Konsep TOD, Stasiun Cisauk Berubah Jadi Mewah
A
A
A
TANGERANG - Stasiun Kereta Api (KA) Cisauk (CSK) di Kabupaten Tangerang ini disulap canggih seperti Terminal Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Stasiun kelas III atau kecil yang masuk wilayah Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta akan menjadi canggih seperti stasiun di luar negeri dengan fasilitas mumpuni.
Seperti tampak pada bagian lobi stasiun yang memiliki fasilitas lengkap jembatan penghubung di atas udara atau skywalk dengan panjang 350 meter terintegrasi langsung menuju Pasar Modern Intermoda BSD City serta Terminal Bus BSD Link. Skywalk Stasiun Cisauk ini menjadi bagian dari integrasi transportasi publik di BSD City yang sangat penting dan cikal bakal pengembangan tata ruang dari penggunaan angkutan massal atau Transit Oriented Development (TOD) di wilayah Tangerang.
Tidak seperti sebelumnya, Stasiun Cisauk kini juga ramah bagi disabilitas. Karena dibangun dua tingkat dan memiliki fasilitas tangga manual, serta eskalator atau lift. Keamanan dan kenyamanan di sini juga lebih diperhatikan lagi.
Tidak hanya tenaga sekuriti, tetapi juga kamera pengintai kejahatan atau CCTV. Kamar mandinya juga dibuat banyak dan bersih, di lantai satu dan dua ada musala, ruang menyusui, ruang P3K, dan fasilitas kursi roda manula. Tempat parkir di stasiun ini juga besar untuk roda dua dan empat.
Tarif parkir untuk mobil sebesar Rp5.000 dan maksimal Rp15.000. Sedangkan untuk motor Rp3.000 dan maksimal Rp6.000 per sekali parkir. Kemudian untuk tarif parkir inap kendaraan Rp20.000 untuk 24 jam pertama bagi mobil dan Rp15.000 untuk 24 jam pertama parkir inap motor di dalam stasiun.
Group CEO Sinarmas Land, Michael Widjaja mengatakan, pembangunan Stasiun Cisauk yang dilakukan pemerintah setempat memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar, termasuk kawasan BSD City.
Dia menjelaskan, desain bangunan Stasiun Cisauk yang ada saat ini merupakan suatu percontohan dari proyek jangka panjang. Diharapkan pengembangan kawasan hunian BSD City bisa mengejar ketertinggalan dari luar negeri.
“Kalau masuk sini, kita mau lebih nyaman. Lebih terintegrasi transportasinya. Kita juga bisa inovated banyak hal. Mau peta lebih jelas, semua bisa dan akan dipikirkan serta ditunjang. Jadi, bus dan kereta, you mau reserve parking , dan pelan-pelan nanti arahnya akan seperti ke sana,” ujarnya Michael saat berbincang dengan KORAN SINDO, Senin (25/2).
.
Melalui pembangunan terintegrasi itu, CSK diharapkan menjadi pilot project pengembangan kawasan TOD pertama di wilayah Tangerang yang menawarkan rasa nyaman penggunaan transportasi massal. Kawasan ini merupakan bagian dari pembangunan kawasan Intermoda BSD City yang terintegrasinya dengan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, Shuttle Bus BSD Link, serta layanan Pasar Modern Intermoda BSD City dan perumahan.
Managing Director President Office Sinarmas Land, Dhony Rahajoe menambahkan, pembangunan gedung baru CSK merupakan wujud komitmen dari sistem transportasi publik terintegrasi dan mampu memenuhi kebutuhan mobilitas warga di wilayah Kabupaten Tangerang yang tinggi. “Stasiun Cisauk ini merupakan penopang transportasi massal yang melayani penumpang dari BSD City ke Jakarta dan sebaliknya. Berdiri di atas lahan seluas 11.440 m2,” kata Dhony di The Breeze.
