Cegah Korban Jiwa, Pemkot Bogor Gencarkan Patroli DBD Setiap Hari
A
A
A
BOGOR - Guna mengantisipasi timbulnya korban meninggal jiwa akibat wabah demam berdarah dengue (DBD), Pemkot Bogor gencar menggiatkan pemberantasan sarang nyamuk dan membuat sistem piket maupun patroli kepada aparatur didaerahnya masing-masing.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dihadapan warga Kelurahan Balumbangjaya, aparatur sipil negara tingkat kecamatan dan kelurahan, kemarin. (Baca: Empat Pasien DBD Meninggal Dunia, Pemkot Bogor Masih Kaji Status KLB )
Bagi aparatur wilayah, kata Bima, untuk membuat sistem piket dan patroli agar selalu siaga ketika ada informasi warga yang terindikasi wabah DBD. Jangan sampai telat menangani dan jangan sampai terlambat.
"Insya Allah kita ikhtiar tidak ada lagi warga meninggal karena DBD. Pastikan selalu siaga, jalankan sistem piket dan keliling identifikasi, pastikan tidak hanya fogging, pastikan pemeriksaan jentik-jentik maupun sarang nyamuk secara teliti dan seksama," ujarnya di lokasi, Rabu (6/2/2019).
Mengenai data kasus dan jumlah penderita DBD harus betul-betul dilakukan secara baik sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memiliki informasi yang jelas. "Jangan ditutupi, harus transparan, jalin koordinasi dengan semua pihak," katanya.
Tak hanya itu, ia juga menekankan beberapa hal yang harus dilakukan semua pihak untuk memberantas sarang nyamuk sebagai sumber penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), mulai dari aparatur pemerintah di wilayah, puskesmas hingga warga.
Menurutnya, fogging atau pengasapan bukan segalanya dan bukan satu-satunya upaya untuk memberantas DBD. Lengkapi fogging dengan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus (Gertak PSN 3M Plus) secara terus menerus untuk memberantas sarang nyamuk. (Baca juga: Enam Rumah Sakit di Kabupaten Bogor Tak Melayani Pasien BPJS )
"Seluruh aparatur wilayah dibantu puskesmas dan warga harus sosialisasikan ini (Gertak PSN 3M Plus) kepada warga yang lain. Masih banyak warga yang salah paham tentang fogging ini, seolah-olah di fogging sekali nyamuk mati setahun tidak ada lagi," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan seminggu sekali lebih digiatkan menjadi setiap hari dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada titik-titik yang teridentifikasi nyamuk bersarang.
"Cek ke sekolah, majlis ta’lim, posyandu, pesantren, warung dan semua titik-titik yang berpotensi nyamuk bersarang," tuturnya.
Hal tersebut disampaikan Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto dihadapan warga Kelurahan Balumbangjaya, aparatur sipil negara tingkat kecamatan dan kelurahan, kemarin. (Baca: Empat Pasien DBD Meninggal Dunia, Pemkot Bogor Masih Kaji Status KLB )
Bagi aparatur wilayah, kata Bima, untuk membuat sistem piket dan patroli agar selalu siaga ketika ada informasi warga yang terindikasi wabah DBD. Jangan sampai telat menangani dan jangan sampai terlambat.
"Insya Allah kita ikhtiar tidak ada lagi warga meninggal karena DBD. Pastikan selalu siaga, jalankan sistem piket dan keliling identifikasi, pastikan tidak hanya fogging, pastikan pemeriksaan jentik-jentik maupun sarang nyamuk secara teliti dan seksama," ujarnya di lokasi, Rabu (6/2/2019).
Mengenai data kasus dan jumlah penderita DBD harus betul-betul dilakukan secara baik sehingga Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor memiliki informasi yang jelas. "Jangan ditutupi, harus transparan, jalin koordinasi dengan semua pihak," katanya.
Tak hanya itu, ia juga menekankan beberapa hal yang harus dilakukan semua pihak untuk memberantas sarang nyamuk sebagai sumber penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), mulai dari aparatur pemerintah di wilayah, puskesmas hingga warga.
Menurutnya, fogging atau pengasapan bukan segalanya dan bukan satu-satunya upaya untuk memberantas DBD. Lengkapi fogging dengan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk 3M Plus (Gertak PSN 3M Plus) secara terus menerus untuk memberantas sarang nyamuk. (Baca juga: Enam Rumah Sakit di Kabupaten Bogor Tak Melayani Pasien BPJS )
"Seluruh aparatur wilayah dibantu puskesmas dan warga harus sosialisasikan ini (Gertak PSN 3M Plus) kepada warga yang lain. Masih banyak warga yang salah paham tentang fogging ini, seolah-olah di fogging sekali nyamuk mati setahun tidak ada lagi," jelasnya.
Selain itu, lanjut dia, pemberantasan sarang nyamuk yang dilakukan seminggu sekali lebih digiatkan menjadi setiap hari dengan melakukan pemeriksaan secara menyeluruh pada titik-titik yang teridentifikasi nyamuk bersarang.
"Cek ke sekolah, majlis ta’lim, posyandu, pesantren, warung dan semua titik-titik yang berpotensi nyamuk bersarang," tuturnya.
(ysw)