Faktor Ekonomi Menjadi Penentu Akhir Perpanjangan Ganjil Genap Jakarta

Rabu, 19 Desember 2018 - 22:05 WIB
Faktor Ekonomi Menjadi...
Faktor Ekonomi Menjadi Penentu Akhir Perpanjangan Ganjil Genap Jakarta
A A A
JAKARTA - Perpanjangan sistem ganjil genap di sejumlah ruas jalan Ibu Kota masih menunggu finalisasi hasil kajian perekonomian. Pembelian kendaraan bekas juga menjadi faktor pemicu diperpanjang atau tidaknya ganjil genap setelah 31 Desember 2018 mendatang.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan mengatakan, perpanjangan sistem ganjil genap saat ini masih dikaji. Beberapa rekomendasi menunjukkan untuk diteruskan. Namun, pihaknya ingin melihat hasil finalisasi kajian ekonominya.

Sebab, lanjut Anies, dampak ekonomi perpanjangan sistem ganjil genap saat Asian Games berlangsung berbeda dengan kondisi setelah Asian Games atau Asian Para Games. "Saat Asian Games dan Para Games, ada banyak penngunjung yang datang, karena itu efek perekonomian di daerah ganjil genap tidak pengaruh," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI Jakarta, pada Rabu (19/12/2018).

Anies menjelaskan, setelah Asian Games dan Asian Para Games tentunya memengaruhi perekonomian di jalur ganjil genap apabila diberlakukan sama seperti saat Asian Games dan Para Games mulai pukul 06.00-21.00 WIB. Kemudian, sistem ganjil genap juga dikatakan banyak pengendara pribadi justru membeli kendaraan-kendaraan bekas.

Hal itu, tentunya harus dilihat data transaksi penjualan kendaraan bekas terlebih dahulu. "Itu yang lagi dikaji, finalisasinya tidak lama lagi. Mudah-mudahaan akhir minggu depan kita sudah punya gambarannya," ujarnya.

Pengamat transportasi Universitas Tarumanegara, Leksmono Suryo Putranto menuturkan, ganjil-genap merupakan sistem pengendalian lalu lintas satu-satunya yang bisa dilakukan untuk mengatasi kemacetan sebelum adanya Electronic Road Pricing (ERP) atau jalan berbayar. Namun tentunya harus dilakukan pengawasan yang konsisten dan maksimal.

Sebab, apabila pengawasan yang dilakukan secara manual tidak konsisten dan lemah, ganjil genap justru membuat pemilik kendaraan menjadi penipu, seperti membuat dua nomor polisi dan sebagainya. Selain itu, lanjut Leksmono, perluasan ganjil genap juga harus dibarengi dengan peningkatan layanan angkutan umum.

Sehingga, begitu pengendara pribadi dari rumahnya meninggalkan kendaraanya, angkutan umum sudah melayani sebagai penggantinya. "Kalau ruas jalan ganjil genap belum terlayani angkutan umum, meski diberlakukan hanya pagi dan sore, sistem ganjil genap di ruas jalan itu tidak efektif," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0686 seconds (0.1#10.140)