Tarif Sewa Naik, Ini Curhatan Warga Penghuni Rusun Jatirawasari

Rabu, 15 Agustus 2018 - 01:30 WIB
Tarif Sewa Naik, Ini Curhatan Warga Penghuni Rusun Jatirawasari
Tarif Sewa Naik, Ini Curhatan Warga Penghuni Rusun Jatirawasari
A A A
JAKARTA - Naiknya tarif rusun dikeluhkan oleh sejumlah warga di Rusunawa Jatirawasari, Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Mereka beralasan pendapatan warga belakangan ini tak menentu sehingga sangat memberatkan.

Rosita (43) penghuni Blok B lantai lima menyatakan keberatan meski harus menambah biaya sewa Rp31.200 per bulan. Pendapatan suami sebagai supir taksi on line tidak menentu sehingga sangat memberatkan.

“Keberatan lah. Suami saya kan cuma supir. Dia tidak ada gaji. Mobil juga kena ganjil-genap jadi daripada denda sampai gope (Rp500 ribu) mending enggak narik sekalian,” kata Rosita ditemui di kediamannya, Selasa (14/8/2018).

Harga sewa unit rusun yang ditempati Rosita terbilang yang paling murah di Rusun yang dibangun 2007 lalu, hal ini karena berada di lantai lima. Sementara harga paling mahal ada di lantai satu.

Setiap bulan ia membayar Rp222.000 untuk biaya sewa. Dan setelah terbitnya Pergub No 55 Tahun 2018 tentang Penyesuaian Tarif Retribusi Pelayanan Perumahan, Rosita harus membayar Rp253.200 setiap bulan per Oktober 2018 mendatang.

Rosita tinggal di unit rusun tipe 30 bersama suami dan tiga anaknya yang masih sekolah. Meski kenaikan tidak sampai Rp50 ribu, ada banyak kebutuhan keluarga yang harus dipenuhi tiap hari. Ia menagih janji Gubernur DKI Anies Baswedan yang berjanji akan memudahkan hidup warga Jakarta.

“Katanya janji mau gratis. Malah kata dia pas saya kena gusuran yang dapat rusun bakal gratis. Waktu di Kebon Manggis 1 saya pernah bilang ke Pak Anies Bapak boleh jadi gubernur tapi jangan menyusahkan rakyat. Pak Anies jawab tidak akan menyusahkan rakyat,” beber Rosita.

Rosita merupakan satu dari 7 warga relokasi yang tinggal di Rusun Jatirawasari. Rosita dan keluarga pindah ke rusun lantaran rumahnya berada di pinggir kali Ciliwung kawasan Kebon Manggis, Matraman, Jakarta Timur digusur.

Hal sama diungkapkan Tina (17) penghuni rusun tipe 21 lantai 4 Blok B. Ia mengaku keberatan bila biaya rusun dinaikkan. Pasalnya, sang ayah yang bekerja sebagai petugas prasarana dan sarana umum (PPSU) berpenghasilan kecil. Sementara, masih ada adik yang masih sekolah SMP.

“Keberatan lah. Bapak kan gajinya cuma sedikit. Sedangkan pengeluaran banyak. Walaupun naiknya Cuma Rp30 ribu kan lumayan juga buat beli lauk,” kata Tina.

Seperti Rosita, Tinia merupakan satu dari 7 warga relokasi yang tinggal di Rusun Jatirawasari. “Biaya waktu tinggal di sono kan gratis, di sini bayar,” ujar Tina.

Ditempat sama, seorang Nenek, Amir (65) merasa tidak mampu bila harus membayar rusunawa lebih mahal. Pasalnya, suaminya yang dulu bekerja sebagai pelaut tidak bekerja lagi sejak jatuh sakit di tahun 2014. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya, ia memasak dan menjual makanan bagi warga rusun.

“Kalau bisa, kami menghendaki harga murah. Apalagi kita kan lansia dua duanya tidak ada pemasukan. Suami saya tidak ada uang pensiun,” ujarnya.

Sebelumnya Suaminya sakit, Amir tinggal di lantai 4 Rusun dengan harga lebih murah. Tapi kini dirinya memutuskan untuk pindah ke lantai 1 untuk memudahkan akses ia dan suami. Konsekuensinya, harga unit di lantai 1 jauh lebih mahal ketimbang lantai 4 dan 5.

“Sebulan itu saya bisa keluar duit sekitar Rp700 ribu sudah sama air dan listrik untuk bayar rusun. Pengeluaran itu tergantung penggunaan sih,” keluhnya.

Per Oktober nanti, Amir harus mengeluarkan uang lebih banyak untuk biaya tarif. Sebab merujuk dari pergub, Tipe Unit 30 yang ditempati Amir menjadi Rp705.600 per bulan. Ditambah Listrik dan Air, Amir harus mengeluarkan uang Rp1 juta perbulan.

Amir merupakan generasi pertama penghuni rusun Jatirawasari. Ia dan suami menghuni rusun sejak rusun pertama kali dibangun oleh PT Sarana Jaya Pembangunan pada tahun 1997.
Baru pada 2007 rusun direvitalisasi dibangun lima lantai dengan dua blok, Blok A dan B. Sebelumnya, ada 4 blok namun hanya terdiri dari dua lantai dengan jumlah penghuni 40 orang. “Anak-anak sudah pada jauh ada yang di Ciledug sama Surabaya. Suami saya tidak dapat pensiun,” katanya.

Rusun Jatirawasari hanya terdiri dari Blok A dan Blok B. Masing-masing blok terdiri dari lima lantai. Seluruh blok terisi oleh 180 warga dengan 7 warga relokasi.

Bila dibandingkan dengan rusun lainnya, rusun Jatirawasari termasuk bersih dan rapi. Bus feeder TransJakarta pun disediakan di depan rusun.
(ysw)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5575 seconds (0.1#10.140)