Laut Tangerang Tak Terpasang Alat Deteksi Tsunami, Bupati Zaki Was-was
A
A
A
TANGERANG - Laut di pesisir Utara Kabupaten Tangerang saat ini belum terpasang alat pendeteksi tsunami. Hal ini membuat khawatir Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskanda.
Zaki pantas khawatir mengingat wilayah Tatar Pasundan di Provinsi Banten tersebut membentang laut yang sangat luas, mulai Tanjung Kait, Tanjung Pasir, dan Pulau Cangkir, yang padat penduduk.
Apalagi ancaman erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, hingga kini masih terus terjadi. Hal itu ditambah adanya ancaman tsunami yang lebih besar lagi.
Pihaknya pun terus melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memantau status Gunung Anak Krakatau tersebut, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari.
"Untuk alat deteksi tsunami sudah kami koordinasikan agar ada pemasangan alat deteksinya. Karena itu kewenangan dari BMKG," ujar Zaki, Kamis (27/12/2018).
Menurut Zaki, ancaman erupsi Gunung Anak Krakatau perlu disikapi dengan seksama. Bukan hanya di wilayah Banten Selatan, tetapi juga di seluruh perairan yang ada di Selat Sunda.
"Kabupaten Tangerang memiliki garis pantai yang panjangnya kurang lebih 51 kilometer dengan luas pesisirnya 301 kilometer persegi. Terdapat dua pantai yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang," jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada warga yang tinggal di pesisir pantai wilayah Kabupaten Tangerang agar tidak termakan berita bohong atau hoax yang ingin menciptakan suasana panik di tengah masyarakat.
"Kita minta masyarakat waspada namun tetap tenang. Jangan terpengaruh info hoax dan kita minta koordinasi wilayah ditingkatkan. Terutama situasi air laut yang ada di pesisir Tangerang," ucapnya.
Zaki juga mengatakan, pihaknya masih fokus dengan penanganan korban tsunami yang banyak menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang agar terlayani.
Sementara itu, hingga saat ini gelombang laut di Pantai Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, masih tergolong normal, meski ada kenaikan setinggi 1/5 hingga 1 meter.
Kaposek Mauk AKP Teguh Kuslantoro mengatakan, berdasarkan pantauan anggota Pospam Tanjung Kait, gelombang tinggi hanya diakibatkan oleh hujan deras.
"Ketinggian air 1/2 meter sampai dengan 1 meter, akibat air hujan yang turun dari semalam dan pasang air laut. Untuk kondisi pengunjung pantai sendiri masih sepi, karena cuaca sedang gerimis," tandasnya.
Zaki pantas khawatir mengingat wilayah Tatar Pasundan di Provinsi Banten tersebut membentang laut yang sangat luas, mulai Tanjung Kait, Tanjung Pasir, dan Pulau Cangkir, yang padat penduduk.
Apalagi ancaman erupsi Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda, hingga kini masih terus terjadi. Hal itu ditambah adanya ancaman tsunami yang lebih besar lagi.
Pihaknya pun terus melakukan koordinasi dengan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) untuk memantau status Gunung Anak Krakatau tersebut, sehingga hal-hal yang tidak diinginkan bisa dihindari.
"Untuk alat deteksi tsunami sudah kami koordinasikan agar ada pemasangan alat deteksinya. Karena itu kewenangan dari BMKG," ujar Zaki, Kamis (27/12/2018).
Menurut Zaki, ancaman erupsi Gunung Anak Krakatau perlu disikapi dengan seksama. Bukan hanya di wilayah Banten Selatan, tetapi juga di seluruh perairan yang ada di Selat Sunda.
"Kabupaten Tangerang memiliki garis pantai yang panjangnya kurang lebih 51 kilometer dengan luas pesisirnya 301 kilometer persegi. Terdapat dua pantai yang berada di wilayah Kabupaten Tangerang," jelasnya.
Pihaknya mengimbau kepada warga yang tinggal di pesisir pantai wilayah Kabupaten Tangerang agar tidak termakan berita bohong atau hoax yang ingin menciptakan suasana panik di tengah masyarakat.
"Kita minta masyarakat waspada namun tetap tenang. Jangan terpengaruh info hoax dan kita minta koordinasi wilayah ditingkatkan. Terutama situasi air laut yang ada di pesisir Tangerang," ucapnya.
Zaki juga mengatakan, pihaknya masih fokus dengan penanganan korban tsunami yang banyak menjalani perawatan di RSUD Kabupaten Tangerang agar terlayani.
Sementara itu, hingga saat ini gelombang laut di Pantai Tanjung Kait, Desa Tanjung Anom, Kecamatan Mauk, Kabupaten Tangerang, masih tergolong normal, meski ada kenaikan setinggi 1/5 hingga 1 meter.
Kaposek Mauk AKP Teguh Kuslantoro mengatakan, berdasarkan pantauan anggota Pospam Tanjung Kait, gelombang tinggi hanya diakibatkan oleh hujan deras.
"Ketinggian air 1/2 meter sampai dengan 1 meter, akibat air hujan yang turun dari semalam dan pasang air laut. Untuk kondisi pengunjung pantai sendiri masih sepi, karena cuaca sedang gerimis," tandasnya.
(thm)