Rusak Motor dan Bakar STNK, Ini Sisi Humanis Adi Saputra ke Orang Tua
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Adi Saputra (20), kini telah meringkuk di balik terali besi tahanan Mapolres Tangerang Selatan (Tangsel). Pria yang viral usai merusak motor dan membakar STNK-nya itu dijerat pasal berlapis atas kepemilikan kendaraan bodong.
Dalam aksi viralnya pada Kamis 7 Februari 2019, Adi bersikap reaktif saat ditilang petugas lalu lintas di depan Pasar Modern BSD, Serpong, Tangsel. Dia membanting serta mempreteli bodi-bodi motor Honda Scoopy dengan nomor polisi yang terpasang B 6395 GLW.
Nampak jelas dalam video, wajah Adi begitu tegang penuh emosional. Hardikannya kepada petugas, serta ulahnya menghancurkan sepeda motor seolah menyimpulkan bahwa pria penjual kopi di Pasar Modern BSD itu tempramental dan agresif.
Meski begitu, semua itu berbanding terbalik ketika berupaya mengenal sosoknya sehari-hari di lingkup keluarga. Sebagai tulang punggung keluarga, Adi begitu memerhatikan kehidupan kedua orang tuanya, Jahri dan Turminah. (Baca Juga: Menangis Sesenggukan, Adi Saputra Minta Maaf ke Masyarakat Indonesia
"Dia (Adi) itu bisa dibilang sangat pendiam orangnya, kalau sudah pulang dagang ya diam di kontrakan saja. Sayang banget sama orang tua, kalau pulang pasti dia sempatin tengok bapak sama ibu, kasih uang buat belanja. Uang makan, bayar kontrakan, listrik, semua dia yang cari," tutur Sundari (24), kakak kandung Adi Saputra, saat ditemui di kontrakannya, Gang 24, RT01/01 Nomor 86 J, Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangsel, Sabtu (9/2/2019).
Adi merupakan anak ke-6 dari 7 bersaudara. Hanya Adi, adiknya bernama Aldi (15), dan kakaknya Sundari yang tinggal di Rawa Mekar Jaya, Serpong. Sedangkan 4 saudara kandung lainnya tinggal menetap di Lampung, melakoni pekerjaan sebagai buruh tani.
"Kalau saya dagang kue di Pasar 8 Alam Sutera. Jadi saya dan adiknya ini tinggal di sini ikut dibantu si Adi, dia yang bawa kita merantau ke sini. Karena di Lampung kan juga sulit cari kerjaan. Saudara kita yang lain masih tinggal di sana jadi buruh tani," jelas Sundari.
Kesehariannya, Adi bekerja sebagai penjual kopi di Pasar Modern BSD. Penghasilannya pun tak seberapa. Bahkan saking berniat mencari uang tambahan demi orang tuanya, dia pernah pula bekerja membantu di warung tenda di Pasar Modern BSD hingga larut malam.
"Dulu habis dagang kopi pulang sore, habis itu lanjut lagi bantu-bantu di warung tenda. Tapi semenjak adiknya datang dari Lampung, dia masukin adiknya kerja di situ (warung tenda). Jadi dia cuma dagang kopi saja sekarang," bebernya.
Pihak keluarga pun merasa shock saat petugas kepolisian datang menjemput Adi pada Jumat 8 Februari 2019, sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Malam itu, Adi menginap di kontrakan orang tuanya Gang 24, RT01/01 Nomor 84 B , Rawa Mekar Jaya, Serpong.
"Kita enggak tahu ke depan mau gimana, karena yang biayai kontrakan orang tua dan kebutuhan sehari-hari ya Adi itu. Kalau saya kan sudah bekeluarga, punya anak, banyak tanggungan. Mau besuk saja enggak bisa, kita enggak ada yang punya motor, enggak ada yang dampingi, jadi enggak ngerti caranya gimana mau ke sana," ucapnya lagi.
Lokasi kontrakan orang tua Adi berada di dekat kontrakan Sundari. Saat berusaha untuk ditemui, pintu kontrakan orang tuanya itu tertutup. Disebutkan jika keduanya tengah berada di rumah saudaranya yang lain. (Baca Juga: Perusak Motor dan Pembakar STNK di Serpong Terancam 6 Tahun Penjara
"Bapak sama ibu lagi pergi, kasihan sudah tua renta jadi ikutan pusing dengan kondisi begini. Kita sangat berharap, ada kebijakan dari Pak Polisi. Kita keluarga yakin, yang dilakukan Adi spontanitas saja, mungkin karena banyak pikiran dia enggak sadar bersikap begitu. Kalau yang bakar STNK, itu memang temannya yang dorong-dorong, kan Adi sempat cerita juga ke adiknya soal itu," kata Sundari.
