BPTJ Targetkan Integrasi 17 Stasiun dengan Angkutan Umum Selesai 2019
A
A
A
JAKARTA - Integrasi angkutan umum dengan Kereta Api Commuter Jabodetabek (KCJ) di 17 stasiun yang dilakukan sejak 2016 lalu belum terwujud. Terbatasnya lahan masih menjadi kendala integrasi antar moda transportasi tersebut.
Kepala Badan Pegelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono mengatakan, integrasi angkutan umum dengan kereta di 17 stasiun terkendala lahan. Dia meminta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan lahan endapan untuk angkutan umum agar tidak mengganggu badan jalan.
"Mau tidak mau PT KAI harus menyediakan lahannya untuk integrasi itu. Kami akan terus berkordinasi," kata Bambang Prihartono saat dihubungi pada Kamis, 15 November 2018 kemarin.
Bambang menjelaskan, membenahi masalah karut-marutnya pintu keluar stasiun kereta api tidak harus berpikir linier. Di mana, stasiunnya diperbaiki terlebih dahulu baru dibenahi. Dia berharap apabila PT KAI memiliki lahan, tolong diberikan untuk parkir angkutan umum menjemput penumpang.
Selain berkordinasi dengan PT KAI, lanjut Bambang, pihaknya juga sudah meminta kepada PO Bus menyiapkan armadanya untuk menjadi feeder stasiun. Termasuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
Menurutnya, para pelaku angkutan umum itu sedang melakukan kajian berikut pelayanannya."Kami targetkan integrasi angkutan umum dengan Commuter Line di 17 stasiun selesai pada 2019," ujarnya.
Plt Kepala Dinas Perhubungan, Sigit Widjiatmoko menuturkan, integrasi moda transportasi menjadi esensi utama apabila bicara peningkatan transportasi massal. Terkait Integrasi 17 stasiun, Sigit berharap BPTJ sebagai fasilitator pemerintah pusat dan daerah dapat mengingatkan kembali betapa pentingnya integrasi antar moda transportasi. Terlebih sudah ada contoh yang berjalan di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan.DKI, kata Sigit, siap membantu mengembangkan integrasi tersebut. Salah satunya bahkan telah dilakukan di sisitem satu arah Jalan KH Wahid Hasyim yang kompensasinya mengoperasikan armada bus Transjakarta dari Stasiun Gondangdia ke Stasiun Tanah Abang.
"Itu kan bukti bahwa integrasi bukan hanya sebagai feeder, tetapi sebagai penyatu dua simpul moda transportasi," ucapnya.
Kepala Badan Pegelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ), Bambang Prihartono mengatakan, integrasi angkutan umum dengan kereta di 17 stasiun terkendala lahan. Dia meminta kepada PT Kereta Api Indonesia (KAI) menyediakan lahan endapan untuk angkutan umum agar tidak mengganggu badan jalan.
"Mau tidak mau PT KAI harus menyediakan lahannya untuk integrasi itu. Kami akan terus berkordinasi," kata Bambang Prihartono saat dihubungi pada Kamis, 15 November 2018 kemarin.
Bambang menjelaskan, membenahi masalah karut-marutnya pintu keluar stasiun kereta api tidak harus berpikir linier. Di mana, stasiunnya diperbaiki terlebih dahulu baru dibenahi. Dia berharap apabila PT KAI memiliki lahan, tolong diberikan untuk parkir angkutan umum menjemput penumpang.
Selain berkordinasi dengan PT KAI, lanjut Bambang, pihaknya juga sudah meminta kepada PO Bus menyiapkan armadanya untuk menjadi feeder stasiun. Termasuk PT Transportasi Jakarta (Transjakarta).
Menurutnya, para pelaku angkutan umum itu sedang melakukan kajian berikut pelayanannya."Kami targetkan integrasi angkutan umum dengan Commuter Line di 17 stasiun selesai pada 2019," ujarnya.
Plt Kepala Dinas Perhubungan, Sigit Widjiatmoko menuturkan, integrasi moda transportasi menjadi esensi utama apabila bicara peningkatan transportasi massal. Terkait Integrasi 17 stasiun, Sigit berharap BPTJ sebagai fasilitator pemerintah pusat dan daerah dapat mengingatkan kembali betapa pentingnya integrasi antar moda transportasi. Terlebih sudah ada contoh yang berjalan di Stasiun Tebet, Jakarta Selatan.DKI, kata Sigit, siap membantu mengembangkan integrasi tersebut. Salah satunya bahkan telah dilakukan di sisitem satu arah Jalan KH Wahid Hasyim yang kompensasinya mengoperasikan armada bus Transjakarta dari Stasiun Gondangdia ke Stasiun Tanah Abang.
"Itu kan bukti bahwa integrasi bukan hanya sebagai feeder, tetapi sebagai penyatu dua simpul moda transportasi," ucapnya.
(whb)