Sterilisasi Jalur Bus Transjakarta Masih Belum Efektif

Jum'at, 15 Februari 2019 - 23:01 WIB
Sterilisasi Jalur Bus...
Sterilisasi Jalur Bus Transjakarta Masih Belum Efektif
A A A
JAKARTA - Sterilisasi jalur bus Transjakarta (busway) terlihat masih belum efektif. Pasalnya sejumlah koridor seperti Koridor VI, XI dan V tetap tidak terlihat adanya kelancaran di jalur khusus tersebut.

Pantauan SINDOnews pada Jumat (15/2/2019) terlihat masih banyak kendaraan pribadi mulai dari roda empat hingga roda dua bebas melenggang di jalur busway. Seperti di Jalan Raya Buncit, jalur arteri yang macet parah membuat beberapa pengendara memilih menerobos busway.

"Soalnya enggak keliatan ada busnya, jadi mubazir jalurnya," ujar Kiki pengemudi Honda Jazz saat ditemui di lampu merah Mampang, Jakarta Selatan. Menurutnya, ada beberapa lokasi yang justru diperintahkan oleh polisi untuk masuk ke jalur tersebut.

Headway yang cukup panjang membuat jalur busway memang terlihat seperti jalan hantu. Pasalnya, dengan diberi pembatas tinggi dan jarangnya bus melintas maka jalur terebut sangat kosong. "Kalau dilihat beda banget sama jalan umum, di jalan umum padat tapi jalur bus Transjakarta kosong," ujar warga Ragunan, Jakarta Selatan ini.

‎Di tempat terpisah, Polda Metro Jaya mencatat dua koridor bus Transjakarta yang saat ini masih banyak pelanggaran yaitu Koridor VI Ragunan-Dukuh Atas dan Koridor IX Pluit-Pinang Ranti. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusuf mengatakan, dua koridor tersebut menjadi perhatian utama dalam penegakan dan sterilisasi yang dilakukan kepolisian.

"Sampai saat ini koridor VI dan IX yang masih banyak pelanggaran, kami juga tempatkan ekstra petugas disana," kata Yusuf. Menurutnya, dalam melakukan sterilisasi tersebut pihaknya juga tidak pandang bulu. Siapapun pelanggarnya akan dikenakan sanksi penilangan, bahkan anggota kepolisian sekalipun.
"Aturannya sudah jelas kalau jalur itu hanya boleh dilewati oleh bus Transjakarta," tegasnya. Dari catatan Ditlantas Polda Metro Jaya tidak sterilnya jalur tersebut karena selain disipilin pengguna jalan yang rendah banyaknya mix traffic dikedua koridor tersebut juga menjadi penyebab tingginya penyerobotan.

"Kalau di Koridor IX banyak sekali jalan yang tidak memakai separator sehingga kendaraan pribadi bisa langsung masuk," tuturnya. Untuk saat ini, antisipasi yang dilakukan sementara adalah menempatkan petugas dilokasi-lokasi yang rawan penyerobotan.

Selain itu, penindakan yang dilakukan berupa penilangan. "Untuk membuat efek jera kita sudah berlakukan tilang tidak adalagi teguran," ujarnya. Sementara, dengan adanya sanksi berupa denda maksimal juga tidak menyurutkan pelangaran.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7165 seconds (0.1#10.140)