Proyek MRT Dilanjutkan, Dishub DKI Siapkan Rekayasa Lalu Lintas
A
A
A
JAKARTA - PT Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta kembali melanjutkan sejumlah pekerjaan setelah sempat terhenti lantaran ada Asian Games 2018. Oleh sebab itu, Dinas Perhubungan dan Transportasi (Dishubtrans) DKI Jakarta akan melakukan rekayasa lalu lintas selama pembanguna MRT berlangsung.Hal itu disampaikan oleh Kadishub DKI Jakarta, Andri Yansyah. Kata dia, pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan PT MRT.
"Pasti ada rekayasa. Karena itu kami masih menunggu surat dari MRT dulu, setelah rapat koordinasi," kata Andry menanggapi proyek MRT yang kembali dilanjutkan seteah Asian Games 2018 selesai, Rabu 5 September 2018.
Karena itu sebelum rekayasa lalin dilakukan, pihaknya akan menunggu pemaparan dari PT MRT. Dalam rapat itu, nantinya Dirlantas Polda Metro Jaya akan dilibatkan. "Intinya pembangunan nantinya jangan sampai terganggu dengan aktifitas masyarakat," tutupnya.Sementara itu, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan, pekerjaan itu dikerjakan di empat stasiun, yakni Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir dan Stasiun Setiabudi. Pekerjaan dimulai sejak 5 September 2018, pembangunan diharapkan selesai hingga Maret 2019.
"Setelah berakhirnya perhelatan Asian Games pada 2 September 2018, PT MRT Jakarta kembali melanjutkan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan," kata William dalam keterang tertulisnya.
Wiliam menerangkan, di sisi barat Stasiun Senayan, depan Ratu Plaza, kini masih ada area pekerjaan konstruksi. Pembangunan ini dinilai mengganggu pejalan kaki. Karena itu arus pejalan kaki kemudian dialihkan menggunakan trotoar yang telah dibangun.
Sedangkan di sisi Barat Stasiun Istora, pejalan kaki dapat menggunakan trotoar yang telah dibangun. Di sisi timur, depan Gedung Bursa Efek Indonesia, pekerjaan konstruksi masih terjadi, karena itu jalur sementara khusus pejalan kaki telah dibuat di depan Gedung BEI.
"Lajur jalan kendaraan tidak berkurang, empat lajur kendaraan bermotor dan satu lajur busway Transjakarta," kata William.
Sementara sisi Barat Stasiun Bendungan Hilir, depan Wisma Sudirman dan Intiland, pejalan kaki dapat menggunakan trotoar yang telah dibangun. Sedangkan di sisi timur, depan Gedung Sampoerna Strategic masih ada pekerjaan konstruksi.
"Akan disediakan jalur sementara khusus pejalan kaki di depan Gedung Sampoerna Strategic. Sedangkan di depan Gedung World Trade Center, pejalan kaki dapat menggunakan trotoar telah dibangun," jelasnya.
Semua pekerjaan sempat tertunda itu, Wiliam mengatakan pekerjaan dimulai sejak 5 September 2018, pembangunan diharapkan selesai hingga Maret 2019. Karena itu agar tidak terganggun rekayasa lalin akan dilakukan di koridor jalan sudirman.
"Koordinasi intensif akan dilakukan dengan instansi terkait pada saat penerapan rekayasa lalu lintas di koridor Jalan Sudirman," ucapnya.
Direktur Kontruksi MRT, Silvia Halim mengatakan pembangunan MRT tengah memasuki tahap finishing. Ujicoba berkala dilakukan sebelum nantinya pertama kali beroperasi pada Maret 2019 mendatang.
Sedangkan terkait progresnya, Silvia mengatakan proyek hingga awal Agustus 2018 lalu. Pembangunan sudah mencapai 95,33%. Dengan rincian 93,41% untuk pembanguna depo dan seksi elevated atau layang, dan 97,26% untuk bawah tanah. "Bisa dibilang ini tinggal finishing saja," tetapnya sembari menjelaskan uji coba rangkaian tengah dikerjakan.
Kadishub DKI Jakarta, Andri Yansyah memastikan rekayasa lalu lintas akan diberlakukan pihaknya dalam pembangunan MRT. Karena itu pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan PT MRT.
"Pasti ada rekayasa. Karena itu kami masih menunggu surat dari MRT dulu, setelah rapat koordinasi," kata Andry menanggapi proyek MRT.
