Putri Cantiknya Jadi korban Lion Air JT-610, Ini Firasat sang Ibu
A
A
A
JAKARTA - Hastuti ibunda dari Nurul Rezkianti (22) masih menunggu kabar tentang keberadaan sang putri yang menjadi korban kecelakaan pesawat Lion Air JT610. Sebelum kepergiannya, Nurul masih sempat berkomunikasi dengan dirinya pada Minggu, 28 Oktober 2018.
"Malam Senin, sebelum berangkat bekerja. Dia cuman bilang, Bu saya mau ke Bangka sambil ngomong dan cerita ketawa-ketawa. Dia sama temannya dari Palu," kata Hastuti di JICT 2 Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018).
"Terus dia bilang, saya makan dulu ya, sebentar saya telepon lagi. Cuman malam itu karena Palu kan lagi ini setelah peristiwa kemarin, jadi jam setengah 9 sudah pada tidur," sambungnya lagi.( Baca: Jauh-jauh dari Palu, Ibu Ini Cari sang Putri Korban Lion Air JT-610 )
Hastuti menjelaskan, sang putri merupakan lulusan Universitas Negeri Malang. Nurul ke Bangka dalam rangka kerja di AIESEC sektor pariwisata."Iya, wisuda tahun kemarin. Sudah kerja, kemarin sempat dikirim ke Ambon. Di Ambon dia berhasil buka pariwisata di Ambon. Itu dari AIESEC, katanya untuk pariwisata di sana. Sebelum dia kerja itu memang dia sudah di Ambon. Dia tunda satu semester itu kuliahnya karena kerja di Ambon untuk AIESEC itu. Itu tahun lalu, jadi tahun ini dia ambil Bangka," urainya lagi.
Dia menuturkan, sempat memiliki firasat sebelum pesawat yang ditumpangi Nurul hilang kontal di Tanjung Karawang, Jawa Barat."Cuman kemarin merasa lemas. Saya pikir karena pengaruh gempa, jadi saya merasa kosong. Saya bilang sama bapaknya, kayaknya mau ke psikolog karena rasanya kosong gitu," ceritanya.
Hastuti telah melihat serpihan pesawat. Hatinya hancur menyaksikan serpihan-serpihan Lion Air baik di TV maupun di pinggir pelabuhan JICT. Dia juga menyebutkan pakaian korban terakhir sebelum kejadian.
"Iya ingat dari foto, pakai baju putih blazer hitam. Saya sepatu enggak lihat. Foto terakhir itu masih di rumah temannya. Itu dia dimanifestnya 127," tuturnya.
"Malam Senin, sebelum berangkat bekerja. Dia cuman bilang, Bu saya mau ke Bangka sambil ngomong dan cerita ketawa-ketawa. Dia sama temannya dari Palu," kata Hastuti di JICT 2 Jakarta Utara, Rabu (31/10/2018).
"Terus dia bilang, saya makan dulu ya, sebentar saya telepon lagi. Cuman malam itu karena Palu kan lagi ini setelah peristiwa kemarin, jadi jam setengah 9 sudah pada tidur," sambungnya lagi.( Baca: Jauh-jauh dari Palu, Ibu Ini Cari sang Putri Korban Lion Air JT-610 )
Hastuti menjelaskan, sang putri merupakan lulusan Universitas Negeri Malang. Nurul ke Bangka dalam rangka kerja di AIESEC sektor pariwisata."Iya, wisuda tahun kemarin. Sudah kerja, kemarin sempat dikirim ke Ambon. Di Ambon dia berhasil buka pariwisata di Ambon. Itu dari AIESEC, katanya untuk pariwisata di sana. Sebelum dia kerja itu memang dia sudah di Ambon. Dia tunda satu semester itu kuliahnya karena kerja di Ambon untuk AIESEC itu. Itu tahun lalu, jadi tahun ini dia ambil Bangka," urainya lagi.
Dia menuturkan, sempat memiliki firasat sebelum pesawat yang ditumpangi Nurul hilang kontal di Tanjung Karawang, Jawa Barat."Cuman kemarin merasa lemas. Saya pikir karena pengaruh gempa, jadi saya merasa kosong. Saya bilang sama bapaknya, kayaknya mau ke psikolog karena rasanya kosong gitu," ceritanya.
Hastuti telah melihat serpihan pesawat. Hatinya hancur menyaksikan serpihan-serpihan Lion Air baik di TV maupun di pinggir pelabuhan JICT. Dia juga menyebutkan pakaian korban terakhir sebelum kejadian.
"Iya ingat dari foto, pakai baju putih blazer hitam. Saya sepatu enggak lihat. Foto terakhir itu masih di rumah temannya. Itu dia dimanifestnya 127," tuturnya.
(whb)