Ayunkan Golok ke Polisi, Pimpinan Begal Ditembak Mati
A
A
A
TANGERANG - Petugas antibandit Polsek Benda, Polrestro Tangerang Kota, menembak mati seorang kawanan pelaku begal sadis asal Pandeglang, Banten.
Pelaku diketahui bernama Abet. Dia terpaksa ditembak, karena nekat melawan petugas dengan menyabetkan goloknya. Selain Abet, petugas juga menangkap tiga kawanan begal asal Pandeglang ini.
Kapolsek Benda Kompol Ubaidillah mengatakan, kawanan begal pimpinan Abet ini terkenal sadis dan tidak segan-segan melukai korbannya yang melawan.
"Komplotan ini beraksi di Jalan Husen Sastranegara, Benda, Kota Tangerang, pada Rabu 26 September 2018 lalu," kata Ubaidillah di ruang jenazah RSUD Kabupaten Tangerang, Rabu (26/9/2018).
Dijelaskan dia, dalam aksinya para pelaku mengunakan sepeda motor. Mereka berboncengan memepet motor korbannya, Faisal. Saat itu, korban sedang menjemput istrinya pulang kerja di wilayah Benda.
"Kawanan pelaku memepet motor korban dan mengambil paksa kunci motornya. Jika korban berani melawan, pelaku akan langsung membacoknya," sambung Ubaidillah.
Saat itu, antara korban dengan kawanan pelaku sempat terjadi tarik menarik. Namun, pelaku Abet langsung mengeluarkan golok yang dibawanya. Saat pelaku berusaha mengayunkan goloknya, korban menyerah.
"Sempat terjadi tarik-menarik. Jadi, korban sempat menahan. Tetapi pelaku Abet mengeluarkan golok dan langsung ditempel ke leher korban sehingga korban tidak berdaya, dan melepas motornya," jelas Ubaidillah.
Akibat peristiwa itu, korban kehilangan motor Yamaha N-Max miliknya. Kemudian, korban langsung datang melaporkan kejadian nahas tersebut ke Polsek Benda.
"Korban tidak mengalami luka apapun. Hanya syok berat, lantaran diancam senjata tajam. Dari Polsek, kami langsung TKP dan dari hasil keterangan saksi, bahwa pelaku baru meninggalkan lokasi," paparnya.
Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, polisi akhirnya mengetahui keberadaan pelaku, dan melakukan pengembangan ke Rangkas Bitung, Banten.
"Petugas akhirnya melakukan pengejaran ke Rangkas Bitung, dan berhasil menangkap para pelaku. Saat ditangkap, pelaku Abet coba membacok petugas dengan golok dan langsung ditembak di dada," jelasnya.
Sementara tiga pelaku lain yang terdiri dari Oji, Dirman dan Rudy juga tidak luput terkena terjangan pelor petugas. Mereka mengacungkam golok kepada petugas.
"Pelaku saat dikejar mengacungkan golok kepada petugas dan langsung diambil tembakan tegas terukur mengenai dadanya. Sedangkan ketiga pelaku lainnya kami tembak pada kakinya," sambung Ubaidillah.
Dirman, salah seorang pelaku mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan aksi begal di wilayah Tangerang raya. Hasil begal itu, kemudian dibagi rata pelaku.
"Sudah beberapa kali. Hasilnya dibagi rata, kecuali Almarhum. Karena dia pimpinan, jadi mendapatkan jatah yang lebih besar. Selama ini kami beraksi di wilayah Tangerang. Korbannya acak," ungkapnya.
Dirinya pun mengaku sudah mengetahui risiko dari aksi begalnya itu, yakni ditembak mati aparat kepolisian. Namun, dirinya terpaksa, karena desakan ekonomi.
"Terpaksa pak. Saya bekerja serampangan. Kadang kalau dapat kerjaan bisa makan, jika tidak ada kerjaan keluarga kelaparan. Saya terpaksa, diajak almarhum. Saya sangat menyesal pak," kata Dirman.
