Silet Wajah Polisi, Dua Perampok RPH Karawaci Ditembak Mati
A
A
A
TANGERANG - Kurang dari 24 jam, pelaku perampokan RPH Karawaci, di Jalan Taman Cisadane, Panunggangan Barat, Cibodas, Kota Tangerang, ditangkap. Dua dari tujuh pelaku perampokan ditembak mati lantaran menyilet wajah petugas kepolisian.
Kapolresto Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, kedua pelaku yang ditembak mati Sobri dan Zamawi karena melakukan anggota polisi menggunakan senjata tajam.
"Sobri melukai anggota kami dengan pisau cutter, dan golok. Sedang Zamawi yang membawa pistol," kata Harry di lokasi perampokan, Jumat (10/8/2018).
Harry menerangkan, Sobri dan Zamawi masuk ke dalam RPH, sekira pukul 01.45 WIB. Di luar gedung, dua orang temannya yang menyaru sebagai driver ojek online sudah menunggu, lengkap dengan helm ojolnya. "Mereka masuk melalui tembok belakang RPH dari pabrik es batu, dan langsung membobol plafon kamar mandi yang ada di lantai dua ke ruang karyawan," terangnya.
Dari ruangan karyawan itu, kedua rampok berpistol dan bersenjata tajam ini langsung menuju ruang menyimpan uang. Sekira pukul 03.00 WIB, karyawan kasir datang ke ruangan dan langsung disekap.
Saat karyawan bernama Sutikno itu masuk membawa tas berisi uang hasil penjualan potong sapi sebesar Rp700 juta, kedua pelaku langsung menyekapnya dengan menggunakan slayer.
Setelah berhasil melumpuhkan karyawan, kedua pelaku kabur dengan dari tempat pertama kali mereka masuk ke dalam gedung RPH itu, dari plafon kamar mandi. "Saat kedua pelaku jalan di atap gedung RPH, keduanya terpergok oleh saksi Yunus dan sempat diteriaki. Namun, keduanya berhasil meloloskan diri dengan motor yang sudah menunggunya," sambungnya.
Kapolsek Batu Ceper Kompol Hidayat Iwan menambahkan, dari keterangan saksi di lokasi kejadian dan rekaman CCTV, ada warga yang mengenali motor pelaku. "Petugas lalu mengarah ke sebuah rumah kontrakan di Poris Gaga, Batu Ceper. Di rumah itu, petugas berhasil menangkap empat orang pelaku, terdiri dari Aris, Mardan, Rohman, dan Lili," ungkap Iwan.
Dari rumah kontrakan itu, polisi berhasil mengamankan tas berisi uang tunai Rp700 juta dan satu motor yang digunakan kedua pelaku melarikan diri saat perampokan. "Berdasarkan keterangan para pelaku itu lah, terungkap bahwa pelaku utama perampokan itu adalah Sobri dan Zamawi. Saat kontakan itu digerebek, keduanya sedang pergi dengan motor," paparnya.
Menurut keterangan para tersangka, kedua pelaku bisa menembus masuk ke RPH itu karena mendapat informasi mengenai lokasi RPH dari satpam RPH Firmansyah."Saat dilakukan penangkapan, Firman berusaha kabur dan diberikan tembakan peringatan. Namun, pelaku tidak menggubris. Akhirnya, diberikan tembakan terukur dan mengenai betis," jelasnya.
Tidak berselang lama, Sobri dan Zamawi berhasil ditemukan. Ternyata, keduanya hendak merampok ke lokasi lain. Anggota Resmob Polresto Tangerang Kota Ipda Jayadi, berhasil membuntuti keduanya.( Baca: Sekap Karyawan, Rampok Berpistol Gasak Rp1 Miliar dari Brankas RPH Karawaci )
"Saat pelaku sedang berboncengan, Ipda Jayadi melakukan penghadangan dan berusaha menangkap. Tetapi keduanya melawan, bahkan menyerang," paparnya.
Seorang pelaku langsung mengambil pisau cutter dan menyabet ke wajah Ipda Jayadi dan mengenai pelipisnya. Saat yang sama, pelaku mencabut golok dan hendak membacok kepala Ipda Jayadi.
"Pada saat itulah, pelaku Sobri ditembak pada bagian dada. Pelaku lainnya, Zamawi juga ditembak di bagian dada. Jenazah keduanya ada di kamar mayat," paparnya.
Sementara itu, Firman, satpam RPH mengatakan, mengenal Zamawi sejak dua tahun lalu. Karena desakan ekonomi, maka direncanakanlah aksi perampokan itu bersama pelaku lainnya."Saya terpaksa, karena selama 7 tahun tinggal mengontrak dengan istri dan ingin membelikannya rumah. Saya dijanjikan dapat Rp100 juta oleh Zamawi," jelasnya.
Namun, hingga dirinya tertangkap, uang Rp100 juta yang dijanjikan tersebut masih belum ditangannya. Dengan wajah tertunduk, Firman yang masih pincang selanjutnya dijebloskan ke dalam penjara.
Terpisah, Dadang, salah seorang pegawai RPH Karawaci mengatakan, dirinya tidak menyangka jika Firman, satpam RPH yang dikenal baik itu pelaku perampokannya. "Firman kerja belum lama, baru setahun. Bagus ditembak. Hukum harus ditegakkan. Saat kejadian perampokan, dia sedang tugas di pabrik bakso. Sedang shift malam. Orangnya si baik," ucapnya.