Konsep TOD ini sudah diterapkan di banyak negara maju. Termasuk di negara tetangga Singapura. Dalam kawasan ini disiapkan berbagai fasilitas untuk menunjang mobilitas dan kegiatan warga.
“Seperti tersedianya terminal antarmoda kereta api dan bus serta disiapkan juga fasilitas pendukungnya, mulai dari fasilitas perdagangan dan pendidikan serta hunian yang ada di wilayah BSD City,” ungkapnya.
TOD Intermoda BSD City ini tercatat jadi yang pertama di Indonesia sehingga diharapkan model pembangunan dan konsepnya yang terintegrasi diterapkan juga di wilayah lain untuk mendukung rasa nyaman dan aman bagi masyarakat. “Kami menyambut positif beroperasinya gedung baru Stasiun Cisauk ini. Diharapkan fasilitas tersebut bisa memberikan pengalaman dan kenyamanan bagi masyarakat dalam menggunakan fasilitas publik yang memadai,” kata Dhony.
Di tempat terpisah, Kepala Stasiun Cisauk Evan Dwi mengatakan, ada banyak perbedaan antara pembangunan CSK yang lama dan baru. Namun, yang mencolok, yakni empat eskalator dan lift serta akses keluarnya lebih banyak. “Kita juga sekarang ada ruangan khusus tempat menyusui. Gate lama nanti juga akan ditutup dan penumpang diminta untuk menggunakan gate baru. Sedangkan untuk pembelian tiket, kita belum ada pembelian dengan mesin,” ujarnya.
Saat ini baru ada mesin khusus untuk top up tiket saja sehingga pembeliannya masih manual. Namun, bertahap mesin pembelian tiket online juga akan diadakan di Stasiun Cisauk.
Sejak pembangunan dibuka pada 1 Februari 2019, sejumlah pekerjaan masih berlangsung. Beberapa bagian peninggalan bangunan lama juga masih terlihat. Terutama di bagian peron yang tidak banyak berubah dan tampak masih ada pekerjaan. “Luas bangunan Stasiun Cisauk ini 4.834 m2 meliputi gedung stasiun lantai 1 dan 2, hall dan koridor, termasuk peron, jembatan penghubung, perkantoran, fasilitas umum, dan ruang MEP. Bisa sampai 5.500 penumpang dengan 132 perjalanan KRL terjadi di Stasiun Cisauk,” kata Evan.
Dihubungi terpisah, VP Communication PT KCI Eva Chairunisa mengatakan CSK memiliki wajah baru. Selain dari bentuknya, stasiun yang terletak di Jalan Cisauk Lapan, Sampora, Cisauk, Kabupaten Tangerang, ini juga memiliki fasilitas penunjang mumpuni.
“Yang paling mencolok dari pembangunan Stasiun Cisauk adalah bentuk bangunan stasiun terkesan futuristik dengan atap melengkung di bagian pintu masuk stasiun,” katanya kepada wartawan.
Pengembangan CSK yang lebih modern ini diharapkan bisa dimanfaatkan pengembang properti untuk membangun fasilitas penunjang lain di sekitar stasiun. “Sehingga bisa memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang akan bepergian. Itu sebabnya, kami mengharapkan nilai lebih dan kemudahan akses ini didukung juga oleh mereka. Kalau belum ada sarana jalan (pedestrian) di daerah yang terdekat, mohon mereka bisa membangunnya,” ujarnya.
Pihaknya juga berharap pembangunan CSK ini sebagai bagian dari pengembangan Transit Oriented Living (TOL) merupakan implementasi konsep TOD yang mengintegrasikan stasiun kereta, terminal intermoda, pasar modern, dan perumahan.
