Ingin Transportasi Terintegrasi, DKI Ganti Dirut PT Transjakarta

Senin, 29 Oktober 2018 - 23:05 WIB
Ingin Transportasi Terintegrasi, DKI Ganti Dirut PT Transjakarta
Ingin Transportasi Terintegrasi, DKI Ganti Dirut PT Transjakarta
A A A
JAKARTA - Direktur Utama PT Transportasi Jakarta (TransJakarta), Budi Kaliwono resmi digantikan oleh Agung Wicaksono yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta. Pergantian tersebut diharapkan membuat sinergi yang lebih baik dalam pengintegrasian antar moda berbasis jalan dan berbasis rel.

Kepala Badan Pembinaan Badan Usaha Milik Daerah (BP BUMD) DKI Jakarta, Yurianto mengatakan, dalam RUPS Luar Biasa Sirkuler (keputusan di luar RUPS Fisik) kali ini, untuk PT Transportasi Jakarta dilakukan pemberhentian, penggantian dan pengisian pengurus Perseroan. Dimana, Direktur Utama PT TransJakart, Budi Kaliwono diberhentikan dan digantikan oleh Agung Wicaksana yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Operasi dan Pemeliharaan PT MRT Jakarta.

Pergantian ini diharapkan untuk membuat sinergi yang lebih baik dalam pengintegrasian antar moda yang berbasis jalan dan berbasis rel, serta untuk memperkuat sinergi antar BUMD dan menciptakan kaderisasi di dalam tubuh BUMD, sehingga memotivasi pegawai BUMD untuk memiliki kinerja lebih baik lagi ke depan.

“Kepada direksi yang baru PT TransJakarta kami berharap dapat membawa mewujudkan transportasi yang aman dan nyaman serta terjangkau sehingga masyarakat Jakarta dapat melakukan perjalanan secara tepat waktu,” kata Yurianto di Balaikota DKI Jakarta, kemarin.

Yurianto menjelaskan, BP BUMD Provinsi DKI Jakarta turut mengharapkan kepengurusan PT Transportasi Jakarta dan PT MRT Jakarta yang baru lebih kompak, solid, dan profesional, sehingga dapat menampilkan performa yang lebih baik. Selain itu, PT Transportasi Jakarta dan PT MRT Jakarta diharapkan dapat berkontribusi lebih besar bagi perekonomian DKI Jakarta.

Selain itu, kata Yurianto, PT TransJakarta juga dapat melaksanakan penugasan-penugasan yang diberikan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang digariskan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2017 – 2022.

“Pengganti Agung, Muhammad Effendi yang sebelumnya sebagai Kepala Divisi Konstruksi di PT MRT Jakarta memiliki pengalaman panjang dalam mengelola operasi perusahaan dengan aspek keamanan yang tinggi diharapkan agar segera menyiapkan operasional MRT Jakarta untuk Fase I koridor Lebak Bulus – Bundaran HI tepat waktu pada Maret 2019,” ungkapnya.

Resmi menjabat sebagai Direktur Utama PT TransJakarta, Agung berkomitmen untuk mengintegrasikan seperti apa yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan pada pekan lalu. Dimana pertama integrasi internal TransJakarta, integrasi operator, integrasi antar moda yang berbasis jalan dan berbasis rel. Berbasis rel berarti ada namanya Mass Rapid Trnsit (MRT) dan Light Rail Transit (LRT) nantinya.

“Waktu saya dipanggil menghadap Gubernur, pada hari Kamis 25 Oktober adalah integrasi. Kata integrasi itu yang saya dalam beberapa hari ke depan akan betul-betul pelajari dan akan jabarkan bagaimana ini dilakukan, tentu dengan dukungan tim dari Transjakarta,” ungkapnya.

Adapun proses terpilihnya menjadi Direktur Utama, kata Agung, pihaknya telah melalui proses seleksi yang dilakukan sejak Mei 2018 lalu. Dia berjanji untuk melakukan yang terbaik terhadap layanan operasional bus TransJakarta dengan target 800.000 pernumpang perhari hingga akhir tahun ini.

“Untuk tahun ini yang saya tandatangani kontrak kinerja, 800.000 (penumpang) maksimal target per harinya. Jadi itu yang akan saya tandatangani sesuai target di kontrak kinerja. Itu yang sesuai tanda tangan tadi,” ungkapnya.

Sementara itu, Budi Kaliwono menegaskan, pemberhentian dirinya sebagai direktur utama PT TransJakarta bukan lantaran tidak bekerja sesuai dengan Standar Pelayanan Minimal (SPM). Menurutnya, apa yang dilakukannya selama tiga tahun ini dengan peningkatan penumpang 90 persen dari 102 juta menjadi 190 juta adalah suatu kinerja yang berdasarkan SPM.

“Saya nggak sepaham tadi dibilang SPM nya ketinggalan. Memang SPM ini kan ada ukuran. Kalau kami SPM nya ketinggalan, kami tidak cair PSO. Ada kurang, betul. Ada yang mesti diimprove, setuju. Tapi bukan berarti SPM tidak tercapai. Supaya ini jangan sampai salah bahwa yang kami lakukan sekarang ini juga sudah masuk SPM,” ujarnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6948 seconds (0.1#10.140)