Anies Disarankan Evaluasi Kinerja Kepala Dinas SDA
Anies Disarankan Evaluasi Kinerja Kepala Dinas SDA
A
A
A
JAKARTA - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan diminta untuk mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, Teguh Hendrawan. DKI Jakarta disarankan memiliki Kepala Dinas SDA yang lebih inovatif.
Permintaan ini disampaikan pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga. Menurut Nirwono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus mengevaluasi Kepala SDA saat ini dan menganntinya dengan yangg lebih baik, inovatif, dan peduli lingkungan akan pentingnya air bagi kota. "Sebab, selama ini SDA fokus mengalirkan air sebanyak-banyaknya ke laut melalui normalisasi," kata Nirwono pada Jumat, 25 Januari 2019 kemarin.
Dalam kesempatan ini Nirwono juga mengungkapkan ada lima penanganan banjir di Jakarta yang harus dilakukan. Pertama, naturalisasi 13 sungai bukan normalisasi atau betonisasi sungai. Kedua, revitalisasi 44 waduk dan 14 situ yang masih terlantar.
Ketiga, Rehabilitasi seluruh saluran air dari skala mikro, meso, makro agar terhubung baik dan lancar tidak ada yang tersumbat. Keempat, optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sudah ada sebagai daerah resapan air dan terus menambah RTH baru, bukan Ruang Publik Terbuka Ramah anak (RPTRA).
Terakhir, optimalisasi halaman rumah, kantor, dan lain-lain sebagai daerah resapan air. "Intinya tidak ada air hujan yang terbuang, tetapi semua diresapkan daam tanah atau ditampung didalam kolam penampungan sebagai cadangan air," ucapnya.
Permintaan ini disampaikan pengamat perkotaan dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga. Menurut Nirwono, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan harus mengevaluasi Kepala SDA saat ini dan menganntinya dengan yangg lebih baik, inovatif, dan peduli lingkungan akan pentingnya air bagi kota. "Sebab, selama ini SDA fokus mengalirkan air sebanyak-banyaknya ke laut melalui normalisasi," kata Nirwono pada Jumat, 25 Januari 2019 kemarin.
Dalam kesempatan ini Nirwono juga mengungkapkan ada lima penanganan banjir di Jakarta yang harus dilakukan. Pertama, naturalisasi 13 sungai bukan normalisasi atau betonisasi sungai. Kedua, revitalisasi 44 waduk dan 14 situ yang masih terlantar.
Ketiga, Rehabilitasi seluruh saluran air dari skala mikro, meso, makro agar terhubung baik dan lancar tidak ada yang tersumbat. Keempat, optimalisasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) yang sudah ada sebagai daerah resapan air dan terus menambah RTH baru, bukan Ruang Publik Terbuka Ramah anak (RPTRA).
Terakhir, optimalisasi halaman rumah, kantor, dan lain-lain sebagai daerah resapan air. "Intinya tidak ada air hujan yang terbuang, tetapi semua diresapkan daam tanah atau ditampung didalam kolam penampungan sebagai cadangan air," ucapnya.
(whb)
Explore More