“Ini merupakan kerja sama yang melibatkan perusahaan swasta dengan BUMN. Salah satu antisipasi yang dilakukan PT KCI sebagai anak perusahaan PT KAI nanti bertahap menambah jumlah gerbong kereta yang saat ini baru mencapai 10 gerbong menjadi 12 gerbong,” katanya. (Hasan Kurniawan)
Seperti tampak pada bagian lobi stasiun yang memiliki fasilitas lengkap jembatan penghubung di atas udara atau skywalk dengan panjang 350 meter terintegrasi langsung menuju Pasar Modern Intermoda BSD City serta Terminal Bus BSD Link. Skywalk Stasiun Cisauk ini menjadi bagian dari integrasi transportasi publik di BSD City yang sangat penting dan cikal bakal pengembangan tata ruang dari penggunaan angkutan massal atau Transit Oriented Development (TOD) di wilayah Tangerang.
Tidak seperti sebelumnya, Stasiun Cisauk kini juga ramah bagi disabilitas. Karena dibangun dua tingkat dan memiliki fasilitas tangga manual, serta eskalator atau lift. Keamanan dan kenyamanan di sini juga lebih diperhatikan lagi.
Tidak hanya tenaga sekuriti, tetapi juga kamera pengintai kejahatan atau CCTV. Kamar mandinya juga dibuat banyak dan bersih, di lantai satu dan dua ada musala, ruang menyusui, ruang P3K, dan fasilitas kursi roda manula. Tempat parkir di stasiun ini juga besar untuk roda dua dan empat.
Tarif parkir untuk mobil sebesar Rp5.000 dan maksimal Rp15.000. Sedangkan untuk motor Rp3.000 dan maksimal Rp6.000 per sekali parkir. Kemudian untuk tarif parkir inap kendaraan Rp20.000 untuk 24 jam pertama bagi mobil dan Rp15.000 untuk 24 jam pertama parkir inap motor di dalam stasiun.
Group CEO Sinarmas Land, Michael Widjaja mengatakan, pembangunan Stasiun Cisauk yang dilakukan pemerintah setempat memberikan dampak positif pada lingkungan sekitar, termasuk kawasan BSD City.
Dia menjelaskan, desain bangunan Stasiun Cisauk yang ada saat ini merupakan suatu percontohan dari proyek jangka panjang. Diharapkan pengembangan kawasan hunian BSD City bisa mengejar ketertinggalan dari luar negeri.
“Kalau masuk sini, kita mau lebih nyaman. Lebih terintegrasi transportasinya. Kita juga bisa inovated banyak hal. Mau peta lebih jelas, semua bisa dan akan dipikirkan serta ditunjang. Jadi, bus dan kereta, you mau reserve parking , dan pelan-pelan nanti arahnya akan seperti ke sana,” ujarnya Michael saat berbincang dengan KORAN SINDO, Senin (25/2).
.
Melalui pembangunan terintegrasi itu, CSK diharapkan menjadi pilot project pengembangan kawasan TOD pertama di wilayah Tangerang yang menawarkan rasa nyaman penggunaan transportasi massal. Kawasan ini merupakan bagian dari pembangunan kawasan Intermoda BSD City yang terintegrasinya dengan Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line, Shuttle Bus BSD Link, serta layanan Pasar Modern Intermoda BSD City dan perumahan.
Managing Director President Office Sinarmas Land, Dhony Rahajoe menambahkan, pembangunan gedung baru CSK merupakan wujud komitmen dari sistem transportasi publik terintegrasi dan mampu memenuhi kebutuhan mobilitas warga di wilayah Kabupaten Tangerang yang tinggi. “Stasiun Cisauk ini merupakan penopang transportasi massal yang melayani penumpang dari BSD City ke Jakarta dan sebaliknya. Berdiri di atas lahan seluas 11.440 m2,” kata Dhony di The Breeze.
Konsep TOD ini sudah diterapkan di banyak negara maju. Termasuk di negara tetangga Singapura. Dalam kawasan ini disiapkan berbagai fasilitas untuk menunjang mobilitas dan kegiatan warga.
