PDAM Kesulitan Perbaiki Pipa Bocor karena Utilitas di Bawah Tanah

Rabu, 26 September 2018 - 02:25 WIB
PDAM Kesulitan Perbaiki...
PDAM Kesulitan Perbaiki Pipa Bocor karena Utilitas di Bawah Tanah
A A A
TANGERANG - Perusahaan air bersih PDAM Tirta Benteng (TB), Kota Tangerang, Banten, akhirnya menemukan lokasi pipa Jaringan Distribusi Utama (JDU) 600 yang bocor.

Lokasi pipa utama yang bocor, berada di kedalaman 9 meter, berdiameter 630 mili di bawah tanah. Kebocoran pipa yang diklaim memiliki ketahanan 100 tahun itu, membuat saluran air bersih warga jadi terganggu.

Sedikitnya, ada sekitar 20.000 pelanggan air bersih PDAM TB yang terkena dampak kebocoran pipa, dan kesulitan air bersih di wilayah Kecamatan Cipondoh dan Benda.

Dibutuhkan waktu 6 hari untuk memperbaiki saluran pipa yang bocor. Selama seminggu itu, warga kesulitan mendapatkan pasokan air bersih. Baru pada Jumat 21 September 2018 lalu, pipa JDU yang bocor diperbaiki.

"Sejak kejadian itu, secara kualitas dan kuantitas, masih ada pengaduan, karena air masih keruh akibat masih adanya partikel dan tanah," kata Dirut PDAM TB Sumarya kepada KORAN SINDO, Selasa 25 September 2018.

Untuk itu, pihaknya terus melakukan pembersihan terhadap pipa yang sudah diperbaiki agar air kembali menjadi bersih kembali seperti sedia kala. (Baca Juga: Saluran Pipa Bocor, Pelanggan PDAM TB Kesulitan Air Bersih
"Alhamdullilah, sekarang sudah normal lagi. Hampir seminggu kami melakukan perbaikan, dan secara maraton melakukan pengerjaannya siang malam. Tetapi karena kedalaman pipa cukup dalam," jelasnya.

Belum lagi banyaknya utilitas lain di dalam tanah, seperti kabel telkom dan listrik, membuat proses perbaikan menjadi lebih lama dari yang ditargetkan sebelumnya.

"Untuk pipa JDU, kebocoran ini yang pertama. Sebelumnya hanya pipa-pipa kecil 350 dan dampak gangguannya hanya di wilayah perumahan. Kalau JDU ini kan melibatkan 20.000 sambungan," paparnya.
PDAM Kesulitan Perbaiki Pipa Bocor karena Utilitas di Bawah Tanah
Untuk pipa kecil yang mengalami bocor, sambung Sumarya, pihaknya sudah punya alat untuk melakukan scaning pipa. Namun, untuk yang dikedalaman 9 meter, PDAM TB masih belum memiliki alat scanningnya.

"Ini upaya kita ke depan, preventif tetap kita lakukan dengan patroli jalur dan pengecekan tekanan. Memang kita belum ada alat scanning pipa yang bocor, ke depan akan kita upayakan alatnya," sambungnya.

Sementara itu, Asisten Manager Humas dan Pengaduan PDAM TB Ichsan Sodikin menambahkan, hingga saat ini masih belum ada PDAM yang memiliki alat scanning itu.

"Setahu saya baru ada di Australia. Kalau untuk di Indonesia masih belum ada. Untuk itu, kami akan terus mencari. Nanti, kalau sudah ada yang pakai akan kami studi banding dan menerapkannya," jelasnya.

Dilanjutkan dia, untuk alat scanning pipa ukuran kecil dengan kedalaman 1-3 meter pihaknya sudah punya. Sehingga, jika ada pipa yang bocor bisa cepat ditemukan.

"Kalau untuk pipa-pipa kecil namanya lik ditektor atau diteksi kebocoran. Ini biasa kita lakukan malam hari, dan bekerjanya melalui sensor ultra sonic. Tapi kedalaman 8-9 meter itu belum ada," pungkasnya.
(mhd)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0705 seconds (0.1#10.140)