Pelaku diketahui bernama Abet. Dia terpaksa ditembak, karena nekat melawan petugas dengan menyabetkan goloknya. Selain Abet, petugas juga menangkap tiga kawanan begal asal Pandeglang ini.
Kapolsek Benda Kompol Ubaidillah mengatakan, kawanan begal pimpinan Abet ini terkenal sadis dan tidak segan-segan melukai korbannya yang melawan.
"Komplotan ini beraksi di Jalan Husen Sastranegara, Benda, Kota Tangerang, pada Rabu 26 September 2018 lalu," kata Ubaidillah di ruang jenazah RSUD Kabupaten Tangerang, Rabu (26/9/2018).
Dijelaskan dia, dalam aksinya para pelaku mengunakan sepeda motor. Mereka berboncengan memepet motor korbannya, Faisal. Saat itu, korban sedang menjemput istrinya pulang kerja di wilayah Benda.
"Kawanan pelaku memepet motor korban dan mengambil paksa kunci motornya. Jika korban berani melawan, pelaku akan langsung membacoknya," sambung Ubaidillah.
Saat itu, antara korban dengan kawanan pelaku sempat terjadi tarik menarik. Namun, pelaku Abet langsung mengeluarkan golok yang dibawanya. Saat pelaku berusaha mengayunkan goloknya, korban menyerah.
"Sempat terjadi tarik-menarik. Jadi, korban sempat menahan. Tetapi pelaku Abet mengeluarkan golok dan langsung ditempel ke leher korban sehingga korban tidak berdaya, dan melepas motornya," jelas Ubaidillah.
Akibat peristiwa itu, korban kehilangan motor Yamaha N-Max miliknya. Kemudian, korban langsung datang melaporkan kejadian nahas tersebut ke Polsek Benda.
"Korban tidak mengalami luka apapun. Hanya syok berat, lantaran diancam senjata tajam. Dari Polsek, kami langsung TKP dan dari hasil keterangan saksi, bahwa pelaku baru meninggalkan lokasi," paparnya.
Dari hasil penyelidikan dan pemeriksaan saksi-saksi, polisi akhirnya mengetahui keberadaan pelaku, dan melakukan pengembangan ke Rangkas Bitung, Banten.
"Petugas akhirnya melakukan pengejaran ke Rangkas Bitung, dan berhasil menangkap para pelaku. Saat ditangkap, pelaku Abet coba membacok petugas dengan golok dan langsung ditembak di dada," jelasnya.
Sementara tiga pelaku lain yang terdiri dari Oji, Dirman dan Rudy juga tidak luput terkena terjangan pelor petugas. Mereka mengacungkam golok kepada petugas.
"Pelaku saat dikejar mengacungkan golok kepada petugas dan langsung diambil tembakan tegas terukur mengenai dadanya. Sedangkan ketiga pelaku lainnya kami tembak pada kakinya," sambung Ubaidillah.
Dirman, salah seorang pelaku mengatakan, pihaknya sudah beberapa kali melakukan aksi begal di wilayah Tangerang raya. Hasil begal itu, kemudian dibagi rata pelaku.
"Sudah beberapa kali. Hasilnya dibagi rata, kecuali Almarhum. Karena dia pimpinan, jadi mendapatkan jatah yang lebih besar. Selama ini kami beraksi di wilayah Tangerang. Korbannya acak," ungkapnya.
Dirinya pun mengaku sudah mengetahui risiko dari aksi begalnya itu, yakni ditembak mati aparat kepolisian. Namun, dirinya terpaksa, karena desakan ekonomi.
"Terpaksa pak. Saya bekerja serampangan. Kadang kalau dapat kerjaan bisa makan, jika tidak ada kerjaan keluarga kelaparan. Saya terpaksa, diajak almarhum. Saya sangat menyesal pak," kata Dirman.
(mhd)