengah. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bogor, Budi Hendrawan menjelaskan, dua unit kendaraan roda empat yang tertimpa poho terjadi di Jalan Dadali, Kelurahan/Kecamatan Tanah Sareal dan di Gang Gotong Royong, Kelurahan Cilendek Barat, Bogor Barat, paad Selasa (2/4/2019).
"Akibat pohon tumbang kemarin ada dua mobil yang tertimpa pohon. Pertama mobil Daihatsu Calya bernopol F 1327 PS milik Inggrit J dan mobil Toyota Avanza bernopol F 1790 EB milik Jaya Komarudin," kata Budi pada Rabu (3/4/2019).
Dia menambahka,n pohon jenis asem yang tumbang di Jalan Terpai RT 02/17 Kelurahan Menteng Kecamatan Bogor Barat, sempat mengakibatkan akses jalan warga tertutup. Dan terakhir pohon tumbang terjaditerja di Jalan Tentara Pelajar Kompleks Dormitori, Kelurahan Ciwaringin, Bogor Tengah.
BPBD memastikan atas kejadian tersebut tak ada korban. Baik luka maupun korban meninggal dunia. Meski demikian pihaknya belum bisa memprediksi berapa jumlah kerugian dari peristiwa tersebut. "Korban nihil, kalau dampak kerugian belum bisa kita perkirakan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertamanan, Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota, Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Agus Gunawan mengakui wilayahnya banyak dikelilingi pohon besar yang berpotensi tumbang, khususnya saat terjadi cuaca ekstrem dan pancaroba.
Saat ini, jumlah pohon di Kota Bogor ada 14.000 batang yang tersebar di enam kecamatan. Pohon itu berdiri mulai dari pohon yang ada di sekitaran pusat kota, permukiman hingga di sepanjang jalan protokol.
Secara garis besar, pihaknya membagi tiga klasifikasi berdasarkan jenis kesehatan pohon dengan memasang Kartu Tanda Pohon (KTP). Pohon dengan tingkat kekeroposan rendah, sedang hingga tinggi. Itu semua sengaja diterapkan sebagai langkah antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
"Tak hanya itu, setiap tahun kita juga mendata ratusan pohon untuk mengetahui kondisi pohon. Khususnya pohon yang berada di pusat kota hingga keramaian warga," katanya.
Jadi, menurutnya ada tiga kriteria KTP untuk pohon. Hijau untuk tingkat keroposan di bawah 50, kuning 50 hingga 60, sementara merah untuk pohon yang memiliki tingkat kekeroposan di atas 60,” paparnya.
Dia menuturkan, sebanyak 150 hingga 160 pohon dicek kesehatannya setiap tahun. Hal itu demi mengurangi pohon keropos yang bisa membahayakan warga sekitar atau masyarakat yang tengah beraktivitas. "Apalagi dalam kondisi cuaca ekstrem belakangan ini, kita sudah menjalin kerja sama dengan pihak Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehutanan untuk mengetahui kondisi ribuan pohon yang ada di Kota Bogor ini," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi, Dramaga, Bogor Hadi Saputra menyatakan, cuaca buruk yang kerap terjadi belakangan di Bogor ini diduga karena adanya awan cumulonimbus yang tumbuh di sepanjang wilayah Jawa Barat. "Kalau penyebab cuaca ekstrem belakangan ini karena adanya awan-awan cumulonimbus di wilayah Jawa Barat. Makanya tidak heran belakangan ini sering terjadi hujan ekstrem di sore hari," katanya.
Tak hanya itu, cuaca buruk juga dapat disebabkan karena adanya peralihan musim yang kini tengah terjadi. Peralihan musim hujan ke kemarau juga dapat berpotensi menyebabkan semua itu terjadi.
"Hal itu ditandai dominasi hujan yang kerap terjadi pada siang maupun sore hari. Selain awan cumulonimbus, faktor peralihan musim dari hujan ke kemarau juga dapat memengaruhi cuaca buruk ini," ujarnya.
Pihaknya memprediksi, keadaan seperti ini bakal terus berlangsung hingga akhir April mendatang. "Jadi, selama ada awan cumulonimbus di sepanjang wilayah Jawa Barat, cuaca ekstrem akan terus berlangsung. Kami memprediksi keadaan seperti ini akan berlanjut hingga April ini," ucapnya.
