Moda Transportasi MRT Akan Dinaiki 285.600 Penumpang

Sabtu, 09 Maret 2019 - 11:39 WIB
Moda Transportasi MRT...
Moda Transportasi MRT Akan Dinaiki 285.600 Penumpang
A A A
JAKARTA - Moda transportasi massal berbasis rel atau mass rapid transit (MRT) Bundaran HI-Lebak Bulus segera diujicobakan untuk masyarakat umum pada Selasa (12/3) mendatang. Sebanyak 13 stasiun akan dibuka seluruhnya dalam uji coba nanti.

Corporate Secretary Division Head PT MRT Jakarta Muhamad Kamaludin mengatakan, persiapan uji coba MRT untuk masyarakat umum terus dilakukan mulai dari geladi resik petugas di seluruh stasiun hingga persiapan lainnya. ”Perbedaan uji coba untuk umum ini membuka 13 stasiun yang ada. Uji-uji coba sebelumnya hanya dua stasiun, yakni Bundaran HI dan Lebak Bulus,” ujarnya kemarin.

Masa uji coba untuk publik berjalan selama 13 hari terhitung sejak 12 Maret. Pada hari pertama, uji coba PT MRT telah membuka kuota 4.000 penumpang yang dijadwalkan diangkut mulai pukul 08.00-16.00 WIB. Angka tersebut akan terus bertambah setiap harinya. Dalam seminggu pertama, jumlah penumpang yang diangkut terus bertambah 4.000 orang setiap harinya, kemudian untuk sisa hari hingga 24 Maret akan diangkut 28.800 penumpang setiap harinya.

Dengan demikian, total 285.600 penumpang yang bakal diangkut selama 13 hari masa uji coba dengan masyarakat umum. Saat operasi komersial, MRT menargetkan mampu mengangkut 65.000 penumpang. Angka tersebut diharapkan terus meningkat hingga 130.000 penumpang per hari. Satu rangkaian kereta terdiri atas enam gerbong dengan jumlah penumpang yang terangkut mencapai 1.900 orang.

Rencananya ada 14 rangkaian kereta yang beroperasi pada masa operasi komersial nanti dan dua rangkaian lainnya jadi cadangan. ”Untuk proses perizinan, kami terus menyelesaikannya sembari uji coba untuk masyarakat umum,” kata Kamaludin. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike meminta PT MRT Jakarta memastikan kesiapan keseluruhan dalam uji coba untuk masyarakat umum.

Jangan sampai terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. ”Pemprov DKI juga harus memastikan kesiapan layanan moda transportasi lainnya yang terintegrasi dengan MRT. Dengan jarak hanya 16 kilometer, pengguna pasti melanjutkan perjalanannya dengan moda transportasi lain,” ujarnya.

Sebelumnya, Pemprov DKI mengusulkan besaran tarif MRT sebesar Rp10.000 dan light rail transit (LRT) Kelapa Gading-Velodrom Rp6.000. Sayangnya, tarif tersebut belum terintegrasi dengan moda transportasi lain yang tergabung dalam Jak Lingko.

Belum terintegrasinya tarif pembayaran antarmoda menyulitkan pengguna angkutan umum. Pelaksana tugas (Plt) Kepala Biro Perekonomian DKI Jakarta M Abas mengatakan, tarif MRT dan LRT yang diputuskan internal Pemprov DKI merupakan rekomendasi Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ).

Seharusnya tarif MRT Rp10.000 dan LRT Rp6.000 sudah terintegrasi dengan moda transportasi massal lainnya sehingga pengguna MRT ataupun LRT yang hendak melanjutkan perjalanan dengan bus Transjakarta, cukup sekali melakukan pembayaran. Kepala DTKJ Iskandar Abubakar mengatakan, rekomendasi DTKJ untuk tarif MRT terintegrasi dengan Transjakarta dan Jak Lingko berkisar Rp12.000, sedangkan LRT yang terintegrasi dengan Transjakarta dan Jak Lingko berkisar Rp10.800.

Dengan jarak tempuh MRT yang hanya 16 kilometer, masyarakat pengguna MRT pastinya membutuhkan Transjakarta maupun Jak Lingko untuk sampai tempat tujuan perjalanannya. Apalagi, LRT yang hanya berjarak 6 kilometer. Untuk memindahkan pengguna kendaraan pribadi ke moda transportasi massal bukan hanya integrasi fisik, integrasi pembayaran dan rute perjalanan pun menjadi penting karena memudahkan masyarakat untuk bermobilitas.
(don)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9179 seconds (0.1#10.140)