MRT Beroperasi Komersil, Penumpang Keluhkan Antrean Tiket
A
A
A
JAKARTA - Beroperasinya Mass Rapid Transit (MRT) Lebak Bulus-Bundaran HI mendapat sambutan antusias dari masyarakat. Namun, para pengguna moda transportasi massal tersebut masih mengeluhkan lamanya antrean tiket.
Berdasarkan pantauan, pengguna MRT cukup ramai memenuhi bangku Ratangga sebutan bagi kereta MRT. Namun, lantaran vending machine atau mesin tiket mati, pengguna MRT mengalami antrean loket untuk membeli tiket secara manual.
Hal tersebut dikeluhkan oleh Rizky Basuki, warga Pasar Jumat, Ciputat, Tangerang Selatan. Menurut dia, MRT Jakarta terlihat sangat mewah dan modern. Sayangnya, ketika ingin membeli tiket single trip di loket Stasiun Lebak Bulus seharga Rp15.000, antrean panjang tak bisa dihindarkan. Belum lagi fasilitas air conditioner (AC) yang minim menambah ketidaknyamanan antrian.
"Cukup lama antriennya. 15 menit lebih kurang lebih," kata Rizky pada Senin (1/4/2019). Senada dengan Rizky, Rudi warga Rempoa, Jakarta Selatan pun mengeluhkan hal yang sama.
Bahkan, ketika memilih menggunakan kartu elekronik perbankan e-money, ada beberapa mesin yang tidak bisa membacanya. Beruntung ada petugas yang membantunya dengan kartu pribadi miliknya.
"Hampir disemua stasiun mengalami antrean loket dan mengalami masalah pada tapping mesin. Saat hujan juga masih banyak yang terkena air hujan, khususnya di tangga stasiun," ungkapnya.
Sementara itu, sekitar pukul 19.00 WIB, pengguna MRT dengan leluasa masuk ke stasiun untuk menaiki Ratangga tanpa perlu melakukan tapping kartu di mesin tapping. Seperti terlihat di Stasiun Dukuh Atas, pengguna MRT dengan bebas melewati mesin taping yang tidak terhalang.
"Sejak sore tadi memang sudah dibuka," kata petugas yang enggan disebutkan namanya.Hingga, berita ini diturunkan, belum ada satupun pihak MRT yang bisa menjelaskan hal tersebut.
Berdasarkan pantauan, pengguna MRT cukup ramai memenuhi bangku Ratangga sebutan bagi kereta MRT. Namun, lantaran vending machine atau mesin tiket mati, pengguna MRT mengalami antrean loket untuk membeli tiket secara manual.
Hal tersebut dikeluhkan oleh Rizky Basuki, warga Pasar Jumat, Ciputat, Tangerang Selatan. Menurut dia, MRT Jakarta terlihat sangat mewah dan modern. Sayangnya, ketika ingin membeli tiket single trip di loket Stasiun Lebak Bulus seharga Rp15.000, antrean panjang tak bisa dihindarkan. Belum lagi fasilitas air conditioner (AC) yang minim menambah ketidaknyamanan antrian.
"Cukup lama antriennya. 15 menit lebih kurang lebih," kata Rizky pada Senin (1/4/2019). Senada dengan Rizky, Rudi warga Rempoa, Jakarta Selatan pun mengeluhkan hal yang sama.
Bahkan, ketika memilih menggunakan kartu elekronik perbankan e-money, ada beberapa mesin yang tidak bisa membacanya. Beruntung ada petugas yang membantunya dengan kartu pribadi miliknya.
"Hampir disemua stasiun mengalami antrean loket dan mengalami masalah pada tapping mesin. Saat hujan juga masih banyak yang terkena air hujan, khususnya di tangga stasiun," ungkapnya.
Sementara itu, sekitar pukul 19.00 WIB, pengguna MRT dengan leluasa masuk ke stasiun untuk menaiki Ratangga tanpa perlu melakukan tapping kartu di mesin tapping. Seperti terlihat di Stasiun Dukuh Atas, pengguna MRT dengan bebas melewati mesin taping yang tidak terhalang.
"Sejak sore tadi memang sudah dibuka," kata petugas yang enggan disebutkan namanya.Hingga, berita ini diturunkan, belum ada satupun pihak MRT yang bisa menjelaskan hal tersebut.
(whb)