Kapolresto Tangerang Kota Kombes Pol Harry Kurniawan mengatakan, kedua pelaku yang ditembak mati Sobri dan Zamawi karena melakukan anggota polisi menggunakan senjata tajam.
"Sobri melukai anggota kami dengan pisau cutter, dan golok. Sedang Zamawi yang membawa pistol," kata Harry di lokasi perampokan, Jumat (10/8/2018).
Harry menerangkan, Sobri dan Zamawi masuk ke dalam RPH, sekira pukul 01.45 WIB. Di luar gedung, dua orang temannya yang menyaru sebagai driver ojek online sudah menunggu, lengkap dengan helm ojolnya. "Mereka masuk melalui tembok belakang RPH dari pabrik es batu, dan langsung membobol plafon kamar mandi yang ada di lantai dua ke ruang karyawan," terangnya.
Dari ruangan karyawan itu, kedua rampok berpistol dan bersenjata tajam ini langsung menuju ruang menyimpan uang. Sekira pukul 03.00 WIB, karyawan kasir datang ke ruangan dan langsung disekap.
Saat karyawan bernama Sutikno itu masuk membawa tas berisi uang hasil penjualan potong sapi sebesar Rp700 juta, kedua pelaku langsung menyekapnya dengan menggunakan slayer.
Setelah berhasil melumpuhkan karyawan, kedua pelaku kabur dengan dari tempat pertama kali mereka masuk ke dalam gedung RPH itu, dari plafon kamar mandi. "Saat kedua pelaku jalan di atap gedung RPH, keduanya terpergok oleh saksi Yunus dan sempat diteriaki. Namun, keduanya berhasil meloloskan diri dengan motor yang sudah menunggunya," sambungnya.
Kapolsek Batu Ceper Kompol Hidayat Iwan menambahkan, dari keterangan saksi di lokasi kejadian dan rekaman CCTV, ada warga yang mengenali motor pelaku. "Petugas lalu mengarah ke sebuah rumah kontrakan di Poris Gaga, Batu Ceper. Di rumah itu, petugas berhasil menangkap empat orang pelaku, terdiri dari Aris, Mardan, Rohman, dan Lili," ungkap Iwan.
Dari rumah kontrakan itu, polisi berhasil mengamankan tas berisi uang tunai Rp700 juta dan satu motor yang digunakan kedua pelaku melarikan diri saat perampokan. "Berdasarkan keterangan para pelaku itu lah, terungkap bahwa pelaku utama perampokan itu adalah Sobri dan Zamawi. Saat kontakan itu digerebek, keduanya sedang pergi dengan motor," paparnya.
Menurut keterangan para tersangka, kedua pelaku bisa menembus masuk ke RPH itu karena mendapat informasi mengenai lokasi RPH dari satpam RPH Firmansyah."Saat dilakukan penangkapan, Firman berusaha kabur dan diberikan tembakan peringatan. Namun, pelaku tidak menggubris. Akhirnya, diberikan tembakan terukur dan mengenai betis," jelasnya.
Tidak berselang lama, Sobri dan Zamawi berhasil ditemukan. Ternyata, keduanya hendak merampok ke lokasi lain. Anggota Resmob Polresto Tangerang Kota Ipda Jayadi, berhasil membuntuti keduanya.( Baca: Sekap Karyawan, Rampok Berpistol Gasak Rp1 Miliar dari Brankas RPH Karawaci )
"Saat pelaku sedang berboncengan, Ipda Jayadi melakukan penghadangan dan berusaha menangkap. Tetapi keduanya melawan, bahkan menyerang," paparnya.
Seorang pelaku langsung mengambil pisau cutter dan menyabet ke wajah Ipda Jayadi dan mengenai pelipisnya. Saat yang sama, pelaku mencabut golok dan hendak membacok kepala Ipda Jayadi.
"Pada saat itulah, pelaku Sobri ditembak pada bagian dada. Pelaku lainnya, Zamawi juga ditembak di bagian dada. Jenazah keduanya ada di kamar mayat," paparnya.
Sementara itu, Firman, satpam RPH mengatakan, mengenal Zamawi sejak dua tahun lalu. Karena desakan ekonomi, maka direncanakanlah aksi perampokan itu bersama pelaku lainnya."Saya terpaksa, karena selama 7 tahun tinggal mengontrak dengan istri dan ingin membelikannya rumah. Saya dijanjikan dapat Rp100 juta oleh Zamawi," jelasnya.
Namun, hingga dirinya tertangkap, uang Rp100 juta yang dijanjikan tersebut masih belum ditangannya. Dengan wajah tertunduk, Firman yang masih pincang selanjutnya dijebloskan ke dalam penjara.
Terpisah, Dadang, salah seorang pegawai RPH Karawaci mengatakan, dirinya tidak menyangka jika Firman, satpam RPH yang dikenal baik itu pelaku perampokannya. "Firman kerja belum lama, baru setahun. Bagus ditembak. Hukum harus ditegakkan. Saat kejadian perampokan, dia sedang tugas di pabrik bakso. Sedang shift malam. Orangnya si baik," ucapnya.
(whb)