Dinkes Kota Bekasi Sebut Tiga Warga Diduga Idap Difteri

Senin, 04 Maret 2019 - 17:04 WIB
Dinkes Kota Bekasi Sebut...
Dinkes Kota Bekasi Sebut Tiga Warga Diduga Idap Difteri
A A A
BEKASI - Dinas Kesehatan Kota Bekasi menyatakan tiga warganya diduga suspek penyakit difteri. Hingga kini, ketiga warga tersebut masih mendapatkan perawatan secara intensif dari tim dokter untuk penyembuhan dari rumah sakit dengan pengawasan langsung dari pemerintah setempat.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati mengatakan, ketiga warga masih dugaan suspek penyakit mematikan tersebut. Namun, untuk memastikanya, pemerintah masih menunggu uji laboratorium dari Badan Teknologi Kesehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan.”Hasilnya belum kami dapatkan,” katanya.

Menurutnya, tiga orang yang diduga suspek difteri ini terungkap saat mereka menjalani pemeriksaan di rumah sakit di DKI Jakarta beberapa hari lalu. Gejala penyakit yang mereka alami mirip seperti difteri, yakni kerongkongan sakit, batuk, demam tinggi hingga mengeluarkan lendir di bagian hidung.

Atas gelaja itu, rumah sakit kemudian berkoordinasi dengan Dinas Kesehatan untuk mengawasi pasien tersebut.”Kondisi pasien saat ini masih dalam proses penyembuhan, kita masih menunggu hasil laboratorium karena demam yang mereka alami bisa saja karena penyakit DBD atau tifus,” ucapnya.

Berdasarkan catatannya, pada 2018 lalu jumlah kasus yang diduga suspek difteri mencapai 26 orang. Namun setelah dilakukan serangkaian pemeriksaan kesehatan, empat orang dinyatakan positif. Lalu satu di antaranya meninggal dunia karena daya tahan tubuhnya tidak mampu mengalahkan virus tersebut.

Sementara untuk periode 2017 lalu, jumlah kasus yang diduga suspek difteri ada 26 orang juga dan empat orang di antaranya positif difteri. Namun mereka dinyatakan sembuh dari penyakit itu setelah mendapat serangkaian pengobatan. Apalagi, penyakit ini tidak hanya menyerang anak balita dan remaja, tapi orang dewasa juga.

Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Dezi Syukrawati menambahkan, penyakit difteri adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium. Gejalanya berupa sakit tenggorokan, demam, dan terbentuknya lapisan di amandel dan tenggorokan.

Meski demikian, bayi yang baru lahir pada umumnya menjalani vaksinasi difteri, pertusis dan tetanus (DPT) I hingga III secara bertahap. Tujuannya untuk memberikan daya tahan tubuh terhadap penyakit ini yang disebabkan oleh bakteri corynebacterium.”Kita sering minta orang tua segara vaksin anaknya dengan vaksin DPT,” katanya.

Dezi menjelaskan, di daerah lain penyakit ini bisa mengakibatkan kematian. Gejala penyakit tersebut adalah demam tinggi, hilangnya nafsu makan dan hidung kerap mengeluarkan lendir serta batuk.”Penyakit ini bisa menular lewat udara dan lendir seperti air liur, apalagi saat daya tahan tubuh sedang lemah. Dan menyebabkan kematian,” jelasnya.

Sejak awal tahun pihaknya telah gencar melakukan sosialisasi terhadap ancaman penyakit difteri. Sosialisasi dilakukan mulai dari posyandu, puskesmas, sampai dengan rumah sakit milik pemerintah daerah maupun swasta. Apalagi pada 2017 lalu, Kementerian Kesehatan pernah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) terhadap penyakit ini di tiga provinsi.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1020 seconds (0.1#10.140)