Karena itu sebelum rekayasa lalin dilakukan, pihaknya akan menunggu pemaparan dari PT MRT. Dalam rapat itu, nantinya Dirlantas Polda Metro Jaya akan dilibatkan. "Intinya pembangunan nantinya jangan sampai terganggu dengan aktifitas masyarakat," tutupnya.
"Pasti ada rekayasa. Karena itu kami masih menunggu surat dari MRT dulu, setelah rapat koordinasi," kata Andry menanggapi proyek MRT yang kembali dilanjutkan seteah Asian Games 2018 selesai, Rabu 5 September 2018.
Karena itu sebelum rekayasa lalin dilakukan, pihaknya akan menunggu pemaparan dari PT MRT. Dalam rapat itu, nantinya Dirlantas Polda Metro Jaya akan dilibatkan. "Intinya pembangunan nantinya jangan sampai terganggu dengan aktifitas masyarakat," tutupnya.Sementara itu, Direktur Utama MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan, pekerjaan itu dikerjakan di empat stasiun, yakni Stasiun Senayan, Stasiun Istora, Stasiun Bendungan Hilir dan Stasiun Setiabudi. Pekerjaan dimulai sejak 5 September 2018, pembangunan diharapkan selesai hingga Maret 2019.
"Setelah berakhirnya perhelatan Asian Games pada 2 September 2018, PT MRT Jakarta kembali melanjutkan beberapa pekerjaan yang harus diselesaikan," kata William dalam keterang tertulisnya.
Wiliam menerangkan, di sisi barat Stasiun Senayan, depan Ratu Plaza, kini masih ada area pekerjaan konstruksi. Pembangunan ini dinilai mengganggu pejalan kaki. Karena itu arus pejalan kaki kemudian dialihkan menggunakan trotoar yang telah dibangun.
Sedangkan di sisi Barat Stasiun Istora, pejalan kaki dapat menggunakan trotoar yang telah dibangun. Di sisi timur, depan Gedung Bursa Efek Indonesia, pekerjaan konstruksi masih terjadi, karena itu jalur sementara khusus pejalan kaki telah dibuat di depan Gedung BEI.
"Lajur jalan kendaraan tidak berkurang, empat lajur kendaraan bermotor dan satu lajur busway Transjakarta," kata William.
Sementara sisi Barat Stasiun Bendungan Hilir, depan Wisma Sudirman dan Intiland, pejalan kaki dapat menggunakan trotoar yang telah dibangun. Sedangkan di sisi timur, depan Gedung Sampoerna Strategic masih ada pekerjaan konstruksi.
"Akan disediakan jalur sementara khusus pejalan kaki di depan Gedung Sampoerna Strategic. Sedangkan di depan Gedung World Trade Center, pejalan kaki dapat menggunakan trotoar telah dibangun," jelasnya.
Semua pekerjaan sempat tertunda itu, Wiliam mengatakan pekerjaan dimulai sejak 5 September 2018, pembangunan diharapkan selesai hingga Maret 2019. Karena itu agar tidak terganggun rekayasa lalin akan dilakukan di koridor jalan sudirman.
"Koordinasi intensif akan dilakukan dengan instansi terkait pada saat penerapan rekayasa lalu lintas di koridor Jalan Sudirman," ucapnya.
Direktur Kontruksi MRT, Silvia Halim mengatakan pembangunan MRT tengah memasuki tahap finishing. Ujicoba berkala dilakukan sebelum nantinya pertama kali beroperasi pada Maret 2019 mendatang.
Sedangkan terkait progresnya, Silvia mengatakan proyek hingga awal Agustus 2018 lalu. Pembangunan sudah mencapai 95,33%. Dengan rincian 93,41% untuk pembanguna depo dan seksi elevated atau layang, dan 97,26% untuk bawah tanah. "Bisa dibilang ini tinggal finishing saja," tetapnya sembari menjelaskan uji coba rangkaian tengah dikerjakan.
Kadishub DKI Jakarta, Andri Yansyah memastikan rekayasa lalu lintas akan diberlakukan pihaknya dalam pembangunan MRT. Karena itu pihaknya dalam waktu dekat akan berkoordinasi dengan PT MRT.
"Pasti ada rekayasa. Karena itu kami masih menunggu surat dari MRT dulu, setelah rapat koordinasi," kata Andry menanggapi proyek MRT.
Karena itu sebelum rekayasa lalin dilakukan, pihaknya akan menunggu pemaparan dari PT MRT. Dalam rapat itu, nantinya Dirlantas Polda Metro Jaya akan dilibatkan. "Intinya pembangunan nantinya jangan sampai terganggu dengan aktifitas masyarakat," tutupnya.
(mhd)