Empat Tahun Lagi, TPST Bantar Gebang Tak Bisa Tampung Sampah DKI

Minggu, 04 November 2018 - 17:45 WIB
Empat Tahun Lagi, TPST Bantar Gebang Tak Bisa Tampung Sampah DKI
Empat Tahun Lagi, TPST Bantar Gebang Tak Bisa Tampung Sampah DKI
A A A
BEKASI - Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bangar Gebang milik Pemprov DKI diperkirakan hanya bisa bertahan sampai tiga hingga empat tahun mendatang. Sebab, volume sampah kerap mengalami penambahan setiap tahun sebanyak 400 ton.

Kepala Unit TPST Bantar Gebang, Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto mengatakan, setiap tahun terjadi penambahan volume sampah. Dikhawatirkan kondisi TPST overload."Saya kira kapasitas TPST Bantar Gebang hanya bisa bertahan sampai 3-4 tahun mendatang," kata Asep pada Minggu (4/11/2018) .

Menurut Asep, penambahan ini yang memengaruhi kapasitas lima zona tidak akan mampu menampungnya dalam beberapa tahun ke depan. Karenanya, Pemprov DKI terus melakukan upaya penekanan volume sampah di rumah tangga. "Harus ada penanganan sampah di wilayah masyarakat, sebelum dibuang ke TPST," ujarnya.

Misalnya, upaya pembangunan sistem Intermediate Treatment Facility (ITF) di Sunter, Jakarta Utara terus dicanangkan Pemprov DKI. Ini termasuk, memperdayakan sejumlah bank sampah yang tersebar di masyarakat. Sehingga, dengan cara seperti itu pengurangan volume sampah bisa teratasi.

Apalagi, lanjut dia, bilamana lahan TPST Bantar Gebang sudah overload, pihaknya akan mencari lahan di luar Kota Bekasi. Alasannya, agar pengolahan sampah tidak tertumpu di lokasi yang sama. "Jakarta kan luas, bisa saja penambahan lahan ditaruh si titik Jakarta juga, tapi ini masih kita wacanankan," tuturnya.

Sejauh ini, lahan di TPST Bantar Gebang, memiliki luas seluas 110 hektare (ha). Dari luasan lahan itu terbagi di lima zona, yakni Zona I, II, III, IV, dan V. Tapi untuk zona yang tidak aktif terdapat di Zona IV, sisanya masih dioperasikan. Saat ini, ketinggian sampah cuma 15 meter. Namun, sudah tidak operasikan.

Asep menjelaskan, pengolahan sampah tersebut masih memanfaatkan sistem penumpukkan konvensional. Untuk mendatang, sistem bakal dimanfaatkan teknologi tumpukkan sampah atau sanitary landfill yang saat ini masih dalam tahapan lelang. "Kalau sistem sanitary landfill dan geomembran sudah berjalan, umur TPST Bantar Gebang diproyeksikan bisa panjang," ujarnya.

Selama ini, pihaknya masih mengantisipasi adanya lonjakan sampah yang dibuang ke TPST Bantar Gebang. Sebab, musim hujan menjadi momen paling besar penambahan volume tersebut. "Karena genangan air menyeret sampah yang ada di aliran sungai. Sampah itu bisa berasal darimana saja," ucapnya.

Anggota Komisi 1 DPRD Kota Bekasi Ariyanto Hendrata mengatakan, pengelolaan sampah di TPST Bantar Gebang belum menerapkan teknologi pengolahan yang canggih dan ramah lingkungan. Padahal, dengan menyandang nama pengolahan terpadu TPST Bantar Gebang harusnya bukan sekadar tempat pembuangan akhir semata. "Penerapan teknologi bagian dari perjanjian, tapi tidak terealisasi," ucapnya.
(whb)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7091 seconds (0.1#10.140)
pixels