Banyak Pengangguran, Angka Kemiskinan di Kota Bogor Masih Tinggi

Rabu, 19 September 2018 - 16:34 WIB
Banyak Pengangguran,...
Banyak Pengangguran, Angka Kemiskinan di Kota Bogor Masih Tinggi
A A A
BOGOR - Masih tingginya angka pengangguran di Kota Bogor berdampak langsung terhadap angka kemiskinan. Pasalnya, meski mengalami penurunan tapi jika dibandingkan dengan Kota Depok, angka kemiskinan di Kota Bogor masih cukup tinggi.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor Bambang Ananto Cahyono dalam ekspose data sekaligus briefing staf di Balaikota Bogor, Rabu (19/9/2018).

Menurutnya, angka pengangguran itu sedikit banyak mempengaruhi angka kemiskinan Kota Bogor yang sejak 2012 sampai 2017 turun secara lambat hanya sekitar 1 persen.

"Data angka pengangguran di Kota Bogor juga masih cukup tinggi di angka 9,57 persen atau dari 100 orang usia kerja, 9-10 orang masih menganggur," katanya.

Menurutnya, berdasarkan data 2017 angka kemiskinan Kota Bogor berada di angka 7,11 persen atau berada di peringkat ke-7 di Jawa Barat. "Angka kemiskinan ini terbilang tinggi jika dibandingkan dengan Kota Depok yang hanya 2,34 persen," jelasnya.

Menurutnya, BPS hanya bisa menyiapkan data saja, terkait upaya menekan angka pengangguran maupun kemiskinan, pihaknya berharap Pemkot Bogor bisa melihat data secara terbuka kemudian bisa mengambil kebijakan yang tepat.

"Terutama dalam hal pengentasan kemiskinan harus sama-sama melihat secara langsung, jangan sampai salah sasaran," katanya.

Terkait data Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kemiskinan, ketenagakerjaan, yakni angkatan kerja dan pengangguran, laju pertumbuhan ekonomi dan inflasi ini hasil dari tahun 2017 karena yang tahun 2018 masih dalam proses pengumpulan dan pengolahan data.

"Tapi, sejauh ini evaluasi secara umum Kota Bogor ada peningkatan yang lebih baik meskipun tidak terlalu signifikan. Hal ini dapat dilihat pada IPM Kota Bogor yang hanya naik 0,66 persen dari sebelumnya 74,50 di 2016 menjadi 75,16 di 2017," katanya.

Lebih lanjut, ia mengungkapkan tidak signifikannya kenaikan IPM ini bukan tanpa alasan, mengingat komponen dalam menghitung IPM seperti Angka Harapan Hidup (AHH), Rata-rata lama sekolah, angka harapan sekolah dan pengeluaran perkapitanya juga tidak mengalami kenaikan yang tinggi.

"AHH hanya naik 0,06 persen, rata-rata lama sekolah naiknya hanya 0,01 persen, angka harapan sekolah naiknya 0,36 persen dan pengeluaran perkapita dari sebelumnya Rp10.662 di 2016 menjadi Rp 10.940 di 2017," tuturnya.

Ia menjelaskan, rata-rata lama sekolah di Kota Bogor dihitung dari jumlah seluruh penduduk usia 5 tahun keatas baik yang masih sekolah ataupun putus sekolah, di dapat angka 10,29 pada 2017 atau bisa dikatakan rata-rata tingkat pendidikannya baru sampai kelas 2 SMA atau belum sampai tamat.

"Sementara angka harapan sekolahnya dari sebelumnya 13,01 meningkat di angka 13,37 atau sudah tamat SMA namun tidak lanjut kuliah," jelasnya.

Menanggapi ekspose data tersebut, Sekretaris Daerah Kota Bogor Ade Sarip Hidayat menuturkan, dengan data dari BPS ini bisa menjadi referensi bagi kepada dinas, camat dan lurah di Kota Bogor.

"Sehingga saat menjalankan tugas, khususnya terkait atau program penanganan kemiskinan bisa mencapai target, sebagaimana yang telah ditentukan untuk 5 tahun kedepan," jelasnya.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8436 seconds (0.1#10.140)