“Seperti tersedianya terminal antarmoda kereta api dan bus serta disiapkan juga fasilitas pendukungnya, mulai dari fasilitas perdagangan dan pendidikan serta hunian yang ada di wilayah BSD City,” ungkapnya.
TOD Intermoda BSD City ini tercatat jadi yang pertama di Indonesia sehingga diharapkan model pembangunan dan konsepnya yang terintegrasi diterapkan juga di wilayah lain untuk mendukung rasa nyaman dan aman bagi masyarakat. “Kami menyambut positif beroperasinya gedung baru Stasiun Cisauk ini. Diharapkan fasilitas tersebut bisa memberikan pengalaman dan kenyamanan bagi masyarakat dalam menggunakan fasilitas publik yang memadai,” kata Dhony.
Di tempat terpisah, Kepala Stasiun Cisauk Evan Dwi mengatakan, ada banyak perbedaan antara pembangunan CSK yang lama dan baru. Namun, yang mencolok, yakni empat eskalator dan lift serta akses keluarnya lebih banyak. “Kita juga sekarang ada ruangan khusus tempat menyusui. Gate lama nanti juga akan ditutup dan penumpang diminta untuk menggunakan gate baru. Sedangkan untuk pembelian tiket, kita belum ada pembelian dengan mesin,” ujarnya.
Saat ini baru ada mesin khusus untuk top up tiket saja sehingga pembeliannya masih manual. Namun, bertahap mesin pembelian tiket online juga akan diadakan di Stasiun Cisauk.
Sejak pembangunan dibuka pada 1 Februari 2019, sejumlah pekerjaan masih berlangsung. Beberapa bagian peninggalan bangunan lama juga masih terlihat. Terutama di bagian peron yang tidak banyak berubah dan tampak masih ada pekerjaan. “Luas bangunan Stasiun Cisauk ini 4.834 m2 meliputi gedung stasiun lantai 1 dan 2, hall dan koridor, termasuk peron, jembatan penghubung, perkantoran, fasilitas umum, dan ruang MEP. Bisa sampai 5.500 penumpang dengan 132 perjalanan KRL terjadi di Stasiun Cisauk,” kata Evan.
Dihubungi terpisah, VP Communication PT KCI Eva Chairunisa mengatakan CSK memiliki wajah baru. Selain dari bentuknya, stasiun yang terletak di Jalan Cisauk Lapan, Sampora, Cisauk, Kabupaten Tangerang, ini juga memiliki fasilitas penunjang mumpuni.
“Yang paling mencolok dari pembangunan Stasiun Cisauk adalah bentuk bangunan stasiun terkesan futuristik dengan atap melengkung di bagian pintu masuk stasiun,” katanya kepada wartawan.
Pengembangan CSK yang lebih modern ini diharapkan bisa dimanfaatkan pengembang properti untuk membangun fasilitas penunjang lain di sekitar stasiun. “Sehingga bisa memberikan kenyamanan bagi masyarakat yang akan bepergian. Itu sebabnya, kami mengharapkan nilai lebih dan kemudahan akses ini didukung juga oleh mereka. Kalau belum ada sarana jalan (pedestrian) di daerah yang terdekat, mohon mereka bisa membangunnya,” ujarnya.
Pihaknya juga berharap pembangunan CSK ini sebagai bagian dari pengembangan Transit Oriented Living (TOL) merupakan implementasi konsep TOD yang mengintegrasikan stasiun kereta, terminal intermoda, pasar modern, dan perumahan.
“Ini merupakan kerja sama yang melibatkan perusahaan swasta dengan BUMN. Salah satu antisipasi yang dilakukan PT KCI sebagai anak perusahaan PT KAI nanti bertahap menambah jumlah gerbong kereta yang saat ini baru mencapai 10 gerbong menjadi 12 gerbong,” katanya. (Hasan Kurniawan)
(nfl)