Dicelurit Begal Hp di Depok, 2 Pemuda Terkapar di RS
A
A
A
DEPOK - Dua korban perampasan handphone di Grand Depok City (GDC), Jalan Boulevard Cilodong, Sukmajaya, Depok, Jawa Barat, terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit (RS). Pasalnya, korban pembegalan handphone ini mengalami luka bacokan yang cukup parah oleh pelaku. Aldi Pratama (17) dan Muhammad Fahri Ramadhan (17) mengalami luka di pinggang dan kini masih dirawat di rumah sakit.
Kejadian bermula ketika kedua korban sedang duduk di kawasan GDC, Sukmajaya, Depok. Korban tiba-tiba didatangi dua orang yang tidak dikenal menggunakan motor. Satu dari dua orang itu turun dan menanyakan alamat pada korban.
"Tapi (menanyakan alamat-red) itu hanya modus saja. Niatnya adalah merampas telepon genggam korban," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Deddy Kurniawan, Kamis (15/11/2018).
Kedua pelaku adalah DW (17) dan RR (18). DW yang sudah membawa celurit pun langsung meminta telepon genggam korban. Namun korban melawan ketika telepon genggamnya diminta DW.
"Pelaku yang di bawah pengaruh minuman beralkohol pun melukai korban dengan celurit. Korban dua orang terluka dan dibawa ke rumah sakit," kata Deddy.
Setelah melukai korbannya yang tergeletak, kata dia, para pelaku kemudian melarikan diri. "Pelaku dua orang. Yang satu sebagai eksekutor merampas dan menusuk. Satu orang lagi sebagai joki di motor memboncengi pelaku lainnya," terang Deddy.
Akibat luka yang parah, kedua korban sampai saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Korban mengalami luka cukup parah di bagian pinggang. "Aksinya ini terhitung sadis karena melukai dengan celurit sampai luka dalam," ungkap Deddy.
Meski begitu, polisi berhasil menciduk keduanya. Saat ini, pelaku diperiksa secara intensif di Polresta Depok. Keduanya diancam Pasal 365 jo 368 KUHP tentang Pencurian Pemberatan (curat). "Ancaman hukuman 9-12 tahun," ucapnya.
DW salah satu pelaku mengaku baru sekali melakukan pembegalan itu. Tetapi, aksi tersebut sudah direncanakan dengan sengaja membawa senjata tajam. Celurit yang dibawanya merupakan hasil beli secara online dengan sistem cash on delivery (COD).
"Pesen di sosmed (sosial media). Harganya Rp150 ribu. Buat jaga-jaga kalau tawuran," ujarnya.
Sebelum bertindak, katanya, dirinya mengonsumsi minuman beralkohol terlebih dahulu. Sehingga dia merasa lebih berani ketika beraksi. "Minum dulu sebelumnya. Ini baru sekali kok. Celuritnya memang buat tawuran," katanya.
Kejadian bermula ketika kedua korban sedang duduk di kawasan GDC, Sukmajaya, Depok. Korban tiba-tiba didatangi dua orang yang tidak dikenal menggunakan motor. Satu dari dua orang itu turun dan menanyakan alamat pada korban.
"Tapi (menanyakan alamat-red) itu hanya modus saja. Niatnya adalah merampas telepon genggam korban," kata Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Deddy Kurniawan, Kamis (15/11/2018).
Kedua pelaku adalah DW (17) dan RR (18). DW yang sudah membawa celurit pun langsung meminta telepon genggam korban. Namun korban melawan ketika telepon genggamnya diminta DW.
"Pelaku yang di bawah pengaruh minuman beralkohol pun melukai korban dengan celurit. Korban dua orang terluka dan dibawa ke rumah sakit," kata Deddy.
Setelah melukai korbannya yang tergeletak, kata dia, para pelaku kemudian melarikan diri. "Pelaku dua orang. Yang satu sebagai eksekutor merampas dan menusuk. Satu orang lagi sebagai joki di motor memboncengi pelaku lainnya," terang Deddy.
Akibat luka yang parah, kedua korban sampai saat ini masih menjalani perawatan di rumah sakit. Korban mengalami luka cukup parah di bagian pinggang. "Aksinya ini terhitung sadis karena melukai dengan celurit sampai luka dalam," ungkap Deddy.
Meski begitu, polisi berhasil menciduk keduanya. Saat ini, pelaku diperiksa secara intensif di Polresta Depok. Keduanya diancam Pasal 365 jo 368 KUHP tentang Pencurian Pemberatan (curat). "Ancaman hukuman 9-12 tahun," ucapnya.
DW salah satu pelaku mengaku baru sekali melakukan pembegalan itu. Tetapi, aksi tersebut sudah direncanakan dengan sengaja membawa senjata tajam. Celurit yang dibawanya merupakan hasil beli secara online dengan sistem cash on delivery (COD).
"Pesen di sosmed (sosial media). Harganya Rp150 ribu. Buat jaga-jaga kalau tawuran," ujarnya.
Sebelum bertindak, katanya, dirinya mengonsumsi minuman beralkohol terlebih dahulu. Sehingga dia merasa lebih berani ketika beraksi. "Minum dulu sebelumnya. Ini baru sekali kok. Celuritnya memang buat tawuran," katanya.
(mhd)