Pembangunan Fase 2 Kalibesar Diminta Tak Rusak Cagar Budaya
A
A
A
JAKARTA - Pembangunan Fase 2 Kalibesar, Taman Sari, Jakarta Barat jangan merusak cagar budaya. Keberadaan Jembatan Kota Intan yang masuk dalam fase 2 terancam rusak karena revitalisasi fase 2 Kalibesar.
Hal ini diungkapkan Arkeolog dan Pemerhati Kota Tua, Chandrian Attahiriyat. Chandrian mengatakan, dirinya tak pernah dilibatkan dalam pembangunan fase 1 termasuk saat PT Ciria Jasa mencoba kembali fase 2 Kalibesar.
"Tim Cagar Budaya tak pernah dilibatkan dalam pembangunan ini. Makanya saya katakan pembangunan ini jangan sampai merusakan cagar budaya. Pentingkan sejarah Kota Tua, jangan cuman melihat visualnya saja," kata Chandrian saat menanggapi revitalisasi Kalibesar di Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu (12/9/2018).
Sebelumnya, PT Ciria Jasa mendapatkan proyek dari PT Sampoerna Land untuk melanjutkan pembangunan di kawasan Kalibesar sisi Utara. Dana pembangunan itu didapat dari Konfiensi Lantai Bangunan (KLB) milik Sampoerna Land. Pembangunan ini telah direncanakan sejak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Namun dalam praktiknya, pembangunan ini dianggap merusak Cagar Budaya. Hal ini terlihat saat Fase 1 Kalibesar Selatan dibangun, sejumlah cerucuk ditemukan dalam pembangunan itu. Imbasnya Kota Tua gagal mendapatkan sertifikasi bangunan yang dilindungi dari Unesco.
Karena itu, dalam pembangunan nantinya, Chandrian mengingatkan agar pemborong dan perancang Kalibesar memperhatikan aspek budaya. Terlebih di fase 2 pada Agustus lalu ditemukan cerucuk peninggalan abad 18.
Hingga penemuan itu, Chandrian mengakui nasib cerucuk itu tak jelas, selain dibiarkan, bahkan di antara cerucuk yang ditemukan telah menghilang. Padahal bila merujuk dari sejarah, cerucuk merupakan cikal bakal ekonomi batavia lama.
Chandirian mengakui pembangunan Kalibesar di fase 1 hanya memperlihatkan taman rekreasi. Sementara untuk aspek budaya dan nilai sejarah nyaris tak diperlihatkan. Sebab itu, Chandrian menjelaskan perlu diskusi baru antara Tim Cagar Budaya dan PT Ciria Jasa serta Arsitek Budi Lim saat pembangunan Fase 2. "Kita duduk sama sama cari solusi. Intinya jangan sampai merusak," harapnya.
Arsitek Revitalisasi Kalibesar Kota Tua, Budi Liem mengakui bahwa pembangunan Fase 2 Kalibesar itu dihentikan sementara. Ia mengakui penghentian lantaran revitalisasi di sana dinilai merusak sejarah. "Saya tidak tahu alasan pastinya," kata Budi Liem beberapa hari lalu.
Pantauan KORAN SINDO, kondisi fase 2 Kalibesar nyaris tak terlihat adanya pembangunan. Di kawasan itu pembangunan dibiarkan terbengkalai. Seng-seng ditutup di Kalibesar sisi utara yang berlokasi tak jauh dari Jembatan Kota Intan.
Dari celah terbuka di dekat kota intan terlihat Kalibesar mengalami kekeringan. Air tak mengalir lantaran dibendung. Kondisi kali dipenuhi tanaman liar, kali mengalami pendangkalan.
Kondisini ini membuat Jembatan Kota Intan kian tak terawat. Jembatan yang menjadi saksi bisu perkembangan Batavia rusak parah. Jembatan tak bisa dibuka tutup karena pembangunan.
Kondisi pembangunan terbengkalai ini telah terjadi sejak 2 tahun lalu. "Terakhir saya ingat pas 2016 lalu," kata Ruslan (38), pedagang kopi di sekitaran Kalibesar.
Kepala UPK Kota Tua, Norviadi S. Husodo enggan mengomentari terkait berhentinya aktivitas pembangunan di Kalibesar. Ia hanya menjelaskan pembangunan di sana hanya terhenti sementara.
Sementara mengenai cerucuk di sana, Norvi mengakui beberapa waktu lalu sempat ditemukan di kawasan itu. Meski demikian Norvi memastikan bahwa temuan itu tak mengganggu aktivitas pembangunan. Malahan pihak pengembang tetap menjaga cerucuk itu.
Lurah Pinangsia Taman Sari, Ilham R. Agustian mengatakan, pembangunan Kalibesar akan menjadi ikon baru wisata di kawasan Kota Tua. Karena itu untuk menghidupkan fase 1 Kalibesar. Pompa penjernih akan dihidupkan.
"Saat ini, adanya perbaikkan-perbaikkan saluran pipa air yang katanya ada yang bocor, dan juga nunggu SPK (Surat Perintah Kerja) dari Pemprov," kata Ilham sembari menanggapi mangkraknya pembangunan Kalibesar.
Namun, dia menanggapi perbedaan mengenai antara perevitalisasian fase satu dan dua. Bagi di fase dua nantinya, akan dibangun mirip fase satu. Taman Apung akan terlihat di kawasan itu.
