Kelola Sampah 100 Ton per Hari, PLTSa Bukan Solusi Bantar Gebang
A
A
A
BEKASI - Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Merah Putih di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang resmi dioperasikan mulai Senin (25/3/2019). PLTSa Merah Putih disebut mampu mengolah sampah hingga 100 ton setiap hari dan menghasil bonus listrik sebanyak 700 kilowatt.
Namun, PLTSa yang berada di TPST milik DKI Jakarta tersebut diyakini tidak terlalu banyak membantu mengurangi penumpukan sampah di Bantar Gebang. Sebab sampah yang terbakar menjadi tenaga listrik hanya 100 ton setiap hari, sementara jumlah sampah warga DKI yang masuk mencapai 7.500 ton per hari.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPST Bantargebang, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, PLTSa Merah Putih ini kurang signifikan mengurangi volume sampah di TPST Bantargebang. (Baca juga: PLTSa Merah Putih Beroperasi, Solusi Timbunan Sampah di Bantar Gebang?)
Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tetap fokus membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) di dalam Kota Jakarta. Pembangunan ini yang nantinya akan mengurangi tumpukan sampah di TPST Bantargebang. ”Fokus kami tetap membangun ITF di beberapa lokasi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, kata dia, pemerintah daerah juga sedang berupaya melakukan landfill mining atau penambangan sampah lama. Nantinya sampah tersebut akan dijual untuk digunakan sebagai bahan bakar pembuatan semen. ”Landfill mining kita lakukan dengan pihak swasta dalam menjalin kerja sama ini,” ungkapnya. (Baca juga: Bangun Fasilitas Pengolahan Sampah Sunter, Jakarta Butuh Rp3,5 Triliun)
Asep meyakini, sistem landfill mining bisa mengurangi volume sampah hingga 1.000 ton per hari, sehingga kapasitas TPST Bantargebang bisa lebih bertambah. ”Untuk PLTSa yang diresmikan hari ini hanya pilot project, tidak mengurangi banyak sampah yang ada. Jadi ITF juga harus tetap dibangun,” tegasnya.
Pada awal pertengahan Januari 2019, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengatakan kapasitas TPST Bantar Gebang kini hanya tersisa 10 juta ton. DKI memproyeksi TPST Bantar Gebang bakal penuh tiga tahun lagi atau 2021 mendatang, apalagi jumlah sampah yang masuk mencapai 7.400-7.500 ton per hari.
Secara keseluruhan kapasitas TPST Bantar Gebang mencapai 49 juta ton dengan total luas lahan 110 hektare. Hingga saat ini, tercatat jumlah sampah yang masuk di sana mencapai 39 juta ton dengan sisa lahan sekitar 20 hektare.
Namun, PLTSa yang berada di TPST milik DKI Jakarta tersebut diyakini tidak terlalu banyak membantu mengurangi penumpukan sampah di Bantar Gebang. Sebab sampah yang terbakar menjadi tenaga listrik hanya 100 ton setiap hari, sementara jumlah sampah warga DKI yang masuk mencapai 7.500 ton per hari.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) TPST Bantargebang, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, mengatakan, PLTSa Merah Putih ini kurang signifikan mengurangi volume sampah di TPST Bantargebang. (Baca juga: PLTSa Merah Putih Beroperasi, Solusi Timbunan Sampah di Bantar Gebang?)
Karena itu, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta tetap fokus membangun Intermediate Treatment Facility (ITF) di dalam Kota Jakarta. Pembangunan ini yang nantinya akan mengurangi tumpukan sampah di TPST Bantargebang. ”Fokus kami tetap membangun ITF di beberapa lokasi,” ujarnya.
Tidak hanya itu, kata dia, pemerintah daerah juga sedang berupaya melakukan landfill mining atau penambangan sampah lama. Nantinya sampah tersebut akan dijual untuk digunakan sebagai bahan bakar pembuatan semen. ”Landfill mining kita lakukan dengan pihak swasta dalam menjalin kerja sama ini,” ungkapnya. (Baca juga: Bangun Fasilitas Pengolahan Sampah Sunter, Jakarta Butuh Rp3,5 Triliun)
Asep meyakini, sistem landfill mining bisa mengurangi volume sampah hingga 1.000 ton per hari, sehingga kapasitas TPST Bantargebang bisa lebih bertambah. ”Untuk PLTSa yang diresmikan hari ini hanya pilot project, tidak mengurangi banyak sampah yang ada. Jadi ITF juga harus tetap dibangun,” tegasnya.
Pada awal pertengahan Januari 2019, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengatakan kapasitas TPST Bantar Gebang kini hanya tersisa 10 juta ton. DKI memproyeksi TPST Bantar Gebang bakal penuh tiga tahun lagi atau 2021 mendatang, apalagi jumlah sampah yang masuk mencapai 7.400-7.500 ton per hari.
Secara keseluruhan kapasitas TPST Bantar Gebang mencapai 49 juta ton dengan total luas lahan 110 hektare. Hingga saat ini, tercatat jumlah sampah yang masuk di sana mencapai 39 juta ton dengan sisa lahan sekitar 20 hektare.
(thm)