Ibarat Narkoba, Masyarakat Diingatkan Jangan Sampai Kecanduan Teknologi
A
A
A
JAKARTA - Deputi Bidang Identifikasi dan Deteksi BSSN (Deputi I BSSN), Irjen Pol Dharma Pongrekun mengatakan, teknologi itu seperti narkoba, contohnya saja handphone. Handphone memiliki hipno elektro magnetik, melalui handphone segala macam informasi masuk ke tubuh orang.
Pasalnya, kata dia, melalui handphone orang bisa mengirim dan menerima informasi dalam bentuk data apapun, seperti gambar, tulisan, dan suara. Melalui handphone pun, orang bisa menerima informasi, termasuk hoaks dan menyebarkannya.
"Maka itu, handphone itu (teknologi) seperti narkoba. Bisa kita lihat berapa lama kita memegang handphone? Dan dari situ, bisa dilihat adanya perubahan peradaban kita (manakala orang hidup dalam ketergantungan teknologi) sehingga etika pun sudah mulai pudar," ujarnya di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Adapun penggunakan teknologi, ungkapnya, juga memiliki sisi negatif pula, khususnya pada tubuh. Contoh handphone, saat seseorang memegangnya dalam waktu lama, bisa membuat darah mengental.
Fase selanjutnya, bebernya, gula darah pun naik akibat stress pada hormon korpuson yang naik. Lantas, memunculkan sel kanker dan membuat tubuh orang drop, alhasil membuat tubuh terkena radiasi dan tak bisa lagi mencerna informasi dengan sehat.
"Saya sampaikan itu untuk safety for body person, untuk bangsa Indonesia. Berapa banyak generasi akan hancur karena (ketergantungan dengan) teknologi. Saya tak alergi sama teknologi, tapi jangan sampai teknologi mengendalikan kita," katanya.
Pasalnya, kata dia, melalui handphone orang bisa mengirim dan menerima informasi dalam bentuk data apapun, seperti gambar, tulisan, dan suara. Melalui handphone pun, orang bisa menerima informasi, termasuk hoaks dan menyebarkannya.
"Maka itu, handphone itu (teknologi) seperti narkoba. Bisa kita lihat berapa lama kita memegang handphone? Dan dari situ, bisa dilihat adanya perubahan peradaban kita (manakala orang hidup dalam ketergantungan teknologi) sehingga etika pun sudah mulai pudar," ujarnya di JCC, Senayan, Jakarta, Kamis (28/2/2019).
Adapun penggunakan teknologi, ungkapnya, juga memiliki sisi negatif pula, khususnya pada tubuh. Contoh handphone, saat seseorang memegangnya dalam waktu lama, bisa membuat darah mengental.
Fase selanjutnya, bebernya, gula darah pun naik akibat stress pada hormon korpuson yang naik. Lantas, memunculkan sel kanker dan membuat tubuh orang drop, alhasil membuat tubuh terkena radiasi dan tak bisa lagi mencerna informasi dengan sehat.
"Saya sampaikan itu untuk safety for body person, untuk bangsa Indonesia. Berapa banyak generasi akan hancur karena (ketergantungan dengan) teknologi. Saya tak alergi sama teknologi, tapi jangan sampai teknologi mengendalikan kita," katanya.
(ysw)