"Hanya saja, nanti akan dibuat bertahap seperti fase satu. Kondisinya sekarang masih tertutup seng dan belum ada kegiatan," tutup Ilham.
Hal ini diungkapkan Arkeolog dan Pemerhati Kota Tua, Chandrian Attahiriyat. Chandrian mengatakan, dirinya tak pernah dilibatkan dalam pembangunan fase 1 termasuk saat PT Ciria Jasa mencoba kembali fase 2 Kalibesar.
"Tim Cagar Budaya tak pernah dilibatkan dalam pembangunan ini. Makanya saya katakan pembangunan ini jangan sampai merusakan cagar budaya. Pentingkan sejarah Kota Tua, jangan cuman melihat visualnya saja," kata Chandrian saat menanggapi revitalisasi Kalibesar di Kota Tua, Jakarta Barat, Rabu (12/9/2018).
Sebelumnya, PT Ciria Jasa mendapatkan proyek dari PT Sampoerna Land untuk melanjutkan pembangunan di kawasan Kalibesar sisi Utara. Dana pembangunan itu didapat dari Konfiensi Lantai Bangunan (KLB) milik Sampoerna Land. Pembangunan ini telah direncanakan sejak Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) masih menjabat Gubernur DKI Jakarta.
Namun dalam praktiknya, pembangunan ini dianggap merusak Cagar Budaya. Hal ini terlihat saat Fase 1 Kalibesar Selatan dibangun, sejumlah cerucuk ditemukan dalam pembangunan itu. Imbasnya Kota Tua gagal mendapatkan sertifikasi bangunan yang dilindungi dari Unesco.
Karena itu, dalam pembangunan nantinya, Chandrian mengingatkan agar pemborong dan perancang Kalibesar memperhatikan aspek budaya. Terlebih di fase 2 pada Agustus lalu ditemukan cerucuk peninggalan abad 18.
Hingga penemuan itu, Chandrian mengakui nasib cerucuk itu tak jelas, selain dibiarkan, bahkan di antara cerucuk yang ditemukan telah menghilang. Padahal bila merujuk dari sejarah, cerucuk merupakan cikal bakal ekonomi batavia lama.
Chandirian mengakui pembangunan Kalibesar di fase 1 hanya memperlihatkan taman rekreasi. Sementara untuk aspek budaya dan nilai sejarah nyaris tak diperlihatkan. Sebab itu, Chandrian menjelaskan perlu diskusi baru antara Tim Cagar Budaya dan PT Ciria Jasa serta Arsitek Budi Lim saat pembangunan Fase 2. "Kita duduk sama sama cari solusi. Intinya jangan sampai merusak," harapnya.
Arsitek Revitalisasi Kalibesar Kota Tua, Budi Liem mengakui bahwa pembangunan Fase 2 Kalibesar itu dihentikan sementara. Ia mengakui penghentian lantaran revitalisasi di sana dinilai merusak sejarah. "Saya tidak tahu alasan pastinya," kata Budi Liem beberapa hari lalu.
Pantauan KORAN SINDO, kondisi fase 2 Kalibesar nyaris tak terlihat adanya pembangunan. Di kawasan itu pembangunan dibiarkan terbengkalai. Seng-seng ditutup di Kalibesar sisi utara yang berlokasi tak jauh dari Jembatan Kota Intan.
Dari celah terbuka di dekat kota intan terlihat Kalibesar mengalami kekeringan. Air tak mengalir lantaran dibendung. Kondisi kali dipenuhi tanaman liar, kali mengalami pendangkalan.
Kondisini ini membuat Jembatan Kota Intan kian tak terawat. Jembatan yang menjadi saksi bisu perkembangan Batavia rusak parah. Jembatan tak bisa dibuka tutup karena pembangunan.
Kondisi pembangunan terbengkalai ini telah terjadi sejak 2 tahun lalu. "Terakhir saya ingat pas 2016 lalu," kata Ruslan (38), pedagang kopi di sekitaran Kalibesar.
Kepala UPK Kota Tua, Norviadi S. Husodo enggan mengomentari terkait berhentinya aktivitas pembangunan di Kalibesar. Ia hanya menjelaskan pembangunan di sana hanya terhenti sementara.
Sementara mengenai cerucuk di sana, Norvi mengakui beberapa waktu lalu sempat ditemukan di kawasan itu. Meski demikian Norvi memastikan bahwa temuan itu tak mengganggu aktivitas pembangunan. Malahan pihak pengembang tetap menjaga cerucuk itu.
Lurah Pinangsia Taman Sari, Ilham R. Agustian mengatakan, pembangunan Kalibesar akan menjadi ikon baru wisata di kawasan Kota Tua. Karena itu untuk menghidupkan fase 1 Kalibesar. Pompa penjernih akan dihidupkan.
"Saat ini, adanya perbaikkan-perbaikkan saluran pipa air yang katanya ada yang bocor, dan juga nunggu SPK (Surat Perintah Kerja) dari Pemprov," kata Ilham sembari menanggapi mangkraknya pembangunan Kalibesar.
Namun, dia menanggapi perbedaan mengenai antara perevitalisasian fase satu dan dua. Bagi di fase dua nantinya, akan dibangun mirip fase satu. Taman Apung akan terlihat di kawasan itu.
"Hanya saja, nanti akan dibuat bertahap seperti fase satu. Kondisinya sekarang masih tertutup seng dan belum ada kegiatan," tutup Ilham.
(mhd)