Ratusan Orang Tewas di Jalanan Akibat Buruknya Disiplin Berkendara
A
A
A
JAKARTA - Polda Metro Jaya mencatat sebanyak 524 orang tewas di jalanan Jakarta sepanjang 2018. Buruknya disiplin berlalu lintas dan kurangnya kesadaraan dalam menggunakan alat pengaman menjadi pemicu utama kecelakaan lalu lintas (laka lantas) itu.
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusuf, memaparkan, apabila membandingkan dengan 2017 lalu, jumlah kejadian laka lantas mengalami peningkatan 5 persen atau dari 5.140 menjadi 5.400 kejadian di 2018. Umumnya laka lantas banyak melibatkan sepeda motor.
“Peran sepeda motor kian dominan di Jakarta. Dari seluruh kendaraan yang melintas 75 persen merupakan sepeda motor. Kian tahun tahun kian meningkat,” kata Yusuf saat merilis kinerja Ditlantas Polda Metro Jaya, Minggu (30/12/2018).
Menurut dia, kurangnya kesadaran berlalu lintas, mulai dari alat pengaman berkendara, hingga kurangnya kesadaran tertib di jalan, membuat kejadian kecelakaan lalu lintas bertambah.
“Untuk kejadian, kami mencatat 68 persen kejadian bisa terselesaikan, meningkat 8 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 60 persen kasus tertangani,” ucapnya.
Yusuf mengklaim menurunya jumlah korban meninggal dunia dan kejadian laka lantas lantaran anggota aktif melakukan penindakan. Dari dua kali operasi, yakni Operasi Ketupat Jaya dan Operasi Zebra, pihakya mencatat peningkatan tilang dan teguran terlihat. “Artinya anggota kian aktif di lapangan,” tegas Yusuf.
Selama Operasi Ketupat pada 7-24 Juni 2018 lalu, pihaknya mencatat tindak tilang mengalami peningkatan 15 persen dari 15.042 kendaraan di 2017 menjadi 17.243 kendaraan.
Sementara untuk teguran, peningkatan drastis terlihat sebanyak 101 persen, yakni dari tahun sebelumnya 8.257 menjadi 16.580 di 2018.
Kemudian selama Operasi Zebra Jaya 2018 pada 30 Oktober-12 November 2018, tindak tilang mengalami peningkatan signifikan dibandingkan Operasi Ketupat Jaya. Tercatat 108.765 pengendara ditilang selama 13 hari operasi. Sementara untuk teguran mencapai 17.323 pengendara.
Dari serangkaian operasi itu, Ditlantas mencatat 45.991 SIM milik pengendara disita bersama dengan 62.492 STNK, serta 282 kendaraan.
Sementara untuk kejadian laka lantas, di operasi ini tercatat dari 134 kecelakaan yang terjadi, 20 orang meninggal di tempat, 10 orang alami luka berat, dan 135 orang luka ringan. “Dari itu semua, kerugian materil mencapai Rp338.200.000,” tuturnya.
Dirlantas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Yusuf, memaparkan, apabila membandingkan dengan 2017 lalu, jumlah kejadian laka lantas mengalami peningkatan 5 persen atau dari 5.140 menjadi 5.400 kejadian di 2018. Umumnya laka lantas banyak melibatkan sepeda motor.
“Peran sepeda motor kian dominan di Jakarta. Dari seluruh kendaraan yang melintas 75 persen merupakan sepeda motor. Kian tahun tahun kian meningkat,” kata Yusuf saat merilis kinerja Ditlantas Polda Metro Jaya, Minggu (30/12/2018).
Menurut dia, kurangnya kesadaran berlalu lintas, mulai dari alat pengaman berkendara, hingga kurangnya kesadaran tertib di jalan, membuat kejadian kecelakaan lalu lintas bertambah.
“Untuk kejadian, kami mencatat 68 persen kejadian bisa terselesaikan, meningkat 8 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai 60 persen kasus tertangani,” ucapnya.
Yusuf mengklaim menurunya jumlah korban meninggal dunia dan kejadian laka lantas lantaran anggota aktif melakukan penindakan. Dari dua kali operasi, yakni Operasi Ketupat Jaya dan Operasi Zebra, pihakya mencatat peningkatan tilang dan teguran terlihat. “Artinya anggota kian aktif di lapangan,” tegas Yusuf.
Selama Operasi Ketupat pada 7-24 Juni 2018 lalu, pihaknya mencatat tindak tilang mengalami peningkatan 15 persen dari 15.042 kendaraan di 2017 menjadi 17.243 kendaraan.
Sementara untuk teguran, peningkatan drastis terlihat sebanyak 101 persen, yakni dari tahun sebelumnya 8.257 menjadi 16.580 di 2018.
Kemudian selama Operasi Zebra Jaya 2018 pada 30 Oktober-12 November 2018, tindak tilang mengalami peningkatan signifikan dibandingkan Operasi Ketupat Jaya. Tercatat 108.765 pengendara ditilang selama 13 hari operasi. Sementara untuk teguran mencapai 17.323 pengendara.
Dari serangkaian operasi itu, Ditlantas mencatat 45.991 SIM milik pengendara disita bersama dengan 62.492 STNK, serta 282 kendaraan.
Sementara untuk kejadian laka lantas, di operasi ini tercatat dari 134 kecelakaan yang terjadi, 20 orang meninggal di tempat, 10 orang alami luka berat, dan 135 orang luka ringan. “Dari itu semua, kerugian materil mencapai Rp338.200.000,” tuturnya.
(thm)