Dalam aksi viralnya pada Kamis 7 Februari 2019, Adi bersikap reaktif saat ditilang petugas lalu lintas di depan Pasar Modern BSD, Serpong, Tangsel. Dia membanting serta mempreteli bodi-bodi motor Honda Scoopy dengan nomor polisi yang terpasang B 6395 GLW.
Nampak jelas dalam video, wajah Adi begitu tegang penuh emosional. Hardikannya kepada petugas, serta ulahnya menghancurkan sepeda motor seolah menyimpulkan bahwa pria penjual kopi di Pasar Modern BSD itu tempramental dan agresif.
Meski begitu, semua itu berbanding terbalik ketika berupaya mengenal sosoknya sehari-hari di lingkup keluarga. Sebagai tulang punggung keluarga, Adi begitu memerhatikan kehidupan kedua orang tuanya, Jahri dan Turminah. (Baca Juga: Menangis Sesenggukan, Adi Saputra Minta Maaf ke Masyarakat Indonesia
"Dia (Adi) itu bisa dibilang sangat pendiam orangnya, kalau sudah pulang dagang ya diam di kontrakan saja. Sayang banget sama orang tua, kalau pulang pasti dia sempatin tengok bapak sama ibu, kasih uang buat belanja. Uang makan, bayar kontrakan, listrik, semua dia yang cari," tutur Sundari (24), kakak kandung Adi Saputra, saat ditemui di kontrakannya, Gang 24, RT01/01 Nomor 86 J, Rawa Mekar Jaya, Serpong, Tangsel, Sabtu (9/2/2019).
Adi merupakan anak ke-6 dari 7 bersaudara. Hanya Adi, adiknya bernama Aldi (15), dan kakaknya Sundari yang tinggal di Rawa Mekar Jaya, Serpong. Sedangkan 4 saudara kandung lainnya tinggal menetap di Lampung, melakoni pekerjaan sebagai buruh tani.
"Kalau saya dagang kue di Pasar 8 Alam Sutera. Jadi saya dan adiknya ini tinggal di sini ikut dibantu si Adi, dia yang bawa kita merantau ke sini. Karena di Lampung kan juga sulit cari kerjaan. Saudara kita yang lain masih tinggal di sana jadi buruh tani," jelas Sundari.
Kesehariannya, Adi bekerja sebagai penjual kopi di Pasar Modern BSD. Penghasilannya pun tak seberapa. Bahkan saking berniat mencari uang tambahan demi orang tuanya, dia pernah pula bekerja membantu di warung tenda di Pasar Modern BSD hingga larut malam.
"Dulu habis dagang kopi pulang sore, habis itu lanjut lagi bantu-bantu di warung tenda. Tapi semenjak adiknya datang dari Lampung, dia masukin adiknya kerja di situ (warung tenda). Jadi dia cuma dagang kopi saja sekarang," bebernya.
Pihak keluarga pun merasa shock saat petugas kepolisian datang menjemput Adi pada Jumat 8 Februari 2019, sekitar pukul 01.00 WIB dini hari. Malam itu, Adi menginap di kontrakan orang tuanya Gang 24, RT01/01 Nomor 84 B , Rawa Mekar Jaya, Serpong.
"Kita enggak tahu ke depan mau gimana, karena yang biayai kontrakan orang tua dan kebutuhan sehari-hari ya Adi itu. Kalau saya kan sudah bekeluarga, punya anak, banyak tanggungan. Mau besuk saja enggak bisa, kita enggak ada yang punya motor, enggak ada yang dampingi, jadi enggak ngerti caranya gimana mau ke sana," ucapnya lagi.
Lokasi kontrakan orang tua Adi berada di dekat kontrakan Sundari. Saat berusaha untuk ditemui, pintu kontrakan orang tuanya itu tertutup. Disebutkan jika keduanya tengah berada di rumah saudaranya yang lain. (Baca Juga: Perusak Motor dan Pembakar STNK di Serpong Terancam 6 Tahun Penjara
"Bapak sama ibu lagi pergi, kasihan sudah tua renta jadi ikutan pusing dengan kondisi begini. Kita sangat berharap, ada kebijakan dari Pak Polisi. Kita keluarga yakin, yang dilakukan Adi spontanitas saja, mungkin karena banyak pikiran dia enggak sadar bersikap begitu. Kalau yang bakar STNK, itu memang temannya yang dorong-dorong, kan Adi sempat cerita juga ke adiknya soal itu," kata Sundari.
(mhd)