Tusuk Penumpang Bus Transjakarta, Sudirman Diduga Stres
A
A
A
JAKARTA - Sudirman, pelaku penusukan terhadap penumpang Bus Transjakarta , Erik Sandi Marbun, di Jalan Mayjen Sutoyo, Cililitan, Kramatjati, Jakarta Timur, diduga mengalami gangguan jiwa.
Kapolsek Kramat Jati, Kapolsek Kramatjati, Kompol Nurdin AR mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku diduga mengalami gangguan mental. Pasalnya, dia menusuk korban, Erik Sandi Marbun hanya karena korban duduk sambil mengangkat kakinya.
"Jadi dia (pelaku) traumatik dengan orang yang sedang duduk sambil mengangkat kaki. Seakan-akan dia merasa terhina di situ," ujarnya pada wartawan, Kamis (14/3/2019).
Dari situ, kata dia, munculan niatan pelaku untuk menusuk korban menggunakan pisau. Adapun pelaku setiap harinya selalu membawa-bawa pisau kemanapun dia pergi.
"Dia setiap hari bawa pisau. Dia kelihatannya sehat, cuma agak stres saja dan traumanya itu sudah lama," katanya. (Baca Juga: Tusuk Penumpang Transjakarta, Polisi: Sudirman Seorang Insinyur
Polisi, tambahnya, kemungkinan bakal memeriksakan kondisi psikologis pelaku. Hingga kini, pelaku pun masih diperiksa secara intensif, khususnya untuk mengetahui motif pelaku sampai memiliki rasa traumatik pada orang yang duduk sambil mengangkat kaki.
Kapolsek Kramat Jati, Kapolsek Kramatjati, Kompol Nurdin AR mengatakan, dari hasil pemeriksaan sementara, pelaku diduga mengalami gangguan mental. Pasalnya, dia menusuk korban, Erik Sandi Marbun hanya karena korban duduk sambil mengangkat kakinya.
"Jadi dia (pelaku) traumatik dengan orang yang sedang duduk sambil mengangkat kaki. Seakan-akan dia merasa terhina di situ," ujarnya pada wartawan, Kamis (14/3/2019).
Dari situ, kata dia, munculan niatan pelaku untuk menusuk korban menggunakan pisau. Adapun pelaku setiap harinya selalu membawa-bawa pisau kemanapun dia pergi.
"Dia setiap hari bawa pisau. Dia kelihatannya sehat, cuma agak stres saja dan traumanya itu sudah lama," katanya. (Baca Juga: Tusuk Penumpang Transjakarta, Polisi: Sudirman Seorang Insinyur
Polisi, tambahnya, kemungkinan bakal memeriksakan kondisi psikologis pelaku. Hingga kini, pelaku pun masih diperiksa secara intensif, khususnya untuk mengetahui motif pelaku sampai memiliki rasa traumatik pada orang yang duduk sambil mengangkat kaki.
(mhd)