Dari empat lokasi bencana pohon tumbang itu tersebar di tiga kecamatan, yakni di Kecamatan Tanah Sareal, Kecamatan Bogor Barat, dan Kecamatan Bogor Tengah. Kepala Seksi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kota Bogor, Budi Hendrawan menjelaskan, dua unit kendaraan roda empat yang tertimpa poho terjadi di Jalan Dadali, Kelurahan/Kecamatan Tanah Sareal dan di Gang Gotong Royong, Kelurahan Cilendek Barat, Bogor Barat, paad Selasa (2/4/2019).
"Akibat pohon tumbang kemarin ada dua mobil yang tertimpa pohon. Pertama mobil Daihatsu Calya bernopol F 1327 PS milik Inggrit J dan mobil Toyota Avanza bernopol F 1790 EB milik Jaya Komarudin," kata Budi pada Rabu (3/4/2019).
Dia menambahka,n pohon jenis asem yang tumbang di Jalan Terpai RT 02/17 Kelurahan Menteng Kecamatan Bogor Barat, sempat mengakibatkan akses jalan warga tertutup. Dan terakhir pohon tumbang terjaditerja di Jalan Tentara Pelajar Kompleks Dormitori, Kelurahan Ciwaringin, Bogor Tengah.
BPBD memastikan atas kejadian tersebut tak ada korban. Baik luka maupun korban meninggal dunia. Meski demikian pihaknya belum bisa memprediksi berapa jumlah kerugian dari peristiwa tersebut. "Korban nihil, kalau dampak kerugian belum bisa kita perkirakan," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Bidang Pertamanan, Penerangan Jalan Umum dan Dekorasi Kota, Dinas Perumahan dan Pemukiman (Disperumkim) Kota Bogor Agus Gunawan mengakui wilayahnya banyak dikelilingi pohon besar yang berpotensi tumbang, khususnya saat terjadi cuaca ekstrem dan pancaroba.
Saat ini, jumlah pohon di Kota Bogor ada 14.000 batang yang tersebar di enam kecamatan. Pohon itu berdiri mulai dari pohon yang ada di sekitaran pusat kota, permukiman hingga di sepanjang jalan protokol.
Secara garis besar, pihaknya membagi tiga klasifikasi berdasarkan jenis kesehatan pohon dengan memasang Kartu Tanda Pohon (KTP). Pohon dengan tingkat kekeroposan rendah, sedang hingga tinggi. Itu semua sengaja diterapkan sebagai langkah antisipasi terjadinya hal yang tidak diinginkan.
"Tak hanya itu, setiap tahun kita juga mendata ratusan pohon untuk mengetahui kondisi pohon. Khususnya pohon yang berada di pusat kota hingga keramaian warga," katanya.
Jadi, menurutnya ada tiga kriteria KTP untuk pohon. Hijau untuk tingkat keroposan di bawah 50, kuning 50 hingga 60, sementara merah untuk pohon yang memiliki tingkat kekeroposan di atas 60,” paparnya.
Dia menuturkan, sebanyak 150 hingga 160 pohon dicek kesehatannya setiap tahun. Hal itu demi mengurangi pohon keropos yang bisa membahayakan warga sekitar atau masyarakat yang tengah beraktivitas. "Apalagi dalam kondisi cuaca ekstrem belakangan ini, kita sudah menjalin kerja sama dengan pihak Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Kehutanan untuk mengetahui kondisi ribuan pohon yang ada di Kota Bogor ini," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Klimatologi, Dramaga, Bogor Hadi Saputra menyatakan, cuaca buruk yang kerap terjadi belakangan di Bogor ini diduga karena adanya awan cumulonimbus yang tumbuh di sepanjang wilayah Jawa Barat. "Kalau penyebab cuaca ekstrem belakangan ini karena adanya awan-awan cumulonimbus di wilayah Jawa Barat. Makanya tidak heran belakangan ini sering terjadi hujan ekstrem di sore hari," katanya.
Tak hanya itu, cuaca buruk juga dapat disebabkan karena adanya peralihan musim yang kini tengah terjadi. Peralihan musim hujan ke kemarau juga dapat berpotensi menyebabkan semua itu terjadi.
"Hal itu ditandai dominasi hujan yang kerap terjadi pada siang maupun sore hari. Selain awan cumulonimbus, faktor peralihan musim dari hujan ke kemarau juga dapat memengaruhi cuaca buruk ini," ujarnya.
Pihaknya memprediksi, keadaan seperti ini bakal terus berlangsung hingga akhir April mendatang. "Jadi, selama ada awan cumulonimbus di sepanjang wilayah Jawa Barat, cuaca ekstrem akan terus berlangsung. Kami memprediksi keadaan seperti ini akan berlanjut hingga April ini," ucapnya.
(whb)