Begini Cara Pendampingan Psikologi Keluarga Penumpang Lion Air

Minggu, 04 November 2018 - 00:28 WIB
Begini Cara Pendampingan...
Begini Cara Pendampingan Psikologi Keluarga Penumpang Lion Air
A A A
JAKARTA - Koordinator Tim Pendamping Psikologi Keluarga Penumpang Jatuhnya Lion Air di RS Polri, AKBP Jarwo mengatakan, Posko Pendampingan Psikologi ada di gedung Promoter, lantai 1 dan 2 serta di Pos Antemortem.

"Tiap hari ada 20-30 psikolog dari berbagai Universtitas, Polri, dan TNI yang melakukan pendampingan. Ada juga di Hotel Ibis Jakarta 10 psikolog," ujarnya di Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Polri Raden Said Sukanto, Kramat Jati, Jakarta Timur, Sabtu 3 November 2018.

Tujuan pendampingan psikologi, kata dia, membantu keluarga penumpang menyiapkan kondisi psikologi dan mentalnya dalam menghadapi situasi saat ini dan menerima informasi apapun terkait jatuhnya pesawat Lion Air JT 610. Total, ada 93 keluarga yang dilakukan pendampingan sejak Selasa, 31 Oktober 2018.

"Ada arena anak di Gedung Promoter untuk anak-anak keluarga penumpang, sejauh ini ada 10 anak, diajak main mewarnai, cerita dan bernyanyi," tutur Jarwo.

Sebelum pendampingan, ungkapnya, diobservasi dahulu dengan dilihat dan dipantau keluarga mana yang butuh pendampingan dengan melihat emosinya dan kesedihannya yang terlihat dari bahasa tubuhnya. Lalu diajak perkenalan, diajak menggobrol baru dibawa ke Posko Psikologis untuk tindak lanjutnya.

"Metodenya silakan keluarga itu mencurahkan segalanya, membagi bebannya agar lebih rileks. Adapun pendampingan psikologi diberikan selama operasi DVI berlangsung di RS Polri. Bila sudah selesai operasi, manakala ada keluarga yang butuh penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke psikolog profesional," jelasnya.

Sementara itu, Ketua Pelayanan Pendampingan Psikologi di RS Polri, Kombes Rudatin menerangkan, tugas Polwan di tim itu memberikan layanan pada keluarga yang membutuhkan berbagai hal. Misal ada keluarga sakit dan butuh kesehatan akan dibawa ke UGD.

Bila butuh penjelasan, terangnya, dibawa ke posko informasi sesuai yang dibutuhkan. "Rata-rata keluarga di hari Selasa (30 Oktober 2018) ada 400 orang, jumlahnya semakin berkurang tiap harinya hingga saat ini jadi 100 orang dari 54 keluarga," imbuhnya.

Adapun kondisi keluarga selama di Posko Keluarga ada yang sampai syok semalam empat hari dan masih belum bisa menerima tentang kejadian tersebut menimpa anggota keluarganya. Ada juga senumlah keluarga yang terpaksa dibawa ke UGD karena stres tak bisa tidur, tensinya naik, diare hingga dibutuhkan perawatan beberapa hari.

Sementara itu, PIC Personal Asisten pihak Lion Air, Levrian menjabarkan, pihaknya menyiapkan 70 personel family pendamping di RS Polri, Kramat Jati, yang mana tiap keluarga didampingi 1 personel family pendamping. Personel pendamping tiap keluarga pun sama agar tak mempengaruhi psikologi keluarga.

"Bila ada yang dibutuhkan, cukup beritahu, nanti akan ditampung semua aspirasinya, misal ada yang mau pulang, kita cari tiket, untuk berapa orang dan kapan. Kita sediakan obat-obatan dan transportasi juga," paparnya.

Family pendamping itu juga bertugas menyampaikan informasi yang didapatkan dari media base, seperti tentang jumlah kantong yang didapatkan hari ini dan seputar operasional pencarian dari Basarnas. Informasi itu juga disebarkan atau broadcast ke keluarga penumpang yang terdata.

Dalam penyampain informasi itu dilakukan dengan kerjasama antar posko Lion Air yang ada di posko Karawang, Tanjung Priok, Hotel Ibis, dan RS Polri sehingga informasinya menjadi satu sumber.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1441 seconds (0.1#10.140)