Setahun Gubernur Anies, Fahira: Jakarta Lebih Nyaman Bagi Rakyat Kecil
A
A
A
JAKARTA - Pada Selasa, 6 Oktober 2018 mendatang, tepat setahun Jakarta dipimpin oleh Gubernur Anies Baswedan. Setahun ini satu persatu janji kampanye ditunaikan. Terakhir, walau diragukan banyak orang dan ditentang oleh berbagai kekuatan, Gubernur Anies menuntaskan salah satu komitmen besarnya, yaitu menghentikan total semua proyek reklamasi di Teluk Jakarta.
Namun, selama setahun ini, harus diakui, rakyat kecil lah yang paling merasakan dampak dari kebijakan dan program Gubernur Anies. Dan cara paling mudah menilai efektivitas dan keberhasilan seorang pemimpin adalah dengan melihat bagaimana respons dan tanggapan orang-orang kecil atau rakyat miskin, terhadap kinerja pemimpinnya.
"Rakyat kecil lebih jujur menilai kondisi Jakarta saat ini dari pada pengamat, bahkan wakil rakyat sekalipun. Siapapun tidak bisa membantah bahwa setahun ini Jakarta lebih nyaman bagi rakyat kecil,” ujar anggota DPD RI, Fahira Idris, dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Kamis (11/10/2018).
Senator asal Jakarta ini melanjutkan, seorang pemimpin memang harus berpihak dan membela kelompok masyarakat yang lemah dan dilemahkan dan menguatkan mereka yang terpinggirkan oleh sebuah sistem dan kebijakan yang tidak mempunyai dimensi keadilan sosial.
Menurut Fahira, era PKL dan becak dikejar-kejar, penggusuran warga kampung kota, dan hanya menjadikan rakyat kecil sebagai obyek pembangunan sudah berakhir dan tinggal menjadi sejarah kelam Jakarta. Di Jakarta saat ini, kata Fahira, gubernurnya menjadi pemimpin bagi kolaborasi warga kota yang berdaya dan turut menjadi subjek pembangunan. Bukan sekadar administrator yang bekerja tanpa rasa dan mengabaikan aspirasi masyarakat bawah.
Fahira terharu melihat ada gubernur yang kinerjanya ‘dirayakan’ begitu antusias oleh rakyat kecil Jakarta yaitu Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) bahkan dihadiahi nasi tumpeng sebagai rasa syukur.
“Sekali lagi saya sampaikan, kalau ingin tahu perubahan Jakarta tanya kepada rakyat kecil, jangan tanya kepada pengamat, wakil rakyat, atau kepada mereka-mereka yang selama ini mendukung reklamasi dan menganggap rakyat miskin kota harus disingkirkan ke balik tembok-tembok tinggi rumah susun karena dianggap mengganggu pemandangan. Saya sebagai senator menyaksikan langsung kemajuan besar Jakarta saat ini,” pungkas Fahira.
Namun, selama setahun ini, harus diakui, rakyat kecil lah yang paling merasakan dampak dari kebijakan dan program Gubernur Anies. Dan cara paling mudah menilai efektivitas dan keberhasilan seorang pemimpin adalah dengan melihat bagaimana respons dan tanggapan orang-orang kecil atau rakyat miskin, terhadap kinerja pemimpinnya.
"Rakyat kecil lebih jujur menilai kondisi Jakarta saat ini dari pada pengamat, bahkan wakil rakyat sekalipun. Siapapun tidak bisa membantah bahwa setahun ini Jakarta lebih nyaman bagi rakyat kecil,” ujar anggota DPD RI, Fahira Idris, dalam keterangan tertulisnya yang diterima SINDOnews, Kamis (11/10/2018).
Senator asal Jakarta ini melanjutkan, seorang pemimpin memang harus berpihak dan membela kelompok masyarakat yang lemah dan dilemahkan dan menguatkan mereka yang terpinggirkan oleh sebuah sistem dan kebijakan yang tidak mempunyai dimensi keadilan sosial.
Menurut Fahira, era PKL dan becak dikejar-kejar, penggusuran warga kampung kota, dan hanya menjadikan rakyat kecil sebagai obyek pembangunan sudah berakhir dan tinggal menjadi sejarah kelam Jakarta. Di Jakarta saat ini, kata Fahira, gubernurnya menjadi pemimpin bagi kolaborasi warga kota yang berdaya dan turut menjadi subjek pembangunan. Bukan sekadar administrator yang bekerja tanpa rasa dan mengabaikan aspirasi masyarakat bawah.
Fahira terharu melihat ada gubernur yang kinerjanya ‘dirayakan’ begitu antusias oleh rakyat kecil Jakarta yaitu Jaringan Rakyat Miskin Kota (JRMK) bahkan dihadiahi nasi tumpeng sebagai rasa syukur.
“Sekali lagi saya sampaikan, kalau ingin tahu perubahan Jakarta tanya kepada rakyat kecil, jangan tanya kepada pengamat, wakil rakyat, atau kepada mereka-mereka yang selama ini mendukung reklamasi dan menganggap rakyat miskin kota harus disingkirkan ke balik tembok-tembok tinggi rumah susun karena dianggap mengganggu pemandangan. Saya sebagai senator menyaksikan langsung kemajuan besar Jakarta saat ini,” pungkas Fahira.
(thm)